Devil's Fruit (21+)

Pelindung Nyi Ratu



Pelindung Nyi Ratu

0Fruit 1498: Pelindung Nyi Ratu     
0

Betapa kagetnya Jovano dan 3 lainnya ketika peri-peri yang dilempar ke arah mereka ternyata disuntikkan energi peledak oleh Nyi Ratu.      

Shona berteriak setelah dia mengetahuinya dan 4 lainnya segera melesat menjauh, sehingga ledakan gaib itu tidak mengenai mereka.     

"Jahat sekali!" teriak Zivena penuh geram. "Apa salah para peri tidak berdosa itu sehingga diperlakukan begitu! Dasar ular biadab!"     

Tak hanya Zivena saja yang murka tapi juga Jovano. Dia mengaktifkan kekuatan pelacakan dia di level maksimal, tak peduli meski itu menghabiskan energinya sekalipun, dia ingin mengejar Nyi Ratu.      

Hingga akhirnya Jovano berhasil menemukan keberadaan Nyi Ratu yang ternyata belum begitu jauh dari area tersebut. Zivena dan 2 lainnya ada tak jauh dari Jovano.     

Menggunakan cambuk tulang milik ibunya, Jovano membelit tubuh Nyi Ratu menggunakan cambuk itu untuk ditangkap.     

Sraattt!     

Kena!     

"Arghh!" Nyi Ratu menjerit kaget karena dia berhasil dijangkau oleh cambuk tulang tersebut. Dia yang sudah melesat kabur, ternyata berhasil ditangkap oleh Jovano padahal sudah dalam mode paling cepat dirinya.     

Saat akan ditarik, cambuk mendadak saja remuk berkeping-keping, menyisakan setengah dari bagiannya saja. Tatapan terkejut beserta kecewa melihat setengah cambuknya hancur, Jovano merasa hatinya pedih. Ini cambuk kesukaan ibunya dan dihancurkan dengan mudah oleh ….     

"Tuanku! Tuanku perkasa!" Nyi Ratu segera mendekat ke sosok besar yang muncul di dekatnya.      

Jovano berhenti di udara dan memandang ke sosok yang baru muncul.     

Itu adalah sosok iblis dengan tanduk domba yang besar dengan tubuh bulky beserta otot-otot maskulin menonjol di seluruh lengan dan perutnya. Ekor iblis itu seperti ekor kadal, gemuk dan panjang hingga melebihi panjang kakinya saat melayang seperti itu.     

Jangan lupakan sayap hitam legam bagai sayap kelelawar yang satu warna dengan tubuhnya. Wajahnya menunjukkan dominasi kuat.     

"Minggir, bocah!" Iblis itu hanya mengibaskan satu lengannya dan Jovano terdorong beberapa meter, sepertinya itu bukan kibasan serius.     

Tapi Jovano sudah terlanjur emosi dan dia mempersiapkan kekuatannya di tangan kirinya.     

Tepp!     

Bahu Jovano mendadak ditepuk seseorang yang telah berada di sebelahnya.      

"Papa Mertua." Jovano lirih menyebut sambil memandang Pangeran Djanh di sebelahnya.      

Pangeran Djanh menggelengkan kepala ke Jovano. "Tak usah mengurusi jenis seperti itu."     

"Tapi dia melindungi siluman jahat itu, Papa Mertua!" Jovano masih belum bisa melepaskannya.     

Zivena maju ke depan dengan kekuatan di tangannya yang akan ditembakkan ke iblis besar tadi.     

Namun, sebelum tembakan serangan dari Zivena sampai di tubuh iblis tadi, si iblis besar sudah mengangkat tangan lurus ke depan.     

Bergegas, Pangeran Djanh melesat di depan Zivena untuk menahan serangan balasan dari iblis besar tadi.     

Dhaarr!     

Pangeran Djanh terpental dan menabrak Zivena hingga keduanya terdorong ke belakang belasan meter jauhnya. Itupun akibat kekuatan dari Pangeran Djanh sehingga meminimalkan efek dorongan si iblis besar.     

"Jangan ikut campur urusanku atau kalian para semut akan aku lenyapkan!" Iblis besar itu berkata dengan suara menggelegar memenuhi langit daerah tersebut.      

Jovano menyaksikan adegan itu dan seketika dia teringat akan sang kakek yang juga bisa terpental akibat serangan iblis yang ternyata adalah golongan kaisar iblis.     

Di hatinya, Jovano langsung menebak kalau iblis itu di golongan kaisar iblis seperti yang pernah dihadapi kakeknya sore dulu.     

Ya, Jovano yakin lawannya adalah kaisar iblis yang memang sangat kuat. Bahkan sosok seperti Pangeran Djanh saja bisa mudah didorong.     

