Devil's Fruit (21+)

Mendapatkan Interupsi (Lagi)



Mendapatkan Interupsi (Lagi)

0Fruit 1511: Mendapatkan Interupsi (Lagi)     
0

Ketika Raja Jin Amangkurit hendak melipatgandakan bola energinya, kali ini Jovano memunculkan Api Hitam Neraka yang sebenarnya sambil melepaskan energi iblis dia.     

Seketika, Raja Jin Amangkurit terkesiap dengan wajah pucat pasi. Dia menjerit, "Kau! Kau kenapa bisa memiliki energi seperti iblis?"     

"Memangnya kenapa?" Jovano tertawa diagonal melihat perubahan dari raut muka Raja Jin Amangkurit. "Aku memang iblis, lalu apa?"     

Mendengar itu, Raja Jin Amangkurit tidak bisa tidak tersedak air liurnya sendiri dan terbatuk-batuk. Pantas saja! Kini dia mengerti kenapa serangan bola energinya ditangkis begitu santai oleh Gavin.      

Alasannya, tak lain dan tidak bukan, adalah karena mereka iblis. Kekuatan bagaikan celah jurang membentang di antara jin dan iblis, meski dia raja jin sekalipun, dia masih belum ada apa-apanya di mata iblis yang level rendah sekalipun.     

Inilah kenapa banyak jin yang menghamba pada iblis.     

Dia menatap jin-jin di sekitarnya dan mereka semua terlihat berwajah datar.     

Dari situ, Raja Jin Amangkurit mengerti, sepertinya dia memang dibiarkan melakukan hal sejauh ini pada Jovano. Tak ada yang memperingatkan dia.     

Apakah para jin di laut utara ini memang sengaja ingin dia dimusnahkan Jovano yang sebenarnya adalah iblis? Apakah benar begitu? Bahkan Ratu Laut Utara yang merupakan kawannya saja tidak mengatakan apa-apa mengenai Jovano? Tega sekali!      

Karena itu, mata Raja Jin Amangkurit menyapu banyak jin yang berada di sekitar dia yang menonton dirinya, bahkan ke Ratu Laut Utara. "Ratu Lanjar, sepertinya kau memang sengaja tidak mengatakan ini padaku, kau ingin aku musnah, iya kan? Kau ingin bawahanmu menguasai danauku, kan?"     

Ratu Laut Utara terkesiap mendengar tuduhan Raja Jin Amangkurit. "Bagaimana bisa kau menuduhku begitu, Raja Jin Amangkurit? Aku sedari tadi sudah memberimu sinyal peringatan padamu tapi kau begitu keras kepala dan mengabaikanku! Apa kau lupa aku bahkan memegangi tanganmu sambil mencegahmu?" Rasanya kesal sekali dituduh demikian meski sudah berupaya yang terbaik.     

"Kau terlalu banyak sinyal!" raung Raja Jin Amangkurit.     

"Sudah, sudah, jangan menyalahkan pihak lain kalau kau sebentar lagi mau mati gara-gara kelakuanmu sendiri." Suara Jovano menginterupsi.     

Raja Jin Amangkurit menoleh ke Jovano dengan wajah ketakutan. "Ampun, ampuni aku, Tuan Mulia. Tolong biarkan aku pergi, aku sungguh tidak melihat kebesaran Tuan Mulia."     

Setelah itu, tak mau menunggu Jovano menjawab, Raja Jin Amangkurit bergegas melarikan diri dari sana daripada jadi pecundang dan musnah di tangan Jovano.     

Gerakan kabur Raja Jin Amangkurit sangat cepat, tapi sayang sekali itu masih belum bisa melampaui kecepatan Shona dalam melemparkan tali airnya.     

Dengan segera, tubuh Raja Jin Amangkurit terbebat belenggu tali air Shona dan itu susah membuat dia bergerak.     

"Ampuni aku! Tolong ampuni aku!" Raja Jin Amangkurit terus saja berteriak memohon pada Jovano dan kelompoknya. "Aku yang bodoh ini tidak bisa melihat Baginda Iblis. Aku bodoh, ampuni aku."     

Jovano memainkan api hitam di atas tapak tangannya sembari menyeringai. Terlihat menakutkan di mata Raja Jin Amangkurit. "Sini aku beri pengalaman mencicipi api iblisku. Kita lihat, seberapa lama kau bisa bertahan dibandingkan Gargamaz dan Marges."     

Ucapan Jovano semakin membuat Raja Jin Amangkurit ciut nyali. Tadi dia mendengar Jovano menyebut Gargamaz, bukankah itu iblis yang biasa dibicarakan Marges?      

Apakah … iblis sekelas Gargamaz juga sudah dimusnahkan Jovano? Raja Jin Amangkurit makin gemetaran ketakutan. Dia menangis. Dia tidak bisa menahan itu.     

