Devil's Fruit (21+)

Dipecundangi dan Terhina



Dipecundangi dan Terhina

0Fruit 1469: Dipecundangi dan Terhina     
0

Jovano dan Zivena sudah berhasil merangsek masuk ke sebuah gua misterius yang berlokasi di kedalaman hutan Alas Purwo.     

Setelah mereka mengalahkan puluhan jin penjaga gua, mereka bertemu dengan pemimpinnya, berwujud seperti siluman harimau.     

Namun, ketika Zivena mencoba memukul siluman harimau menggunakan cambuk cahayanya, itu berhasil ditangkap siluman tersebut sambil tertawa terkekeh sewaktu Zivena kebingungan.     

Itu karena cambuk cahaya yang Zivena gunakan itu biasanya bisa memukul keras para jin dan siluman meski harus digunakan dengan cermat agar tidak membunuh mereka.     

Bagaimanapun, Jovano dan Zivena tidak boleh melangkahi Sang Agung dalam hal menentukan nasib makhluk apapun yang mereka lawan.      

Melihat percikan energi yang bocor dari tubuh siluman harimau itu, Jovano menyadari sesuatu dan berteriak ke adiknya, "Zizi! Dia bukan siluman! Dia iblis yang menguasai siluman!"      

Zivena mendengar ucapan kakaknya dan dia segera saja melesat mundur ke belakang dan meninggalkan cambuk cahaya dia begitu saja karena masih tetap digenggam kuat-kuat oleh siluman yang ternyata sosok iblis.     

Setelah Zivena berhasil tiba di sebelah kakaknya, dia bertanya, "Kak Jo yakin dia iblis?"     

Mata Jovano tajam menatap iblis yang sedang tertawa santai di depannya. "Ya, aku mengenali energi iblis darinya. Dia merasuki siluman harimau dan melakukan kerusakan menggunakan tubuh siluman itu!"     

"Ha ha ha! Tidak aku sangka … kau … bocah iblis kecil ternyata bisa mengungkap identitasku hanya dari bocoran sedikit energi yang tak sengaja terlepas dariku." Rupanya iblis itu juga sudah mengetahui identitas Jovano sebagai sesama iblis. "Tapi … aku juga mencium bau aneh darimu, bukan hanya bau iblis, tapi … manusia?"     

Mendengar dugaan dari iblis di depannya, Jovano diam saja sambil dia mengirimkan permintaan pada Sang Sumber Agung agar dia diijinkan menindak keras iblis ini.     

Jovano yakin, di mata Sang Sumber, iblis di depannya ini sudah patut dimusnahkan atas kejahatannya terhadap manusia.      

"Rupanya kau juga berdarah manusia! Ha ha ha! Kau sejenis semi-devil? Wa ha ha ha! Sungguh menarik! Semi-devil yang ingin menentangku!" Iblis itu semakin tertawa mengejek Jovano.     

Zivena hendak maju lagi karena emosi, namun Jovano lekas menahan adiknya agar tidak bertindak sembrono. Mereka belum tahu seberapa kuat iblis di hadapan mereka ini.     

Jika itu adalah siluman ataupun jin, Jovano masih bisa memiliki keyakinan tinggi untuk menakar bahwa kekuatan dia tidak akan berada di bawah mereka, namun berbeda jika itu adalah iblis.     

Iblis sangat berbeda dengan siluman maupun jin. Energi kaum iblis begitu tajam, kuat, dan menekan. Bahkan jin terkuatpun akan bersujud takut pada iblis rendahan.     

Jovano belum tahu, iblis yang merasuki tubuh siluman harimau ini sejatinya di level mana? Rendahan, menengah, atau tinggi seperti kakeknya?     

Kalau iblis golongan menengah seperti Alphegor, Jovano masih memiliki kepercayaan diri. Namun jika levelnya sama seperti kakeknya, King Zardakh, dia harus berhati-hati.     

Iblis itu menunjuk ke Zivena, berkata dengan nada mengejek, "Dan kau … kau ini apa sebenarnya? Sungguh tak jelas. Kau berbau samar akan iblis tapi juga ada bau lainnya yang sepertinya jenis rendahan, manusia, bukan? Ha ha ha! Kalian ini makhluk campuran! Sungguh jenis rendahan! Kalian bukan ras murni! Ha ha ha!"     

Jovano sudah hendak menarik Zivena dari sana, namun segera saja iblis itu sudah melesat ke arah dia dan adiknya. "Zizi! Kau mundur!" teriaknya sembari menarik sang adik ke belakang tubuhnya.     

