Devil's Fruit (21+)

Raja Jin Amangkurit



Raja Jin Amangkurit

0Fruit 1510: Raja Jin Amangkurit     
0

Baru saja Shona menawarkan hendak memindai memori di kepala Ratu Laut Selatan, mendadak saja ada suara yang menggelegar meski tidak sefantastis Gargamaz, "Kau pikir kau siapa hingga bisa bertingkah seenaknya pada bawahanku!"      

Ketika sosok yang berteriak tadi memunculkan wujudnya, Ratu Laut Utara langsung saja berseru, "Raja Jin Amangkurit! Untuk apa ke sini!" Mata sang ratu melotot, tidak mengira penguasa danau terbesar Indonesia itu malah datang ke sini. Bukankah itu sama saja seperti mengantarkan nyawa?     

"Tuanku! Tuanku! Tolong aku!" Marges berteriak heboh pada raja jin Amangkurit meski tak berani banyak bergerak atau dia bisa tersentuh lingkaran api hitam Jovano.     

Ratu Laut Utara mencoba memberi kode dengan matanya, tapi Raja Jin Amangkurit tidak paham dan malah terus saja berkoar kencang, "Aku merasakan hawa gelisah dari jiwa Marges. Dia pamit hendak ke mari yang katanya ingin ikut keramaian di sini! Ternyata dia diperlakukan seperti itu! Siapa pelakunya?"     

Sambil berteriak ganas, mata Raja Jin Amangkurit membelalak galak ke Jovano dan kelompoknya.     

Jovano tersenyum diagonal saat dia berkata, "Kau ini sudah tahu tapi berlagak bodoh, atau kau memang sebenarnya bodoh?"     

Ratu Laut Utara hanya bisa mengelus dada mendengar ucapan Jovano. Kenapa pemuda itu selalu saja memprovokasi orang lain seenaknya? Tapi ratu diam saja dan tundukkan kepala, sudah tidak mungkin dicegah lagi apabila akan terjadi huru-hara berikutnya.     

Anggap saja ini hari sial bagi Raja Jin Amangkurit.     

"Kau! Kau ini apa hingga berani mencelaku?! Sudah setinggi apa memangnya statusmu hingga berani mengatakan hal kurang ajar begitu padaku!" Telunjuk Raja Jin Amangkurit lurus menunjuk ke Jovano.     

Shona sudah hampir memotong telunjuk si raja jin itu jika tidak buru-buru dicegah Jovano.      

"Tuanku! Lekas tolong aku! Api ini menakutkan! Tuanku! Tuanku yang penuh kuasa! Tuanku!" Marges masih saja terus berteriak memanggil Raja Jin Amangkurit.     

Jovano terkekeh lalu berlanjut menjadi tawa lepas dan berkata, "Ha ha ha! Hei, Marges, tuanku mana yang kau maksud, hah? Karena tadi kau pun mengiba padaku sambil memanggilku tuanku, kan?"     

Marges ingin sekali meludahi wajah Jovano dan mengutuknya keras-keras jika saja dia tidak ingat dia sedang dipojokkan oleh api Jovano. "Aku … aku hanyalah hamba kecil, mohon tidak disusahkan oleh kalian para pembesar." Akhirnya, dia hanya bisa menjawab demikian yang terdengar lebih memelas dan netral.     

"Hm?!" Raja Jin Amangkurit menoleh ke Marges sambil bertanya, "Kau memanggil dia tuanku juga?" Seperti ada nada cemburu pada suara geramnya. Bisa-bisanya anak buah kesayangannya malah berani berkhianat ke pihak lain yang lemah!     

Ya, lagi-lagi Jovano dan kelompoknya menyembunyikan aura iblis mereka untuk menjebak para makhluk astral. Jovano yang meminta demikian. Sungguh itu sebuah hal sangat menyenangkan bila bisa melakukan prank pada jin dan iblis-iblis yang sok arogan padanya.     

"Tuanku, mohon jangan salah paham!" Marges cemas dan panik, takut bila atasannya marah. "Aku terpaksa melakukan itu karena sebenarnya dia itu—"     

Boofffhh!     

Api-api hitam yang menggumpal kecil mungil yang mengelilingi Marges seketika membesar seperti bola basket dan semuanya menempel cepat di tubuh Marges dalam hitungan sedetik saja.     

"Aarrghhh!" Marges hanya sempat meraungkan itu sebelum dia langsung menjadi abu dan lekas hilang ditiup angin.     