Raja Jin Amangkurit sangat takut mati saat ini. Dia teringat akan kerajaannya, teringat akan istri-istri dan banyak anaknya di kerajaan danaunya. Dia teringat akan rakyatnya di danau.     

Dia belum siap kehilangan itu semua!     

"Yuk, bisa yuk!" Jovano menggoda Raja Jin Amangkurit dan bersiap melemparkan api hitam iblisnya ke penguasa danau besar di Indonesia.     

Namun, secara tiba-tiba, muncul Nafael.     

Melihat kedatangan malaikat agung itu, kelompok Jovano mengembuskan napas.     

"Dia lagi, dia lagi." Serafima menggumam lirih.      

"Dasar pengganggu." Zivena malah lebih keras mengucapkannya, tanpa peduli Nafael melirik padanya. "Kenapa? Memang benar, kan?" tantangnya ke Nafael.     

Sayang sekali, Nafael tidak menggubris provokasi Zivena dan pergi berbicara pada Jovano. "Alangkah lebih bijaksana jika kau tidak terlalu melangkah jauh. Terlebih, Tuanku Agung belum menjatuhkan restunya untuk dia."     

Nafael mengulurkan jarinya ke arah Raja Jin Amangkurit dan segera saja tali air Shona terlepas dengan mudahnya. Sementara itu, Ratu Laut Utara dan para jin di sana melongo sampai rahangnya nyaris jatuh ke tanah.     

Raja Jin Amangkurit juga terkejut melihat munculnya sosok malaikat untuk menyelamatkannya. "Aku … aku sungguh berterima kasih atas pertolonganmu, Yang Mulia Malaikat!" Dia bersujud di depan Nafael berulang kali sampai menabrakkan dahinya ke tanah.     

"Bukan aku yang harus kau berikan ucapan seperti itu, melainkan Tuan Agungku, Tuan Agungmu. Kau sudah mengetahui siapa Dia." Nafael berkata pada Raja Jin Amangkurit. "Tuan Agung tergerak dengan usahamu melestarikan wilayah kekuasaanmu sehingga di sana masih terjaga keasrian alamnya. Karena itu, Tuan Agung masih memberimu kesempatan, gunakan itu untuk hal baik."     

"Baik! Baik! Hamba permisi!" Mengambil kesempatan dibela seorang malaikat, Raja Jin Amangkurit bergegas melarikan diri secepat kilat.     

Jovano sudah menyimpan lagi api hitamnya sambil mengembuskan napas. Meski dia sering kesal dengan campur tangan Nafael ketika da hendak mengeksekusi jin dan orang jahat, tapi dia juga harus mengakui bahwa Nafael hanya menyampaikan apa yang difirmankan Sang Sumber.     

Apalagi, Nafael juga sudah beberapa kali menyelamatkan dia dan kelompoknya.     

"Halo, Kak Nafael." Jovano tersenyum.      

"Jangan berlama-lama di sini. Kau masih memiliki tugas yang harus cepat kau tuntaskan." Nafael menjawab Jovano.     

"Ahh, benar juga, ha ha ha … aku hanya sebentar di sini untuk bersantai sejenak, kok Kak Nafael!" Jovano beralasan. "Setelah ini, aku akan pulang ke darat."     

Setelah mendengar ucapan Jovano, Nafael melesat menjadi cahaya membumbung ke atas sampai menghilang, begitu cepat.     

Ratu Laut Utara dan banyak jin di sana terkesima dengan santainya komunikasi antara Jovano dengan malaikat agung tadi. Ini menandakan  hubungan mereka tentunya akrab dan tidak biasa.     

Kalau sudah begitu, mana mungkin mereka tidak makin kagum dan takut pada Jovano?     

Setelah kepergian Nafael dan Raja Jin Amangkurit, Ratu Laut Utara menelan ludah sambil berdehem untuk menenangkan perasaannya. Begitu banyak hal menakjubkan dia saksikan hari ini.     

"Tuan Muda, maafkan atas hari ini yang kurang nyaman untuk Tuan Muda." Ratu Laut Utara makin hormat pada Jovano. Bayangkan saja, ada iblis yang memiliki darah manusia, tapi memiliki api hitam yang ditakuti iblis dan memiliki hubungan akrab dengan malaikat. Kurang alasan apalagi bagi sang ratu untuk menghormati Jovano?     

"Tak perlu sungkan, Ibu Ratu. Ayo, kita kembali mengobrol lagi di dalam!" Jovano memimpin jalan, masuk lagi ke istana. Ratu Laut Utara dan kelompok Jovano mengikuti.     

Di ruang itu, suasana sedikit canggung.     

Apalagi ketika Jovano memberikan pertanyaan ke Ratu Laut Utara, "Ibu Ratu, aku dengar Ibu Ratu kerap menarik manusia untuk menjadi budak di sini. Benar? Tapi, aku juga mendengar kalau Ibu Ratu juga membuka lapangan pekerjaan untuk manusia bekerja sebagai pembatik di tempat Ibu Ratu. Benarkah?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.