Devil's Fruit (21+)

Grimreaper Mendatangi Nirwana



Grimreaper Mendatangi Nirwana

0Fruit 1389: Grimreaper Mendatangi Nirwana     
0

Ketika Zivena dan Gavin terbang melayang santai ke sebuah jalanan besar nan sepi tak jauh dari rumah sakit, mereka melihat ada truk yang melaju aneh dan dari arah berlawanan ada mobil keluarga.     

Zivena bergerak cepat menyelamatkan mobil keluarga itu dan menghindarkan mobil tersebut dari truk yang sopirnya agak mabuk.     

Setelah menghindarkan tragedi tabrakan maut, Gavin mengurus sopir truk itu dengan menepikan paksa serta menghentikan truk itu ke tepi jalan.      

Entah ide dari mana, tiba-tiba saja Zivena menampar sopir itu dan mengganti penampilannya menjadi hantu pucat yang menyeramkan di sebelah si sopir. Sudah pasti sopir itu panik luar biasa mendapati hantu di siang bolong, di sebelahnya pula!     

Sopir itu tidak berhasil melarikan diri dan mau tak mau harus bertahan berdampingan dengan 'hantu' Zivena di dalam ruang sempit truknya. Dia bahkan tak sadar sudah mengucurkan cairan bau menyengat khasnya yang hangat di celananya. Yah, manusia mana yang tidak demikian ketika menghadapi seperti apa yang dialami sopir itu.     

Zivena mulai menatap tajam ke sopir yang ketakutan. "Kau … apakah kau tidak malu karena mengemudi dalam keadaan mabuk, hah?" dia menunjuk ke sopir itu menggunakan tangan berkuku panjangnya.     

Sopir itu memundurkan kepalanya dengan ngeri melihat tangan berkuku panjang yang terarah ke dirinya. Ia sampai menempel di badan pintu dalam. Mungkin dia berharap dirinya bisa menyatu dengan pintu itu dan menjadi benda mati saja daripada mendapatkan kengerian seperti ini. "A-Aku … aku …."     

"Jangan mengelak!" seru Zivena sambil melotot, ini menambah aroma ngeri untuk si sopir. "Kau minum-minum sebelum berangkat menyetir, kan?!"     

Sopir truk berharap dia bisa pingsan saat itu juga. Tapi, sialannya, itu tidak terjadi. Dia dipaksa menatap Zivena, suka tidak suka, mau tidak mau. "I-Iya … aku memang minum sedikit—"     

"Apakah menurutmu itu pantas? Saat kau sedang bertugas dengan truk sebesar ini, hah?" potong Zivena dengan wajah emosi.     

"Aku … aku minta maaf. Aku minta maaf." Sopir itu menangkupkan dua tangan ke depan sambil menangis, memohon ampun ke Zivena.      

"Kalau lagi aku tahu kau minum alkohol sebelum menyetir, maka siap-siap saja bertemu denganku. Dan pertemuan kedua kita nantinya akan lebih mengerikan dari ini, kau bisa yakin itu. Paham? Setelah ini, pulihkan dulu dirimu sebelum melanjutkan mengemudi!" Lalu, usai mengatakan itu, Zivena pun menghilang.     

Gavin tertawa terbahak-bahak meski tak akan terdengar sopir itu. "Ha ha ha! Ya ampun, Zi, aku tidak menyangka kau bisa berakting seperti tadi! Apalagi menyamar jadi hantu, wa ha ha ha! Sungguh epic! Aku harus ceritakan ini ke kakakmu!"     

"Kenapa harus seheboh itu, sih?" Zivena menampakkan wajah meremehkannya. "Kau ini benar-benar amatir untuk urusan begini, yah!"     

Gavin berhenti tertawa setelah ejekan dari Zivena. Dia tahu lidah gadis belia itu sangat tajam, dan dia hanya bisa menerima dan menelannya. Ia pun tersenyum kecut, berkata, "Ehem! Ini sekarang … kita ke mana, Zi?"     

"Jalan saja dulu, siapa tahu menemui hal-hal menarik di jalan." Zivena terbang lebih dulu meski tidak terburu-buru.     

Gavin pun mengikutinya dan mereka mulai menjauh dari truk yang masih berhenti di tepi jalan. Mungkin setelah ini sopirnya benar-benar tobat dan tak lagi berani minum-minum walau sedikit sebelum mengemudi.      

Sebenarnya, Gavin mengakui metode keras dari Zivena ke sopir truk tadi cukup efektif dan tepat. Kadang memang manusia harus diberi terapi syok untuk manusia bisa bertingkah lebih baik. Meski, tentu saja tidak semuanya harus diberikan terapi macam itu. Harus melihat dulu siapa dan bagaimana orangnya.     

.     

.     

"Aku benar-benar harus bertemu dengan malaikat tinggi!" Grimreaper yang tadi berselisih dengan Zivena sudah tiba di Nirwana dan bersikeras untuk menemui salah satu malaikat tinggi di sana.     

