Devil's Fruit (21+)

Penghakiman pada Marges



Penghakiman pada Marges

0Fruit 1509: Penghakiman pada Marges     
0

Jovano baru saja selesai membinasakan Gargamaz setelah dia mendapatkan restu dari Sang Sumber.     

Tubuh iblis Gargamaz dilahap api hitam spesial milik Jovano dengan disaksikan oleh para jin di sana yang menonton dari jauh. Termasuk juga Ratu Laut Utara dan Marges.     

Rahang Marges nyaris jatuh ke tanah ketika melihat prosesi pemusnahan bosnya. Apakah dia juga akan dimusnahkan dengan cara demikian setelah ini.     

Dia sudah hendak melarikan diri diam-diam ketika Shona sudah berkelebat di depan Marges dan menembakkan kekuatan air yang membungkus kepala Marges.     

"Maafkan aku! Maafkan aku! Aku salah! Aku tidak menyadari kehebatan tuanku Jovano!" Marges lekas saja menyerukan itu dengan suara teredam samar dalam kuasa gelembung air Shona. Dia bergerak panik untuk melepaskan air Shona yang mengurung kepalanya.     

Penjara Gelembung Air milik Shona bukan hendak membuat napas seseorang menjadi berhenti seperti yang biasa terjadi bila manusia berada di dalam air, tak bisa bernapas.     

Gelembung Shona masih tetap membuat targetnya bisa bernapas. Hanya saja, gelembung itu mengirimkan energi menusuk-nusuk di kepala yang membuat sangat tidak nyaman pada korbannya.      

Itulah kenapa korban dari gelembung air Shona akan bergerak panik dan kalap, karena rasa menusuk yang sangat menyakitkan itu di kepala mereka dan akan bertambah menyakitkan jika mereka bergerak lebih banyak, sesuai dengan yang dikatakan Shona.     

"Diam saja kau, jangan bergerak atau aku ledakkan kepalamu!" bentak Shona tanpa belas kasih. Dia sudah kesal dengan Marges yang dinilai terlalu arogan dan meremehkan kelompoknya.     

Sebagai keturunan iblis, mana mungkin Shona tidak memiliki harga diri dan kebanggaan akan ras iblisnya? Maka, ketika dia direndahkan oleh jin yang kastanya jauh di bawah dia, mana mungkin dia pasrah menerima?     

"Baiklah, baiklah! Ampuni aku, ampuni aku, hu hu hu …." Marges menangis ketakutan. Jika dia manusia, dia pastinya sudah kencing di celana.     

Shona hanya ingin memberi pelajaran pada Marges dengan membungkus kepala jin satu itu menggunakan gelembung airnya. Dia hanya ingin meluapkan kekesalannya atas hinaan apapun yang sudah diucapkan Marges pada dia dan kelompoknya.     

Namun, ketika dia sudah membungkus kepala Marges, mendadak saja dia mendapatkan kilasan memori perbuatan Marges. Shona melongo. Dia syok.     

"J-Jo … dia … dia … dia sangat menjijikkan!" Shona berkata sambil menoleh ke suaminya.     

"Kenapa, Sho? Apa saja dosa-dosanya?" Jovano mendekat ke istri ke-2 dia, sambil melirik ke Marges yang berdiri kaku dengan tubuh gemetaran.     

"Dia mirip seperti Dasmo." Shona membeberkan. "Bahkan, sepertinya lebih keji dari Dasmo." Dia menyebutkan nama dukun yang terakhir berurusan dengan mereka hingga melibatkan kaisar iblis yang hampir mencelakai Jovano dan kelompoknya.     

Mata Jovano segera memicing tajam menatap Marges. Di dalam gelembung, Marges masih bisa melihat apa yang terjadi di luar gelembung. Itu wajar saja karena Marges jin air, maka matanya bisa melihat di dalam air.     

Menangkap tatapan tajam dari Jovano, Marges kian ketakutan. "Ampuni aku, Tuanku! Ampuni aku! Aku sungguh minta maaf atas semua dosaku!" Dia bahkan bersimpuh di hadapan Jovano dan Shona, memohon untuk hidupnya.     

Namun, karena Jovano memercayai penilaian istrinya, dia tidak perlu memedulikan lagi permohonan yang diserukan Marges. Apalagi, dia sangat geram dengan tindakan dukun Dasmo sebelumnya.     

