Devil's Fruit (21+)

Memasuki Istana Ratu Laut Utara



Memasuki Istana Ratu Laut Utara

0Fruit 1506: Memasuki Istana Ratu Laut Utara     
0

Mungkin jin di laut utara itu tidak akan percaya bahwa ratu mereka sudi menjatuhkan kedua lututnya di hadapan Jovano jika mereka tidak menyaksikan sendiri kejadian itu.     

Ratu junjungan mereka ternyata tunduk takluk di depan manusia yang mendatangi kerajaan mereka. Bagaimana bisa begitu? Apakah ini sebuah keajaiban dunia jin?     

Namun, mengabaikan rahang jatuh banyak jin di sana yang tak mengerti apa-apa, Ratu Pantai Utara masih berlutut, sampai Jovano menyuruhnya bangun, barulah sang ratu bangkit dari berlututnya.     

"Ibu Ratu, aku ke sini bukan ingin menyulitkan dirimu atau jin di sini. Aku dan kelompokku hanya ingin main saja berkunjung di sini. Yah, kurasa tak ada salahnya jalan-jalan di kerajaan air." Jovano tersenyum.      

Sosok Ratu Pantai Utara menampilkan kecantikan luar biasa namun tetap membawa nuansa keibuan yang kental, seolah dia ibu bijaksana yang sangat cantik.     

"Tentu saja boleh, Tuan Muda. Justru hamba takut tidak bisa menyediakan fasilitas terbaik untuk Tuan Muda dan rombongan." Mata Ratu Pantai Utara melirik singkat menyapu kelompok Jovano.     

"Santai saja, Ibu Ratu, tidak perlu terlalu serius begitu. Ini hanya kunjungan pelesir saja, kok!" Jovano menimpali.     

Ratu Pantai Utara segera memerintahkan anak buahnya untuk menyediakan kereta kencana yang pantas untuk kelompok Jovano.     

Tak sampai hitungan menit, kereta kencana sebanyak 3 buah sudah datang. Kereta itu sungguh dipoles oleh emas murni sebagai cat di keseluruhan kereta dengan rangka kereta yang terlihat sangat kokoh dan bentuknya bagaikan kereta kuda mahal milik bangsawan masa silam.     

Masing-masing dari kereta kencana itu ditarik oleh 6 kuda berwarna hitam legam dengan dihiasi pelana berwarna kuning terbuat dari benang emas, sungguh terlihat mewah dan sungguh fantastis bagaikan Jovano dan kelompoknya bagaikan keluarga kerajaan dengan martabat tinggi.     

Jovano memasuki kereta paling depan diikuti kedua istrinya. Lalu di belakangnya ada Zivena sendirian saja menempati 1 kereta kencana. Sedangkan paling belakang, tentu saja Gavin dengan Louv.     

Kemudian, kereta kuda itu mulai berderap melaju di jalanan. Demikian juga kereta kencana yang dinaiki Ratu Pantai Utara, berada paling belakang setelah kereta rombongan Jovano.     

Jika orang berpikir dan membayangkan bahwa suasana kerajaan di laut itu mirip seperti yang ada di film Disniy, Little Mermid, maka salah!      

Di dalam lautan, jika sudah berhasil menembus batas gaib, maka itu artinya sudah memasuki territorial kerajaan laut. Suasananya sama seperti di daratan manusia. Persis sama, hanya saja, langitnya tidak memiliki matahari dan hanya berwarna jingga muda sepanjang waktu.     

Kereta kencana yang membawa mereka akhirnya tiba di sebuah istana yang terlihat megah berwarna keemasan, berpadu serasi dengan suasana jingga muda langitnya.     

Jovano dan kelompoknya turun dari kereta dan mulai memasuki istana milik Ratu Pantai Utara. Mereka bertingkah ala tamu pada umumnya.     

Sebagai tamu kehormatan dari Ratu Pantai Utara, Jovano dan kelompoknya tentu saja dijamu dengan sangat baik. Makanan terbaik dan minuman terbaik pula.     

Tidak ada yang menahan diri dan makan dengan lahap apa yang sudah dihidangkan.     

Setelah acara makan-makan selesai, Ratu Pantai Utara memimpin jalan untuk mereka mengunjungi ruangan yang cukup luas dimana di sana ada sofa nyaman untuk bersantai duduk suka-suka.     

"Mohon Tuan Muda dan rombongan bersantai sejenak di sini sembari hamba memerintahkan anak buah untuk mempersiapkan kamar yang layak untuk Anda sekalian." Rupanya ini alasan kenapa Ratu Pantai Utara mengajak mereka ke ruangan ini terlebih dahulu.     

