Devil's Fruit (21+)

Shona Ditangkap dan Dilecehkan



Shona Ditangkap dan Dilecehkan

0Fruit 1362: Shona Ditangkap dan Dilecehkan     
0

Shona tidak pernah menyangka bahwa dia hanya dipermainkan saja oleh Molof sejak tadi. Rupanya Molof sudah memperkirakan ini dan itunya sehingga kini dia berhasil memerangkap Shona masuk ke penjara kristal bersamanya.     

Ini sungguh mengejutkan Shona tentu saja. Janda muda itu merasa jijik luar biasa ketika Molof terus menghimpit dirinya di dalam kristal hingga dia berteriak sekeras-kerasnya.     

Teriakan panik Shona terdengar oleh Jovano dan Gavin.     

"Sho!"      

"Kak Sho!"     

Betapa murkanya Jovano melihat calon istrinya sudah diperangkap masuk satu kristal dengan Molof dan akan mendapatkan pelecehan dari si iblis mesum tersebut.     

Namun, saat Jovano hendak melesat ke Molof, Alphegor menghadangnya sambil tersenyum dan berkata, "Pangeran Muda, urusan kita belum usai, kan?"     

"Persetan denganmu!" Jovano sudah tidak perlu memakai kalimat sopan penuh basa-basi lagi ke Alphegor. Kini wanita tercintanya hendak dicelakai dan dirusak oleh lawan, mana mungkin dia masih tenang saja.     

Jovano menembakkan api hitam dia ke Alphegor dan lekas dihindari iblis keriput itu. Dengan begitu, Jovano memiliki kesempatan mendekati kristal tersebut. "Sho! Sho!" Ia memukuli kristal itu dengan panik dan murka.     

"Jo! Jo!" Shona mengulurkan tangan meski itu percuma karena terhalang dinding kristal tebal.     

"Ha ha ha, sayank, sepertinya kita akan mendapatkan penonton yang baik," ujar Molof sambil merangkul Shona dan meremas payudaranya.     

"Jangan sentuh aku, iblis sialan!" Shona hendak menghujani Molof dengan serangan esnya, tapi anehnya itu tidak bisa.     

"Tak perlu repot-repot, sayank, karena di dalam kristal hebatku ini, kekuatanmu tidak akan mempan. Jadi, ayo, lebih baik gunakan kekuatanmu untuk mendesah dan melayaniku dengan baik saja, oke?" Molof memaksa wajah Shona mendekat ke dia untuk dicium.     

Tentu saja Shona berontak sejadi-jadinya sambil menjauhkan wajah Molof memakai dua tangannya. Dia tak boleh kalah! Sementara itu, Jovano memukuli gila-gilaan kristal itu, berharap kristal tersebut bisa pecah.     

Tapi, rupanya kekuatan kristal milik Molof memang tidak bisa diremehkan. Level kekuatan Molof juga tak bisa dipandang kecil, terlebih Molof merupakan iblis yang usianya jauh di atas mereka dengan segudang pengalaman perang dan pelatihan kekuatan elemen yang keras pula.     

Karena tak mau menyaksikan calon istrinya di lecehkan di depan muka, Jovano mempersiapkan api hitam dia. Oke, kristal itu memang sangat kuat, tapi benarkah itu bisa menahan api hitam dia?     

Melihat Jovano sudah memunculkan api hitam di atas telapak tangan kirinya, Molof berkata santai, "Apa kau pikir kalau kau pakai api hitam, kau hanya mencelakaiku saja? Kau tidak khawatir itu akan bisa mencelakai wanitamu juga, hm?"     

Mendengar itu, Jovano beku dan surut, meniadakan api hitam di telapak kirinya. "B4ngsat! Lekas katakan saja pertukaranmu! Jangan sentuh dia! Aku akan berikan apapun selain sesuatu yang berupa makhluk hidup! Kau ingin buah roh? Aku akan berikan pohonnya sekaligus! Keluarkan dia dulu dan akan aku berikan pohon itu!"     

Mata Molof dan Alphegor menyala mendengar Jovano menjanjikan pohon buah roh. Iblis mana yang tidak berliur membayangkan memiliki pohon tersebut?     

Namun, rupanya Molof malah tertawa. "Ha ha ha! Biarkan aku mencicipi wanitamu terlebih dahulu, setelah itu kau boleh mengambil dia lagi dan berikan pohon yang kau janjikan itu, bocah kecil."     

"Apa?!" Jovano melotot lebar penuh amarah. "Lepaskan dia dulu dan jangan sentuh dia jika ingin pohon itu!"     

"Ohh, kalau begitu … aku tak jadi menginginkan buah itu. Lebih baik aku mengambil wanita ini saja, bagaimana? Aku tak begitu tertarik buah itu. Rasanya wanita ini bisa membuatku puas tiap malam nantinya."     

