Devil's Fruit (21+)

Dipisah ke Timur dan Barat



Dipisah ke Timur dan Barat

0Fruit 1518: Dipisah ke Timur dan Barat     
0

Jovano baru saja hendak menembakkan api hitam istimewa dia kepada iblis penghalang yang ditengarai merupakan golongan raja, ketika dia mendapatkan telepati dari Zivena yang berteriak panik, ""Kakak! Tubuh Sera diambil!"      

Jovano membeku di tempatnya. Dia sama sekali tidak menyangka ini akan terjadi begitu mendadak.     

Segera, Jovano berbalik arah dan meninggalkan tempat itu, meninggalkan raja iblis di belakangnya.     

Raja iblis itu tertawa terbahak-bahak. Suaranya menggelegar dan pastinya menakutkan bagi makhluk astral yang ada di sana.     

Jovano melesat secepat cahaya kembali ke hotel. Cukup kisaran 2 detik saja melakukan itu dengan kekuatan penuh.     

Sesampainya di sana, dia bertanya panik, "Bagaimana bisa terjadi seperti itu?" tanyanya pada Zivena dan Shona yang masih panik.     

Tapi, setelah dia melihat ternyata Shona terluka dalam, dia bergegas mendekat ke istri keduanya, bertanya, "Sho, kau baik-baik saja? Bagaimana lukamu?"     

"Aku … aku sudah mendingan, Jo. Aku hanya luka dalam saja." Shona terus mengalirkan energi healing dia ke bagian perut yang dipukul lawan tadi.     

"Ini tadi … bagaimana kronologinya?" Jovano menoleh ke adiknya.     

"Tadi aku dan kak Sho baru saja bercerita sambil mengira serta menduga bagaimana bisa kak Sera mengalami seperti itu. Ketika tiba-tiba saja kami ditembak dengan energi supernatural sampai menghempas tembok." Zivena menunjuk ke arah dinding di kamarnya yang sudah berlubang cukup besar.     

"Ada apa, Zizi?" Dari arah lain, muncul Gavin dan Louv dari ruang kosong. Melihat dinding berlubang di sana, Gavin menggunakan kekuatan bumi dia untuk memperbaikinya agar tidak menimbulkan kegemparan pegawai hotel nantinya.     

"Sebentar, aku butuh arah mana tubuh Sera dibawa!" Jovano memilih untuk mengetahui itu saja ketimbang bertanya mengenai kronologi.     

"Dia dibawa ke arah sana, Kak!" Telunjuk Zivena mengarah ke arah timur.     

Jovano lemas seketika. Jiwa Serafima dibawa ke arah barat, sedangkan tubuhnya diculik ke arah timur. Bukankah itu arah berlawanan? Kalau begitu, artinya penculik itu ingin membuat Jovano dilema hendak memilih arah mana.     

"Hrrghh!" Jovano bangun dan siap mengejar ke timur saja, pasti belum jauh.     

"Aku akan ke barat kalau begitu!" Zivena menyediakan diri untuk berbagi pelacakan dengan kakaknya.     

Mereka mengangguk bersama dan kemudian lekas menghilang. Kali ini, Jovano dan Zivena menggunakan tubuh fisik mereka yang diubah menjadi tubuh transparan. Sepertinya sangat berbahaya jika meninggalkan tubuh tanpa jiwa penuh saat ini.     

Tepat ketika Jovano dan Zivena pergi ke arah berbeda, pintu kamar diketuk dari luar. "Permisi, Bapak dan Ibu, bolehkah kami masuk?"     

Shona, Gavin, dan Louv saling berpandangan. Apakah ini gara-gara dinding yang terhantam tubuh Shona tadi sehingga bunyinya terdengar sampai ke ruang sebelah dan dilaporkan ke petugas hotel?     

Ketika Shona membuka pintu, benar seperti dugaannya, petugas kamar hanya ingin memastikan keadaan penghuni kamar baik-baik saja. Setelah melihat Shona tak ada masalah berarti, maka petugas itupun mohon pamit keluar dari sana.     

Di lain tempat, Jovano benar-benar kehilangan jejak. Arah timur yang dia kejar sama sekali tidak memberikan aroma tubuh Serafima. Meski sempat ada aroma tertinggal, namun itu terhenti begitu saja di kilometer 58 dari hotel.     

Setelahnya, dia sama sekali tidak bisa merasakan sedikitpun aroma tubuh istrinya. Seakan itu sudah dihapus.      

"Kak?" Zivena menghubungi Jovano melalui telepati.     