"Memangnya kau hendak bicara apa dengan malaikat tinggi?" tanya malaikat yang menjaga gerbang Nirwana.     

"Aku harus bertanya langsung pada Beliau. Tolong permudah permintaanku ini." Grimreaper tetap berdiri kokoh di depan gerbang.     

"Aku harus tahu terlebih dahulu mengenai urusanmu agar aku sampaikan ke Beliau dan wewenang Beliau apakah ingin menemuimu atau tidak." Pengawal di situ masih bersikeras menahan Grimreaper di depan gerbang.     

"Hghh! Aku hanya ingin tahu, kenapa ada sosok berbau malaikat tapi bentuk energinya beda dengan malaikat, mengganggu tugasku sebagai pencabut nyawa di Bumi."     

"Lalu? Itu saja?"     

"Sosok gadis itu berkata bahwa dia mendapatkan misi tersebut dari malaikat tinggi Nirwana, maka dari itu aku ingin mengonfirmasi ucapan gadis itu, apakah dia berdusta padaku atau tidak."     

"Baiklah, aku akan sampaikan dulu pertanyaanmu itu ke mereka. Tunggu di sini." Malaikat pengawal itu melirik ke rekan sesama pengawal, memberi kode ke rekannya agar mengawasi si Grimreaper.     

Tak lama kemudian, malaikat tadi sudah melesat masuk ke Nirwana dan menemui malaikat yang ada di depan pintu besar tempat para malaikat tinggi berasal.     

"Ada apa kau ke sini?" Malaikat di depan pintu besar ke malaikat penjaga yang menghampirinya.     

"Mohon maafkan kelancangan saya ini." Lalu, malaikat penjaga itu memberitahu semua yang terjadi.     

"Ahh … ada grimreaper rupanya. Hm, baiklah, bawa aku ke dia." Malaikat itu pun bersedia menemui grimreaper tadi.     

Ketika malaikat penjaga memimpin jalan ke gerbang utama di depan sana, grimreaper masih tetap berdiri tegak bagaikan sebuah patung hitam yang menebarkan aroma kematian.     

Malaikat yang mengikuti penjaga itu pun tersenyum dan menyapa si pencabut nyawa, "Halo, rekan kami, grimreaper … apa yang membuatmu datang ke sini?" Meski dia sudah diberitahu oleh penjaga tadi, namun dia tetap bertanya ke grimreaper itu.     

"Aku hanya ingin tahu apakah Nirwana memang mengutus gadis belia untuk mengganggu tugasku?" Grimreaper terlihat menahan marah.     

"Ohh? Mengganggu tugasmu?" Malaikat itu bertingkah seolah bingung.     

"Ya, dia terus saja mengembalikan roh manusia yang seharusnya aku ambil ke tubuh empunya. Bukankah itu sudah bisa dikatakan mengganggu tugasku?"     

Malaikat itu terdiam beberapa detik sebelum akhirnya dia berkata, "Ahh, rupanya ada hal seperti itu, yah?"     

"Jadi … apakah Nirwana mengutus tugas seperti itu atau tidak?" Grimreaper tak sabar ingin lekas mendapatkan jawaban. Dia bersiap-siap hendak berkonfrontasi dengan Zivena jika memang ternyata pihak Nirwana tidak memerintahkan Zivena untuk menyelamatkan roh yang seharusnya diambil dia sebagai tugasnya.     

Lagipula, grimreaper di alam manapun juga tidak mungkin bertindak sesuka hatinya. Mereka sangat taat pada pemilik alam semesta dan tunduk pada seluruh daftar roh yang harus mereka ambil setiap harinya. Selalu seperti itu.     

Makanya dia terganggu akan tindakan Zivena yang dinilai sudah menghalangi tugas utama dia.     

"Tidak." Malaikat itu menjawab si grimreaper.     

"Ulangi lagi jawabanmu, apakah Nirwana mengirim gadis itu untuk menahan roh yang hendak aku cabut?"     

"Tidak, kami tidak mengirim atau mengutus siapapun untuk pekerjaan itu."     

Setelah mendengar dengan yakin ucapan malaikat tadi, grimreaper tanpa pamit segera melesat pergi kembali ke Bumi. Dia harus menemui Zivena dan membuat perhitungan yang benar dengan gadis lancang itu!     

Sementara grimreaper pergi, muncul malaikat tinggi mendekat ke malaikat tadi. "Apakah itu grimreaper? Yang barusan pergi?"     

"Ya."     

"Hendak apa dia?"     

"Menanyakan apakah kita mengirim orang untuk mengganggu tugasnya atau tidak." Lalu malaikat itu pun menjelaskan lagi ke rekan malaikat tingginya sesuai cerita grimreaper tadi.     

Malaikat yang baru datang itu pun mengerutkan kening. "Bukankah memang ada tugas yang diberikan rekan kita ke seorang keturunan Mikhael?"     

"Tapi kita tidak mengutusnya, kan? Itu merupakan kehendak dan metode mereka sendiri dalam menjalankan tugasnya." Lalu, malaikat itu pun berlalu meninggalkan rekannya yang termangu.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.