Devil's Fruit (21+)

Perjalanan ke Barat ... Mencari Istri



Perjalanan ke Barat ... Mencari Istri

0Fruit 1516: Perjalanan ke Barat ... Mencari Istri      
0

Zivena sudah selesai menginvestigasi mengenai memori Serafima dan dia secara otomatis dikeluarkan dari kesadaran Serafima.     

Shona penasaran luar biasa mengenai apa yang bocah perempuan itu temukan di dalam kepala Serafima, tapi Zivena malah memperpanjang rasa ingin tahu dia dengan mengatakan ingin menghubungi kakaknya dulu.     

Kemudian, di depan Shona, Zivena menghubungi Jovano dan menceritakan apa yang tadi dia lihat.     

Shona mendengarkan dengan mulut ternganga karena tak mengira kejadiannya seperti itu.     

"Kak Jo, istrimu itu dibawa ke arah barat. Coba telusuri dari sana." Zivena sampai pada ujung ceritanya.     

"Oke, Zizi, terima kasih!" Jovano berkata di anting komunikasinya dan melesat ke arah barat setelah tadi dia mengambil arah utara.     

Dengan begini, akan lebih memangkas usaha Jovano mencari istrinya.     

Sementara itu, Shona masih terkejut dengan apa yang sudah Zivena ceritakan.     

"Zizi, kau benar-benar melihat sis Sera dibawa kabur kabut putih?"     

"Iya, Kak Sho. Kabutnya berwarna putih."     

"Kenapa bisa berwarna putih, yah? Bukankah iblis atau jin biasanya tidak mempunyai bentuk kabut putih?"     

"Aku tidak tahu, Kak."     

"Hm, ini jadi terasa aneh."     

"Kak Sho, apakah Kak Sho memiliki dugaan?"     

"Yah, satu-satunya dugaan hanyalah sis Sera diculik jin atau iblis. Yah, kau tahu sendiri kan, Zi, bahwa dalam menjalankan misi ini, kita sudah berulang kali memiliki bentrokan dengan iblis, bahkan ada kaisar iblis yang sudah sempat berhadapan dengan kita."     

"Iya, Kak Sho. Misi ini sangat luar biasa dan aku sendiri pun tidak mengira akan memancing sosok entitas tinggi muncul, seperti kaisar iblis dan juga malaikat agung."     

"Aku sendiri masih heran, kenapa sosok sebesar kaisar iblis mau repot-repot melawan kita yang pastinya seperti semut di hadapan mereka, yah Zi?"     

"Itu mudah, Kak Sho. Karena kita mengganggu pekerjaan budak-budak para kaisar iblis itu."     

Mata Shona segera saja berbinar kaget. Ya, sepertinya memang itu merupakan satu-satunya alasan yang sungguh bisa diterima oleh akal pikiran. "Kupikir kau benar, Zi. Pasti itu alasannya."     

"Tentu saja, Kak! Hitung saja, sudah berapa kali kita menghancurkan atau melenyapkan jin-jin yang diperbudak para iblis untuk menyesatkan manusia?" Zivena sangat yakin dengan pemikirannya.     

Shona sedikit malu karena kalah cerdas dengan anak yang lebih muda darinya. "Ya, kita memang pastinya dianggap pengganggu oleh mereka."     

"Ya, Kak Sho. Kita ini sudah mengacaukan sistem mereka terhadap manusia." Zivena mengangguk.     

"Zi, apakah menurutmu, sis Sera diculik gara-gara itu?" Mata Shona berpijar ketika dia mengemukakan dugaannya.     

"Aku sudah menduga itu sebelum masuk ke alam memori kak Sera." Zivena memang secerdas Jovano. "Tapi … aku tidak berani mengatakan ini adalah keyakinanku 100 persen. Masih ada yang aneh."     

"Tentang kabut putih itu, yah Zi?" tebak Shona.     

"Iya, Kak. Itu sangat aneh. Sungguh kabut yang aku rasakan familiar tapi asing. Ahh, sungguh susah dijabarkan dengan kata-kata." Zivene mengerutkan dahi dengan tatapan kesal karena seperti tidak berhasil menguak misteri kasus Serafima ini.     

Sementara itu, Jovano melesat cepat ke arah barat sembari dia mengeluarkan kekuatan pelacaknya secara gila-gilaan, memperluas radius pelacakannya agar bisa mengendus aroma istrinya di udara.      

Sniff!     

Jovano mendadak merasakan aroma Serafima. Tidak salah lagi, itu memang bau aroma jiwa istri pertamanya!     

