Devil's Fruit (21+)

Munculnya Iblis Bangsawan, Gargamaz



Munculnya Iblis Bangsawan, Gargamaz

0Fruit 1507: Munculnya Iblis Bangsawan, Gargamaz     
0

Boom!     

Dhuarr!     

"Keluar kalian, dasar keroco!" Terdengar gelegar suara dari arah luar istana diikuti ledakan demi ledakan di sana.     

Alangkah terkejutnya Ratu Laut Utara mendengar bunyi ledakan dan seruan yang sungguh tidak sopan.     

Tapi … kenapa suara itu cukup familiar bagi Ratu Laut Utara? Seseorang yang dia kenal?     

"Sepertinya ada yang ingin bertemu kami." Jovano sebenarnya sudah tahu siapa yang di luar tapi dia masih memasang sikap tenang dan tersenyum pada Ratu Laut Utara.     

"Tuan Muda dan rombongan cukup di sini saja, biarkan hamba yang menemui dia." Tanpa menunggu respon jawaban dari Jovano, Ratu Laut Utara segera saja melesat pergi dari ruang itu ke arah depan istananya.     

Benar seperti dugaan Ratu Laut Utara, dia memang mengenali suara itu. "Marges!" serunya. "Kenapa kau di sini? Bukannya kau katanya sedang tinggal di tempat raja jin Amangkurit?"      

"Aku sedang nyaman di sana ketika aku mendengar kau merundukkan kehormatanmu di sini pada para keroco itu!" Marges, jin air dengan penampilan mirip manusia biasa, hanya saja dia berwarna kehijauan dengan pinggang ke bawahnya berwarna hijau pekat dan bersisik meski tidak ada sirip ikan seperti ujung kaki Merman.      

Bagaimanapun, Marges tetap memiliki karakteristik jin air, yaitu jari tangan dan kakinya memiliki selaput mirip kaki katak.     

"Marges, jaga ucapanmu. Meski kau kesayangan raja jin Amangkurit, bukan berarti kau bisa seenaknya melakukan apa yang kau mau di sini. Lebih baik kau pergi saja dan tak perlu merepotkan urusan di sini." Ratu Laut Utara tidak ingin berlama-lama meladeni Marges.     

Hubungan mereka memang baik sebelum ini namun bukan jenis yang termasuk akrab. Hanya saling mengenal saja.     

Marges malah tersenyum menyeringai dan dia mulai berkata dengan nada merendahkan Ratu Laut Utara. "Kau ini sudah diberi apa sampai sudi menghamba pada iblis palsu itu?"     

Mata Ratu Laut Utara bersinar kebiruan terang menandakan dia serius melayani provokasi apapun. "Sepertinya aku tidak cukup hanya memakai ucapan baik-baik padamu, Marges."     

"Cukup!" Terdengar bunyi lainnya yang lebih menggelegar dan membawa energi menekan pada mereka di sana. Dari ruang kosong, muncullah sosok besar berwarna hitam legam dengan tanduk kerbau besar di kepalanya dan sayapnya lebar mirip sayap kelelawar dengan warna sama seperti tubuhnya. "Kalian ini satu jenis kenapa justru saling ribut hanya untuk makhluk tak penting?"     

Ratu Laut Utara terkesiap melihat siapa yang datang. "Yang Mulia Gargamaz!" Segera saja kedua lututnya ditekuk di tanah untuk menunjukkan rasa hormatnya pada sosok besar yang baru saja muncul.      

"Baguslah kalau kau masih ingat padaku, Lanjar!" Gargamaz menguarkan energi iblis pekat dia sehingga menimbulkan rasa tak nyaman bagi para jin di sekitarnya, termasuk Ratu Laut Utara.     

Ratu Laut Utara menggigit gerahamnya menahan rasa menekan dari energi iblis Gargamaz yang tajam dan mengerikan. Inilah kenapa bangsa iblis ditakuti bangsa jin. "Hamba tidak mungkin melupakan Yang Mulia."     

"Lanjar, aku dengar kau menerima tamu beberapa kecoak iblis, benar?" tanya Gargamaz pada Ratu Laut Utara. Tatapan matanya tajam terarah pada penguasa laut utara Indonesia tersebut.     

"Hamba …." Ratu Laut Utara harus menjawab apa atas pertanyaan macam itu? Kalau dia mengiyakan, bukankah sama saja dia menyetujui bahwa Jovano seperti yang dikatakan Gargamaz? Kecoak iblis.      

Kalau Ratu Laut Utara menolak sebutan itu, bukankah dia dinyatakan berkonfrontasi dengan iblis satu ini? Sungguh ini merupakan situasi dilematis tersendiri bagi dia.     