Raja Jin Amangkurit begitu emosi melihat bawahan dia dilenyapkan begitu saja di depan mata! Di depan mata! Betapa beraninya pelaku yang melakukannya!     

Maka, mata mendelik Raja Jin Amangkurit sudah tidak terkira besarnya saat melotot ganas ke Jovano. "Kau!"     

Segera, Raja Jin Amangkurit mengumpulkan energinya dan hendak dilepaskan ke Jovano.     

"Jangan!" Ratu Laut Utara melesat ke depan untuk mencegah Raja Jin Amangkurit melakukan penyerangan pada Jovano.      

"Ratu Lanjar!" bentak Raja Jin Amangkurit ketika kedua tangannya dipegangi oleh Ratu Laut Utara dengan ketat.      

"Sudah! Lebih baik kau kembali ke tempatmu! Tolong kembali ke tempatmu, lakukan saja untuk kebaikanmu karena aku menghargaimu! Raja Jin Amangkurit!" Ratu Laut Utara berseru meminta rekan sesama penguasa perairan itu mematuhi ucapannya.      

"Kau ini apa-apaan, Ratu Lanjar! Bisa-bisanya kau berkata demikian padaku!" Raja Jin Amangkurit mengarahkan mata melototnya ke Ratu Laut Utara, tak habis pikir apa yang membuat ratu di depannya itu bersikap tak pantas begitu padanya. Kenapa dia tidak boleh menghukum orang yang sudah meremehkan dia?     

Yah, membunuh seorang bawahan di depan tuannya itu merupakan kejahatan dan penghinaan yang tidak tertahankan, apalagi itu dilakukan dengan sengaja untuk mengejek, mana mungkin Raja Jin Amangkurit bisa menahan emosinya?     

Sebagai raja jin perairan yang memiliki watak emosional, tidak mungkin dia tidak cepat murka melihat tindakan Jovano yang seakan menginjak kepalanya.     

Sepertinya Raja Jin Amangkurit tidak menyadari jenis api apa yang sudah menelan tubuh Marges tadi. Dia terlalu bersemangat akan emosinya sampai lengah pada hal penting semacam itu.     

"He he he … kau begitu setia pada bawahanmu. Atau sebenarnya kau yang menghamba pada Marges?" Lihat, lidah nakal Jovano memang begitu mudah memancing emosi pihak lain.     

"Kau!" Raja Jin Amangkurit melepaskan lengannya dari belenggu tangan Ratu Laut Utara dan mendorong si ratu menjauh darinya. Kemudian, energi besar terkumpul dengan cepat untuk dia lempar ke arah Jovano.     

Darrr!     

Ledakan cukup kuat terdengar begitu bola energi supernatural itu ditangkis oleh sebuah tangan dan terpental ke langit jingga.     

"Terima kasih, Gav." Jovano menoleh ke sahabatnya.      

"Tak perlu sungkan, Kak Jo!" Gavin kemudian melakukan tos kepalan tangan dengan Jovano.     

Meski agak bingung kenapa tembakan energinya hanya ditangkis semudah itu oleh Gavin, tapi Raja Jin Amangkurit tetap kesal. "Siapa kau? Kenapa kau malah ikut campur? Hei bocah, apakah kau begitu lemah sampai seranganku harus diurus oleh budakmu?" Kini dia berkata pada Jovano, berusaha merendahkan Jovano.     

"Jin tolol!" maki Gavin. "Kalau hanya energi semacam itu, untuk apa bosku ini harus meladenimu? Cukup aku saja sudah pantas!" Dia menuding hidung dengan ibu jarinya dengan penuh lagak dan dagu terangkat pongah.     

"Bajingan!" Sekali lagi, Raja Jin Amangkurit mengirimkan serangan energi dia dan kali ini lebih besar daripada sebelumnya.     

Namun, lagi-lagi Gavin berhasil menepisnya dengan gaya santai sehingga sekali lagi bola energi itu malah terpental ke udara dan menghilang di langit.     

"Jangan ikut campur! Biarkan aku dan dia yang berurusan!" Raja Jin Amangkurit marah ke Gavin.     

"Heh, jin tolol, harusnya kau bersyukur karena aku yang mengurus kau, bukan bosku ini!" Gavin membalas dengan senyum mengejek Raja Jin Amangkurit.     

Ketika Raja Jin Amangkurit hendak melipatgandakan bola energinya, kali ini Jovano memunculkan Api Hitam Neraka yang sebenarnya sambil melepaskan energi iblis dia.     

Seketika, Raja Jin Amangkurit terkesiap dengan wajah pucat pasi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.