"Tidak! Tidak!" Shona kian berontak sambil menggunakan tangan dan kaki untuk melawan Molof.     

Jovano sudah hendak mengatakan sesuatu namun secara tidak disangka-sangka, dia dipukul di punggungnya oleh Alphegor. "Iblis tua b4ngsat! Kau membokongku!"     

"Fu hu hu … apakah ada peraturan untuk tidak membokong dalam pertarungan? Berikan padaku buku peraturan seperti itu." Alphegor sungguh tak tahu malu.     

Jovano merasa punggungnya panas dan sangat sakit. Apa yang sebenarnya dipukulkan oleh Alphegor tadi?     

Namun, Jovano tidak bisa berlama-lama menebak karena Alphegor sudah menerjang dia lagi dan terus menyerang tanpa jeda membuat Jovano lumayan kewalahan.     

Ketika Jovano hendak menggunakan api hitam ke Alphegor, Molof berteriak, "Kau berani memakai api hitam ke Yang Mulia Alphegor dan kelompok kami, maka ucapkan selamat tinggal pada wanita ini yang akan kubawa sekarang juga ke alamku!"     

Menggigit gerahamnya penuh murka, Jovano urung mengeluarkan api hitam. Ini dimanfaatkan iblis-iblis lain untuk maju dan mengeroyok Jovano.      

"Hi hi hi … sayank, ayo kita tonton pertunjukan bagus di depan sana." Molof terus memeluk Shona dari belakang dan menciumi tengkuk Shona sambil tangannya seenaknya bermain-main di dada janda muda itu.     

"Jangan! Jo! Arrghh! Singkirkan tangan busukmu! Jangan sentuh aku!" Shona terus melawan di dalam kristal sempit itu, berusaha menghindari bibir Molof yang terus ingin mencium wajahnya.     

Shona kian kewalahan ketika Molof malah menciptakan tangan-tangan lainnya untuk menahan pergerakan Shona. Ada tangan yang menahan dua tangannya, ada yang meremas payudaranya, dan ada pula tangan yang memasuki celana dalamnya.     

"Tidak! Tidak mau! Tidak! Jangan!" Shona sampai mulai menangis karena tak mau dilecehkan Molof. Dia terus berjuang sekuat tenaga meski tubuhnya kini digerayangi tangan-tangan Molof yang berjumlah sampai 6.     

"Hi hi hi … sayank, nikmati saja ini, yah! Pasti akan terasa sangat enak! Percayalah! Sudah banyak yang mengakuinya. Kau sebentar lagi akan ketagihan permainanku yang pastinya lebih hebat ketimbang pacar kecilmu." Molof terus saja mempergunakan tangannya untuk melecehkan tubuh Shona.     

Tangan-tangan itu bahkan merobek paksa baju dan celana Shona untuk memudahkan aksi bejatnya. Teriakan penolakan dari Shona justru seperti melodi indah di telinga Molof. Itu seperti bahan bakar pembakar semangat Molof untuk berbuat lebih dan lebih dalam menikmati Shona.     

Sementara itu, Jovano masih kewalahan karena harus menghadapi serbuan Alphegor dan iblis-iblis yang mengeroyoknya. Dia tak berani secara nekat mengeluarkan api hitam dia karena takut bila Molof benar-benar menghilang bersama Shona dari tempat ini.     

Ia tahu, selama dia tidak mengeluarkan api hitam, maka Molof si tukang pamer itu tidak akan pergi secepat ini membawa Shona karena tujuan Molof adalah agar Jovano menyaksikan sendiri bagaimana Shona dilecehkan di depan matanya.     

Gavin meringkuk tak berdaya di dalam kristal. Apakah Shona harus bernasib sama seperti Egrima sebelumnya? Dilecehkan di depan lelaki yang mencintainya sebelum dibunuh dengan keji.     

Lutut Gavin jatuh dan dia bersimpuh sedih memikirkan mengenai Egrima. Meski dia tahu dan melihat sendiri 2 malaikat membawa jiwa Egrima, namun dia masih sedih karena tak bisa menyelamatkan Egrima dengan tangannya sendiri dan malah membuat Egrima menerima perlakuan sekeji itu secara sadar.     

Di dalam kristalnya, Shona terus berjuang menepis tangan Molof pada dada dan bagian intimnya. Ia menjerit-jerit sambil menangis, tak rela dirinya disentuh iblis seperti Molof.     

Ketika Molof sudah menghadapkan Shona ke dirinya dan siap untuk memasuki Shona, mendadak saja terdengar ketukan di luar kristal.     

Tukk! Tukk! Tukk!     

Molof dan Shona seketika menoleh ke arah suara ketukan itu dan keduanya sama-sama melotot terkejut.     

"Bisakah aku mengganggumu?" tanya Pangeran Djanh dari luar kristal pada Molof.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.