Ohh! Jovano terlupa bahwa di arah barat sana, ada raja iblis yang tadi menghadangnya. Bergegas dengan kekuatan penuh, Jovano kembali ke titik dimana dia bertemu raja iblis.     

Namun ketika tiba di sana, Jovano hanya menemukan adiknya saja, melayang dengan tubuh transparannya di udara.     

"Zizi. Maafkan aku, aku lupa kalau sebelumnya di sini ada raja iblis menghadang aku. Apakah kau bertemu dia?" Jovano mendekat ke adiknya sambil memeriksa apakah Zivena terluka atau tidak.     

"Aku tidak bertemu siapapun di sini. Aroma jiwa kak Sera terputus di sini dan tidak terdeteksi lagi olehku." Zivena berkata menjelaskan.     

Meski lega adiknya tidak bertemu raja iblis yang tadi, namun dia sedih karena mendengar aroma jiwa istri pertamanya sudah lenyap di tempat ini.     

Akhirnya, keduanya pun memutuskan untuk kembali dulu ke hotel sambil memikirkan masalah ini dengan lebih tenang dan kepala dingin. Siapa tahu nanti menemukan analisis tak terduga.     

Setibanya di hotel, Jovano melihat Shona sudah berhasil menyembuhkan dirinya.     

"Kali ini, aku ingin dengar, bagaimana kronologi kejadiannya." Jovano sekarang sudah siap mendengar ceritanya, berharap dari cerita yang dia dapat, dia menemukan petunjuk, dan siapa tahu akan bisa mengambil langkah tepat.     

"Jadi begini, Jo …." Shona yang akan menceritakan detil kejadiannya. "Tadi aku dan Zizi sedang berbincang mengenai masalah sis Sera. Ketika tiba-tiba saja ada serangan dadakan kepada aku dan Zizi. Aku didorong sampai menghantam tembok, sedangkan Zizi, dia seperti dibekukan sampai tak bisa bergerak."     

"Iya, Kak Jo, aku dibuat tak bisa bergerak sama sekali dan itu sangat kuat sampai aku seperti sedang diremas dan dicekik tangan besar." Zivena menyampaikan apa yang menimpa dirinya.     

"Lalu, mendadak saja tubuh sis Sera direnggut cepat dan melesat menghilang ke arah timur sebelum kami sempat bangun dan pulih dari rasa terkejut akibat serangan dadakan seperti itu." Shona menutup ceritanya dengan wajah sedih dan suara lirihnya penuh akan penyesalan, seakan menyesali kenapa dia tidak bisa berbuat apapun tadi.     

Jovano mengambil napas panjang dan dia mulai merangkai semua fragmen cerita dan kejadian yang terjadi.     

"Ahh, pantas aja tadi 5 iblis keroco yang mencoba menghalangi aku … mereka menyebutkan mengenai aku lebih baik pulang saja, ternyata ini maksud mereka." Jovano menganalisis dari ingatan mengenai ucapan kelima iblis yang dia musnahkan tadi.     

Kemudian, ganti Jovano yang bercerita pada kelompoknya mengenai apa yang dia alami bersama 5 iblis dan seorang raja iblis.     

"Bahkan raja iblis pun sudah turut campur dalam masalah ini!" Gavin menaikkan alisnya tinggi-tinggi, tak menyangka masalah Serafima ini sepertinya makin rumit dan mendalam.     

"Gav, justru aku memiliki dugaan kalau dalang di balik semua ini adalah kaisar iblis." Jovano melirik ke Gavin.     

Gavin makin melongo. "Kenapa sampai kaisar iblis ingin berurusan dengan kita?"     

"Karena kita banyak mengganggu rencana dia terhadap manusia." Shona menyahut lirih.     

"Benar. Kita berulang kali sudah menggagalkan ulah budak jin dia, tentu dia mendendam pada kita." Jovano mengangguk sembari wajahnya memancarkan kemuraman.     

"Lalu … kenapa justru menculik kak Sera?" Gavin masih belum paham.     

"Kau ini bodoh!" ejek Zivena, "Tentu saja karena kak Sera itu paling lemah di antara kelompok kita!"     

"Tidak, Zi, aku ragu bukan itu alasan sebenarnya." Jovano membantah prediksi adiknya.     

"Menurutmu kenapa dia menyasar ke sis Sera, Jo?" Shona tertarik ingin tahu pemikiran Jovano yang biasanya mind-blowing.     

Jovano mengerutkan keningnya. Sudah ada dugaan di pikiran dia.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.