Devil's Fruit (21+)

Bergabungnya Seseorang di Perjalanan



Bergabungnya Seseorang di Perjalanan

0Fruit 1522: Bergabungnya Seseorang di Perjalanan     
0

Betapa terkejutnya dia ketika membuka mata, dia sudah tidak melihat Jovano di sampingnya. Dia berada di tempat yang tidak dia ketahui di mana gerangan.     

Yang dia lihat di sekitarnya hanyalah ruangan gelap dengan pendaran cahaya aneh dari tabung-tabung kaca besar di beberapa tempat.     

Hal paling mengagetkan dia adalah, dia digerayangi banyak tentakel dari sesosok monster yang mirip gurita raksasa.     

Malahan, dia merasakan dirinya dilecehkan oleh tentakel itu karena beberapa tentakel memasuki dirinya di tempat-tempat yang hanya boleh dijamah suaminya saja.     

Serafima berontak, berusaha menendang tabung kaca yang mengurungnya, berusaha mengeluarkan tentakel pada liang khusus dirinya.      

Namun, semakin dia memberontak, semakin kuat sodokan yang diberikan tentakel itu pada mulut, lubang kewanitaan dan bahkan lubang pembuangan dia.      

Kedua tangan dan kaki dibentang paksa oleh tentakel-tentakel itu.      

"Ngrrhhh! Hrrgghh!" Serafima diperkosa dengan buruk oleh belasan tentakel milik monster gurita. Dia berharap dia mati saja daripada merasakan hal sepahit ini.     

"Nrrghhhh!" Tubuh Serafima menegang dengan keras ketika mendadak saja tentakel itu mengalirkan energi petir ke dalam dirinya.     

Dia disetrum selama berhari-hari setelah itu sampai berada di fase hidup dan mati, sadar dan pingsan. Pikirannya hanya melayang pada Jovano, batinnya berteriak memanggil nama suaminya.     

"Hah!" Jovano terbangun di pagi harinya setelah dia selesai melakukan malam panas dengan Shona untuk kesekian harinya.     

"Kenapa, Jo?" Shona ikut terbangun di sampingnya.     

"Ohh, enghh … tidak, tidak apa-apa. Hanya terkejut saja." Jovano memaksakan senyumnya muncul agar istri keduanya tidak khawatir.     

Jovano masih teringat akan mimpi anehnya, dimana di dalam mimpi itu, dia melihat Serafima seperti hendak berlari ke arahnya tapi ditahan oleh sesuatu yang terus menarik Serafima ke belakang. Jovano berusaha meraih dan berlari, tapi sia-sia, karena Serafima sudah terus ditarik oleh sesuatu yang dia tidak ketahui apa itu.     

Di mimpinya, Jovano hanya melihat ruangan gelap dengan cahaya minim. Lalu mendengar Serafima memanggil dirinya usai nephilim itu ditarik menghilang oleh sesuatu, terdengar dari berbagai arah, Serafima menjerit keras-keras menyeru namanya.     

Saat itulah Jovano akhirnya terbangun sambil peluh melingkupi tubuhnya dan tak paham, apa arti mimpinya. Apakah Serafima mendapatkan perlakuan buruk di tempatnya disekap?     

-0—00—0-     

"Rasanya tak sabar ingin lekas menjelajah ke wilayah lainnya." Zivena memasukkan koper ala kadar dia ke bagasi mobil.     

"Apakah kopermu sudah masuk, sayank?" Jovano bertanya ke Shona.     

"Sudah, itu yang berwarna biru." Shona menunjuk ke koper besar warna biru langit yang tertimbun koper lainnya di bagasi.     

"Baiklah." Jovano memutuskan membeli mobil pribadi saja selama dia berada di Indonesia. Dia tidak ingin melibatkan lagi Pak Aan dalam perjalanan misinya.     

Kalaupun nantinya ada serangan untuk kelompoknya, Jovano bisa mengatasinya tanpa khawatir mengenai Pak Aan.     

Setelah semua barang bawaan dimasukkan ke bagasi, semua orang mulai naik ke mobil. Jovano sebagai pengemudi dengan Shona di sampingnya di kursi navigasi.     

Sementara itu, kabin tengah diisi Zivena, Gavin, dan Louv. Sebenarnya Vargana ingin ikut petualangan Jovano, tapi mengingat bahwa suaminya masih sering kesal jika melihat Jovano bersama Shona, maka dia terpaksa mengurungkan niatnya.     

Di tengah perjalanan, terdengar suara Voindra di anting komunikasi Jovano. "Jo, bolehkah aku ikut kalian? Aku bosan karena hidupku terlalu lurus dan baik-baik saja di Jepang."     