"Ohh, baiklah, Ibu Ratu." Jovano tidak keberatan mengenai itu. Bersantai sejenak di ruangan sambil mengobrol bersama-sama usai makan kenyang dengan hidangan yang tidak mengecewakan, tentu saja bisa diterima dengan senang hati.     

"Hamba sungguh memohon maaf karena tidak memiliki persiapan menyambut Tuan Muda dan rombongan." Ratu Pantai Utara berdiri di dekat sofa santai tempat Jovano mulai duduk bersama yang lainnya.     

"Tak perlu meminta maaf, Ibu Ratu." Jovano melambaikan tangan dengan sikap santai, seolah itu bukan apa-apa. "Kami juga salah karena tidak memberikan kabar terlebih dahulu ketika hendak berkunjung ke sini. Kami hanya mendadak saja kepikiran ingin ke sini untuk menemui Ibu Ratu mumpung kami ada di kota pesisir laut utara."     

"Baiklah, Tuan Muda. Tolong ijinkan hamba memberikan pelayanan terbaik hamba dengan Anda mengatakan apa saja yang Tuan Muda inginkan, agar kami bisa segera menyediakannya." Ratu Pantai Utara berkata dengan kepala sedikit tertunduk.     

Gaun kebaya birunya yang berkelip-kelip menambah kesan seorang ratu kaya-raya yang tidak perlu lagi dipertanyakan harta yang dimiliki.     

Kebaya biru membalut ketat tubuh molek wanita yang ternama sebagai penguasa laut utara, menampilkan setengah dari dada penuh sang ratu. Sementara itu, jariknya membebat sepasang kaki yang ramping dengan pinggul bulat menggiurkan mata lelaki.     

Namun, tentu saja itu tidak akan menggugah Jovano. Dia tidak ingin kedua istrinya mencincang dia. Gavin pun demikian, ada Louv bersamanya, dia tak berani bertingkah liar seperti biasanya.     

"Ibu Ratu, jangan hanya berdiri begitu. Kemarilah dan duduk bersama kami." Jovano tidak tega jika orang lebih tua seperti Ratu Pantai Utara malah berdiri seperti pelayan saja.     

"Hamba berterima kasih atas kebaikan Tuan Muda." Ratu Pantai Utara kemudian diberikan kursi lain oleh anak buahnya yang sigap dan duduk di dekat Jovano.     

Sebenarnya, kenapa Ratu Pantai Utara ini begitu tunduk dan terkesan takluk pada Jovano?      

Tentu saja, ini karena insiden di Laut Bali yang melibatkan penguasa laut selatan pula.     

Saat itu, Ratu Pantai Utara juga hadir di insiden itu dan melihat sendiri bagaimana rekan tingginya, Ratu Pantai Selatan, bersikap sopan dan tunduk pada Jovano.     

Ratu Pantai Utara segera mengetahui bahwa Jovano adalah golongan iblis bangsawan yang cukup tinggi derajatnya di Underworld sana. Jovano adalah cucu dari salah satu raja iblis terpandang, sehingga … mana mungkin dia tidak takluk dan bersikap bagaikan pelayan di depan Jovano?     

"Ibu Ratu, ayo kita mengobrol santai." Jovano menyamankan duduknya di antara kedua istri.     

"Silahkan, Tuan Muda. Saya mendengarkan." Ratu Pantai Utara menyahut sopan.     

"Ibu Ratu, apakah semua jin di kota pesisir pantai utara ini adalah bawahanmu?" Jovano melontarkan pertanyaan awal.     

Ratu Pantai Utara sedikit tercekat ketika mendengarkan pertanyaan Jovano. "Itu … tidak semuanya, Tuan Muda. Ada juga jin wilayah lain ataupun jin petualang yang masuk begitu saja di teritori hamba dan menetap sementara di wilayah pantai utara."     

"Ohh, jadi begitu. Kalau begitu, apakah anak buah Ibu Ratu ada yang bersosok semacam siluman ular berwarna hijau dan sisik lehernya keemasan. Ketika dia berwujud setengah manusia, pakaiannya berwarna hijau dengan mahkota kecil berwarna hijau di kepalanya." Jovano menyebutkan ciri-ciri dari Blaresawer.     

Ratu Pantai Utara mengerutkan dahi sambil mencoba mengingat-ingat. "Itu … sepertinya itu tidak mungkin Blarang. Atau siluman ular lainnya?"     

"Blarang?" Jovano asing dengan nama yang disebut Ratu Pantai Utara.      

"Tapi … Blarang sejak satu tahun lalu sedang berada di laut selatan, dan kudengar dia terus berada di sisi Ibu Ratu Selatan. Bagaimana dia bisa  bertemu dengan Tuan Muda?"     

"Keluar kalian, dasar keroco!" Terdengar gelegar suara dari arah luar istana diikuti ledakan demi ledakan di sana.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.