"Ha ha ha, sepertinya kau menduakan aku dengan para kecoak itu, benarkah itu Lanjar?" Gargamaz tertawa keras, suaranya menggelegar mmenuhi langit di sana.      

Siapa Gargamaz ini? Kenapa Ratu Laut Utara begitu hormat dan sungkan padanya, sama seperti dia terhadap Jovano. Apakah dia seperti Jovano yang menunjukkan kekuatan besarnya di hadapan ratu laut sehingga ditakuti karenanya?     

"Sepertinya bukan tindakan bijaksana jika membuat Ibu Ratu kesusahan, benar?" Mendadak saja, Jovano dan kelompoknya muncul dari belakang Ratu Laut Utara.      

Segera, semua mata tertuju pada Jovano, terutama Ratu Laut Utara yang terkesiap, kenapa Jovano malah keluar dari ruangan itu? Betapa tidak becusnya anak buah yang dia perintahkan untuk menjaga tamunya itu!     

"Haa! Kecoak kecilnya sudah keluar!" Senyum seringaian lebar  terhias jelas di wajah mengerikan Gargamaz. Sangat jelas dia sedang mengejek Jovano dan kelompoknya secara terang-terangan.      

"Ya, dikarenakan kecoak tua." Balasan dari Jovano menandakan dia tidak gentar pada iblis tua semacam Gargamaz.     

Apalagi ketika mengetahui bahwa Gargamaz hanyalah iblis bangsawan biasa saja. Dari mana Jovano mengetahui itu? Saat dia usai berurusan dengan dukun Dasmo, ayah mertuanya, yaitu Pangeran Djanh, memberikannya kekuatan untuk mengetahui level dan status iblis yang ada di hadapannya.     

Oleh karena itu, Jovano tidak terlalu menahan diri di depan Gargamaz setelah dia selesai memindai asal-usul iblis tadi. Hanyalah iblis bangsawan dan tidak memiliki akar raja iblis atau kaisar iblis.     

Kalau sudah begitu, untuk apa Jovano gentar? Dia sebagai cucu dari raja iblis, tentu lebih tinggi daripada Gargamaz.     

"Berani sekali kau!" seru Gargamaz keras-keras sambil kelaurkan energi iblis dia lebih banyak sehingga banyak jin di sekitarnya yang terpental karena tidak kuat.      

Marges dan Ratu Laut Utara saja sudah mulai mengeluarkan darah jin mereka.      

Namun, itu tidak membuat Jovano dan kelompoknya kenapa-kenapa. Hanya Louv saja yang agak pusing dan sesak di dadanya. Gavin segera memeluk untuk melindungi sang selir dari energi jahat dan tajam milik Gargamaz.     

"Kenapa tidak berani? Hanya kau saja, untuk apa aku gentar?" Jovano semakin memprovokasi. Dagunya terangkat dengan dua tangan di pinggang seakan menantang Gargamaz.     

"Kau ini hanya iblis palsu, berani mengolok aku yang iblis murni?" Gargamaz mendelik hingga matanya membulat selebar piring.     

"Iblis palsu atau iblis asli, itu tidak penting. Yang terpenting adalah … kekuatannya." Lalu, Jovano kembali memunculkan senyum santai dia yang penuh akan muatan ejekan pada Gargamaz.     

"Heh! Kau!" Jari Marges menuding ke Jovano. "Kau ini hanyalah anak haram iblis dan manusia, tak usah sombong di sini! Levelmu bahkan di bawah jin! Kau sungguh tidak patut disebut sebagai makhluk supernatural."     

"Lho! Aku memang tidak berharap disebut makhluk supernatural, kok! Aku dianggap manusia juga tidak masalah." Jovano membalas dengan nada santai ke Marges.     

"Kau!" Tudingan jari Marges makin tegas ke Jovano.     

Tass!     

"Aarghhh!" Jeritan Marges bergaung berbarengan dengan jatuhnya jari telunjuk dia di tanah. "Arrghh! Sialan!" Dia menatap jari dia yang tergeletak di tanah dan berubah menjadi es dalam waktu sekejap.     

Mata Shona berbinar biru muda usai dia memotong jari Marges. "Lain kali bisa saja kepalamu yang kujadikan es. Mau?" tanya Shona dengan wajah pongah.     

"Tu-Tuanku! Mereka sungguh kurang ajar! Mereka tidak memandang Tuanku dengan melakukan ini padaku!" rengek Marges pada Gargamaz.     

Mata hitam Gargamaz semakin pekat tatkala dia bersinar ke kelompok Jovano. "Sepertinya tidak bisa berlembut-lembut pada kalian, kecoak!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.