"Zizi, kamu tak apa?" Jovano dan yang lainnya bergegas ke Zivena.     

"Iya, aku baik-baik saja." Zivena berucap sambil memegangi kepalanya yang sedikit pusing akibat benturan energi kaisar iblis dengan ayahnya Shona.     

"Uhuk!" Justru Pangeran Djanh yang muntah darah hitam.      

"Papa!" Shona segera memegangi ayahnya.      

"Papa Mertua!" Jovano juga ikut cemas.     

"He he … tak apa, aku tak apa." Pangeran Djanh terkekeh dengan mulut berlumuran darah hitam.     

"Kalian ini sama-sama iblis tapi malah bekerja sama dengan manusia! Sungguh memalukan bangsa iblis!" Iblis besar itu menatap geram ke Jovano dan kelompoknya.      

"Iblis dan makhluk apapun memiliki kehendak bebas. Maka, terlepas dari ras apapun kami, kami berhak menentukan sikap kami sendiri." Jovano menyahut.      

"Aib! Kalian adalah aib!" Iblis besar itu menangkupkan kedua tangan ke atas, bersiap untuk menembakkan energi besar dia.     

Pangeran Djanh juga bersiap bersama Jovano, meski tak tahu apakah gabungan kekuatan mereka bisa menandingi kaisar iblis itu. Saat ini, keduanya sudah siap menerima apapun konsekuensinya, mati atau luka parah, itu saja.     

Sekejap berikutnya, kaisar iblis menembakkan serangan dia.     

Namun, mendadak saja muncul Nafael dengan salah satu rekannya, Mirael.      

"Sungguh kau telah berlebihan di dunia ini, jangan menyeret semua arogansimu di sini sehingga Tuanmu akan murka." Nafael berkata sembari dia meniadakan serangan kaisar iblis.     

Mengetahui kedatangan 2 malaikat agung, kaisar iblis mendengus dan menarik pergi Nyi Ratu Ular bersamanya, menghilang dari sana.     

"Terima kasih, Kak Nafael dan Kakak malaikat ini." Jovano tidak mengetahui siapa yang dibawa Nafael.      

Sementara itu, Mirael mengacungkan tangan di udara dan muncullah banyak grimreaper hitam. Mereka segera berkelebatan merenggut semua makhluk astral jahat yang ada di daerah tersebut hingga akhirnya tak ada lagi yang tersisa.     

Setelah semua jin dan makhluk astral jahat lenyap, para grimreaper itu melesat ke langit dan menghilang.     

Melihat itu, Jovano melongo. Tapi dia lekas tersadar dan sekali lagi mengucapkan terima kasih pada kedua malaikat agung di hadapannya. "Sungguh aku dan kelompokku berterima kasih atas kebaikan Anda berdua."     

"Jangan pernah lagi bertanya dan meragukan apakah Tuanmu menyayangi manusia atau tidak." Sesudah mengucapkan itu, Nafael dan Mirael pun pergi dari hadapan Jovano.     

Ucapan terakhir Nafael membuat Jovano termangu.      

Sementara itu, di kediaman si dukun, kepingan jiwa Jovano masih mencari cara untuk menerobos dinding gaib yang ada di sana. Dia makin geram karena masih kesulitan mendobrak penghalang kuat tersebut.     

Di suatu dimensi alam lain, kaisar iblis duduk di singgasana dengan Nyi Ratu ada di depannya, bersimpuh dengan hormat.     

"Kerjamu bagus, Blaresawer." Kaisar iblis berkata. "Aku memang tidak suka dengan campur tangan keroco2 iblis itu di bumi manusia."     

"Yang Mulia tidak perlu mengkhawatirkan mereka." Nyi Ratu menjawab sambil tundukkan kepala secara hormat. "Mereka itu tidak ada apa-apanya dibandingkan Yang Mulia."     

"Tentu saja! Level mereka masih jauh di bawahku! Tapi mereka berlagak seperti yang paling hebat saja! Huh!" Kaisar iblis menggebrak lengan kursinya hingga remuk. "Aku dan beberapa kaisar iblis sudah mulai gerah dengan tingkah sok mereka! Mereka selalu saja mengganggu pekerjaan bawahan kami!"     

Kaisar iblis memaksudkan pada jin dan siluman yang diperintahkan untuk menyesatkan manusia."     

Ketika Jovano sedang berkutat mendobrak hancur penghalang gaib ciptaan Nyi Ratu, Pangeran Djanh yang telah disembuhkan Shona dan Zivena, kini sudah di sebelah Jovano. "Perlu bantuan, Menantuku?"      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.