Sementara itu, Jovano mengeluarkan pedang besar dia untuk menahan serangan dari cakar iblis itu.     

Namun ….     

Praangg!     

Mata Jovano membola lebar melihat pedang besar dia retak dan hancur di bagian yang ditebas cakar iblis tadi.     

Dia lekas mundur sejenak, tapi si iblis lawannya terus mengejar, tidak ingin melepaskan Jovano.     

"Ha ha ha, kau bocah campuran rendahan! Makhluk menjijikkan! Ha ha ha! Sini, lebih baik aku bunuh kau saja daripada kau hidup dalam malu sebagai makhluk rendahan!" Iblis itu menghantamkan cakarnya ke Jovano.     

Beruntung, Jovano memiliki perisai milik ibunya yang terbuat dari kristal istimewa. Perisai itu bisa menahan serangan iblis rendahan hingga menengah.      

Iblis itu terus memukul perisai Jovano, seakan sedang mempermainkan Jovano yang berlindung di belakang perisai itu. Si iblis sengaja melakukannya seraya terus tertawa gila, menertawakan Jovano yang di matanya sedang meringkuk ketakutan pada serangannya.     

Melihat itu, betapa geramnya Zivena, dia berteriak, "Kak Jo! Pakai api hitammu!"     

Mendengar teriakan Zivena bahwa lawannya memiliki api hitam, iblis itu sedikit terhenti dan mundur sejenak.     

"Tidak bisa, Zi! Itu terlarang di sini!" Jovano menjawab.     

Dikarenakan jawaban Jovano, iblis itu kembali tertawa, lalu maju kembali, merasa bahwa sekalipun lawannya memiliki api hitam yang harus diwaspadai, tapi karena terlarang digunakan saat ini, dia tentu akan mengambil kesempatan ini!     

Kembali, iblis itu memukul perisai Jovano. "Ha ha! Kau punya api hitam? Mana? Mana? Ha ha ha, tak bisa menunjukkan padaku, ya kan?"      

Sementara itu, pukulan dari iblis itu semakin membebani perisai kristal di tangan kiri Jovano. Dia benar-benar sedang dipecundangi oleh si iblis.     

Ini sungguh memalukan bagi Jovano, ketika dia harusnya bisa lekas menaklukkan iblis lawannya, namun dia dibatasi oleh belenggu Sang Sumber Agung.     

Setelah berbagai pembunuhan Jovano terhadap banyak jin di misinya di bumi manusia, sekarang dia harus mendapatkan ijin telebih dahulu jika ingin menggunakan 2 kekuatan dahsyatnya itu.     

Kalau dia berani melanggarnya, bisa-bisa umurnya kian dipangkas dan mungkin juga dia bisa dilucuti dari kekuatannya jika Sang Sumber tidak berkenan akan kenekatannya.     

Oleh karena masih ingin melanjutkan misi demi sang ibu yang masih koma, Jovano harus berkompromi dengan Sang Sumber.     

Dia lekas memutar otaknya untuk tidak membiarkan iblis jahat di depannya itu bertindak semaunya.     

"Tsk! Biar aku saja kalau begitu, Kak!" Zivena di belakang Jovano malah gemas sendiri melihat kakaknya dipecundangi begitu rupa oleh sesama iblis.     

"Jangan! Jangan lakukan itu, Zizi!" Jovano berteriak mencegah adiknya melakukan hal konyol. Kemarin dulu, Zivena sudah mendapatkan pengampunan dan belas kasih dari Sang Sumber dan dihindarkan dari konsekuensi apapun, maka dari itu, jangan sampai Zivena mengalami konsekuensi itu lagi.     

Zivena menghentakkan kakinya dengan kesal karena ucapan kakaknya. Meski begitu, dia sadar bahwa dia harus patuh pada Jovano sebagai pemimpin misi.     

Namun, ternyata iblis itu berseru, "Heh, kalian para jin goblok! Lekas serang mereka!"     

Jin-jin yang berjaga di bagian belakang Jovano pun terkesiap, tidak mengira mereka diperintahkan demikian. Mereka ragu dan takut dimusnahkan. Apalagi setelah mendengar bahwa Jovano dan Zivena juga memiliki kekuatan iblis seperti bos mereka.     

Melihat anak buahnya ragu-ragu, si iblis berseru, "Kalian berani membangkang? Tidak ingin jiwa manusia di tanganku, hah?!"     

Mendengar itu, mata para jin itu segera menyala akan ketamakan. Jiwa manusia, itu merupakan hal terlezat bagi mereka yang menghamba pada kekuatan.     

Puluhan jin itupun bergegas menerjang dari belakang Jovano dan Zivena.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.