Apalagi ketika dia sudah mendapatkan restu dari Sang Sumber untuk membinasakan Marges. Tidak ada malaikat ataupun purgoro yang datang sehingga ini mengisyaratkan bahwa Jovano berhak memberikan eksekusi sendiri.     

Maka, setelah memahami apa yang akan dilakukan oleh suaminya, Shona melepaskan gelembung air dia di kepala Marges, namun mengganti dengan tali air yang mengikat tubuh Marges.     

Karenanya, Marges tidak bisa bergerak ataupun melarikan diri. Dia benar-benar terbelenggu oleh Shona.     

Mata Marges melotot lebar ketika dia menyaksikan Jovano mulai memunculkan api hitam di atas tapak tangan kirinya. Apalagi, Jovano menyeringai, melirik dengan ejekan ke Marges.     

"Hei, apa kamu sudah siap menghadap ke penciptamu? Ohh, sepertinya penciptamu juga malas melirikmu. Kau terlalu banyak dosa!" ejek Jovano tanpa segan.     

"Jangan! Tolong jangan bunuh aku! Aku bisa bertobat! Aku bisa bertobat! Ampuni aku!" Marges terus saja memohon pada Jovano sambil menatap ngeri ke api hitam di tapak tangan pemuda itu.     

Tapi seringaian Jovano makin lebar saja dan melepaskan bola api hitamnya membentuk beberapa bola api yang mengelilingi Marges. Karena itu, Shona pun meniadakan tali air dia karena sudah ada api suaminya pada sekitar Marges.      

Mata Marges mengikuti pergerakan bola-bola api hitam Jovano dengan pandangan horor, sangat jelas terlihat di ekspresi wajahnya. Dia terus sibuk menyerukan permohonan ampun dia.     

Mungkin Marges mengira api yang mengitari dia adalah api yang sama dengan yang digunakan untuk membinasakan Gargamaz, padahal bukan. Itu hanyalah api hitam biasa.     

Jovano hanya menggunakan Api Hitam Neraka untuk iblis saja. Dia cukup memakai api hitam biasa untuk menangani makhluk di bawah iblis.      

Untuk apa menggunakan kapak untuk membunuh semut? Terlalu sia-sia.     

"Tuanku, mohon jangan hukum dia seperti itu." Akhirnya, Ratu Laut Utara bersedia membuka suara setelah dari tadi sebagai pengamat saja. Dia keluar dari persembunyiannya di balik kolom istananya untuk mendekat ke Jovano.     

"Kau memohon ampun untuk dia, Ibu Ratu?" Jovano menoleh ke Ratu Laut Utara.     

Sang Ratu jadi bimbang sendiri. Dia tidak ingin membuat marah Jovano, tapi dia juga memiliki hubungan cukup baik dengan Marges sebelum ini. Maka dari itu, Ratu Laut Utara jadi serba salah kalau begini.     

"Saya … saya hanya … hanya kasihan dengannya." Ratu Laut Utara menjawab meski dengan nada ragu-ragu.     

"Apakah Ibu Ratu mengetahui semua perbuatan dia?" tanya Jovano.     

"Jadi … Tuanku mengetahuinya?" Ratu Laut Utara jadi bingung sendiri.      

"Istriku Shona, dia bisa melacak memori di kepala siapapun. Ibu Ratu melihat sendiri tadi Sho menembakkan gelembung air di kepala Marges, kan?" Jovano menjawab Ratu Laut Utara.     

"Ohh, astaga! Ternyata itu alasan kenapa tadi Nyonya Shona berkata dia mirip Dasmo, rupanya … itu adalah hasil dari pelacakan memori pada Marges!" Kini Ratu Laut Utara sudah paham cara kerja gelembung air Shona.     

"Apakah Ibu Ratu mengenal Dasmo?" Shona kini bertanya.     

"Dasmo … hamba hanya tahu dia adalah seorang dukun yang cukup ternama di kota ini dan sering jadi pembicaraan banyak anak buah hamba, hanya itu. Selebihnya, hamba tidak mengetahui apapun mengenai orang itu." Ratu Laut Utara menggelengkan kepalanya.     

"Apakah Ibu Ratu bersedia dipindai memorinya oleh Shona?" Tiba-tiba saja Jovano mencetuskan tawaran itu.     

Seketika, warna muka Ratu Laut Utara menjadi keruh dengan wajah melongo canggung. Apakah dia takut? Punya banyak dosa?     

"Kau pikir kau siapa hingga bisa bertingkah seenaknya pada bawahanku!" Ada suara keras muncul.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.