"Ha ha ha!" Jovano tertawa mendengar keluhan Voindra. "Kau yakin?" tanya Jovano. "Di sini ada Gavin dan selirnya." Jovano sembari melirik sebentar ke belakang.     

Gavin dan yang lainnya mendengar juga apa yang dibicarakan Voindra dan Jovano. Gavin jadi canggung sendiri mengingat dulu Voindra menyukainya namun tidak dia gubris karena saat itu dia terlalu terpesona akan Ivy.     

"Aku sudah tidak peduli padanya, Jo! Aku justru bosan karena lelaki di sini terlalu membosankan. Siapa tahu lelaki di sana lebih menantang untuk ditaklukkan. Ayolah …." Voindra menyiratkan bahwa dia sudah mempunyai pengalaman berbau kedewasaan selama Tim Blanche tidak memiliki kegiatan apapun secara bersama.     

"Kak Voi! Kemarilah, Kak! Temani aku! Aku jengah di tengah orang-orang yang sibuk berciuman dan meraba-raba!" Zivena segera berseru.     

"Ha ha ha! Poor Zizi … nanti aku ajarkan merayu lelaki, bagaimana?" Voindra malah menawarkan itu.     

"Tidak mau! Semua lelaki menjijikkan, menjengkelkan, bisanya pegang sana dan sini seenaknya saja!" Zivena menjadikan ini sebagai ajang berkeluh kesah.     

Voindra tertawa keras di sana. "Apa kau sudah memiliki pengalaman itu, dipegang sana dan sini oleh lelaki, Zi?" goda Voindra.     

"Mana mungkin aku beri mereka kesempatan itu! Mereka harus mati kalau berani melakukan itu padaku, Kak Voi!"     

"Lalu, kamu melihat siapa yang kerap pegang sana dan sini itu, Zi?"     

"Siapa lagi kalau bukan si jelek Gavin!" Zivena tak sungkan menoleh ke Gavin di sudut lain kabin tengah.     

Sekali lagi Voindra tertawa keras. "Jo, ayolah, bawa aku juga! Aku sudah menjadi jauh lebih kuat dari sebelumnya, loh! Kau melihat sendiri bagaimana aksiku saat membantumu di perkemahan itu, kan?"     

Maka, dengan hitungan beberapa detik saja, Voindra sudah ada di kabin belakang mobil Jovano. "Halo."     

"Kak Voi!" Zivena segera pindah ke sebelah Voindra di kabin belakang. Mereka langsung berceloteh ini dan itu, banyak hal. Sementara, Gavin meringis saat ditatap Louv.     

Voindra merupakan keturunan succubus dan incubus, sudah tentu dia kini terlihat sangat cantik. Ini cukup membuat Louv menjadi waspada, khawatir bila Gavin akan macam-macam pada Voindra nantinya.     

Mobil melaju terus hingga ke sebuah kota besar di Jawa Tengah, Semarang.     

"Ayo kita mencari hotel dulu. Meski kita bisa mengabaikan tidur, tapi kuakui tidur itu nikmat." Jovano berkata sambil mulai membuka peta pada gawainya untuk mencari mana hotel paling bagus di kota itu.     

Memang benar, iblis adalah makhluk kuat yang tidak membutuhkan tidur atau semacamnya, namun tidak ada salahnya jika mereka melakukan apa yang biasa dilakukan manusia.     

Itu kehendak bebas masing-masing.     

Akhirnya, Jovano menemukan hotel yang dia anggap paling bagus di Semarang. Dia sengaja memilih yang ada di daerah kota atas.     

"Malam ini, kalian semua bisa istirahat dan melakukan apapun yang kalian mau asalkan tidak berbahaya." Demikian Jovano berpesan pada kelompoknya.     

Jovano dan Shona tentu menempati 1 kamar, demikian pula dengan Gavin-Louv dan Zivena-Voindra.     

Pada malam setelah mereka masuk ke kamar masing-masing, Voindra berkata ke Zivena, "Hei, Zizi, bagaimana kalau kita jalan-jalan ke pusat kota? Pasti di sana ada banyak orang yang bisa kita tolong."     

Karena mendengar kalimat bujukan Voindra, Zivena setuju. Mereka turun ke kota bawah sebagai pusat Semarang menggunakan tubuh transparan dan kemudian berganti menjadi tubuh solid di tempat tak terlihat mata manusia.     

Zivena heran dengan tampilan Voindra saat ini. "Kenapa kau memakai baju minim seperti itu, Kak Voi?"     

"Ini untuk pelengkap misi kemanusiaan kita! Ayo!" Voindra menarik tangan Zivena dan menyetop taksi. Lalu, Voindra berkata ke sopir taksinya, "Pak, bawa kami ke kelab malam terkenal dan terkeren di kota ini!"     

Mata Zivena mendelik seketika.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.