Maka, segera saja Jovano makin mempercepat lajunya mengikuti aroma itu, tidak ingin tertinggal jauh. Dia harus menemukan istrinya. HARUS!     

Hingga akhirnya, Jovano entah ada di mana, namun dia sudah dihadang di udara oleh beberapa iblis level rendah. Jumlah mereka ada 5 orang.     

"Wah, wah, lihat ini, sepertinya ini adalah sampah iblis yang terkenal itu, benar?" Salah satu dari mereka meledek Jovano.     

"Minggir." Jovano tidak berhasrat meladeni mereka. Dia hanya ingin mengejar aroma jiwa istrinya.     

Namun, 5 iblis itu tertawa keras-keras hingga mulut lebar mereka terbuka maksimal dan ada yang perut sampai berguncang-guncang karena buncit.     

"Ha ha ha! Dia sok keren!"     

"Wa ha ha ha! Dia berlagak hebat!"      

"Wo ho ho ho … sepertinya dia punya nyali, si sampah satu ini."     

Jovano sudah hendak mengeluarkan api hitam khusus dia, namun dia teringat akan konsekuensi apabila menggunakan api spesial itu tanpa persetujuan Sang Sumber.     

Maka, lekas saja dia mengantarkan pesannya ke nirwana, meminta izin pada Sang Sumber agar dia bisa memakai api spesial dia untuk melenyapkan kelima iblis pengganggu di depannya.     

Sembari menunggu, Jovano berusaha melesat dari samping, namun satu iblis menghalanginya. Saat dia ingin melesat di sisi lainnya, iblis lain juga ikut menghadang laju dia.     

Kelima iblis itu tertawa terkekeh dengan wajah sangat mengesalkan.     

Namun, mendadak saja Jovano menyadari sesuatu. Dia menyeringai, "Ohh … jadi kalian para budak rendahan ini sudah menungguku di sini. Begitu rupanya, ha ha ha!"      

"Budak rendahan apa? Kami bukan budak rendahan!" Iblis 1 melotot ke Jovano.     

"Ya, kami ini ksatria hebat milik tuanku—urfhh!" Iblis 2 segera dihantam perut buncitnya oleh Iblis 3.     

"Tutup mulut busukmu!" Iblis 3 memarahi Iblis 2.     

Mendengar itu, Jovano makin yakin dugaannya benar. Kelima iblis ini memang dikirim seseorang untuk menghambat perjalanannya dalam melacak Serafima. Tak heran dia dihalangi meski hendak ke arah berbeda.     

"Rupanya begitu. Kalian begitu jujur dan kooperatif denganku, sampai-sampai aku terharu atas kerja sama baik kita ini," ledek Jovano pada kelima iblis.     

"Kami tidak sedang kooperatif denganmu!" Iblis 5 berteriak kesal ke Jovano.     

"Pastinya tuan kalian akan sangat bangga karena kalian berhasil membantuku memberitahu bahwa arah ini memang arah yang benar." Jovano tersenyum diagonal sembari dua lengan dilipat di depan dada.     

"Tidak! Kami sama sekali tidak memberitahumu! Kau pembohong!" teriak Iblis 4. "Tuanku! Jangan percayai dia!"     

"Benar, Tuanku! Dia hanyalah sampah iblis yang pandai bicara!" Iblis 1 ikut berteriak agar tuan mereka tidak salah paham.     

"Ahh, sungguh membosankan sekali jika aku harus melawan kalian. Apakah tidak ada yang lebih kuat dari kalian?" Jovano memprovokasi. Satu yang dia pelajari selama ini, bahwa dia akan selalu dilindungi oleh Sang Sumber melalui malaikat agung yang akan dikirim kepada dia, sehingga Jovano dan kelompoknya bisa terus dan terus terhindar dari mara bahaya meski itu dari kaisar iblis sekalipun.     

Dikarenakan sudah mempelajari ini, tak pelak jika Jovano kini tidak segan-segan lagi memprovokasi iblis manapun meski itu kaisar iblis sekalipun. Nafael atau siapapun itu pasti akan menolongnya.     

Oleh karenanya, Jovano secara enteng berkata lagi, "Huft! Terpaksa aku memakai yang ini saja untuk mengatasi kalian."      

Segera, Jovano menembakkan bola-bola api hitam ke arah 5 iblis tadi.     

Mungkin dia bisa mengulur waktu sampai mendapatkan izin dari Sang Sumber. Semoga saja Sang Sumber tidak terlalu lama menetapkan jawabannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.