Devil's Fruit (21+)

Mengejar Shona Hingga Tertangkap



Mengejar Shona Hingga Tertangkap

0Fruit 1361:  Mengejar Shona Hingga Tertangkap     
0

Setelah itu, 2 malaikat itu pun pergi dengan cepat kembali naik ke langit dan tidak terlihat lagi. Shona sampai berurai air mata bahagia, merasa lega bahwa Egrima sudah mendapatkan tempat yang baik sekarang.     

"Hm, kau tidak melupakan aku, kan cantik?" Molof berkata di dekat Shona sambil menyeringai menjijikkan.     

Shona lekas saja menjauhkan dirinya dari Molof dan hendak kembali ke Jovano yang kini sedang bertarung melawan Alphegor.     

Namun, mana mungkin Molof membiarkan Shona pergi begitu saja dari jangkauannya setelah mereka berduaan begini di angkasa, jauh dari Jovano.     

Menggunakan kecepatan terbang yang dia mampu, Shona melaju hendak ke calon suaminya, dan Molof menghadang lebih cepat hingga Shona harus menghentikan terbangnya dengan mendadak.     

"Minggir!" seru Shona.     

Molof terkikik sambil mengusap bibir menggunakan lidahnya sendiri, "Sluurrpp! Akhirnya kita bisa berduaan saja, manisku. Alangkah baik, bukan?"     

"Jangan harap!" Shona menjulurkan tangannya dan menembakkan paku-paku besar dari es ke Molof.     

Tangan Molof dijulurkan membentuk kristal yang berperan sebagai perisai dan serangan es Shona tidak bermakna menghadapi kekuatan kristal tersebut. "Hi hi hi … kenapa kau masih saja melawan, sayank. Aku berjanji akan membuatmu sangat bahagia jika kau mengikuti. Ayolah …." Molof tanpa malu-malu membujuk Shona.     

"Kau tak pernah berkaca, hah?" Shona kian jijik melihat Molof.     

"Kenapa? Apa kau pikir lelakimu yang di sana itu adalah yang paling tampan? Ketahuilah, aku bisa menjadi siapapun atau apapun yang kau inginkan, sayank. Kau tinggal berbicara saja, dan akan aku sediakan semua yang kau ingin." Molof tak berhenti merayu Shona.     

Rasanya Shona nyaris muntah saking mualnya mendengar ucapan Molof. Sungguh rayuan tidak berbobot dan tidak sadar diri pula! "Ya, ya, ya, aku akan ikut denganmu asalkan kau penuhi satu keinginanku."     

"Satu? Hanya satu?" Mata Molof menyala akan harapan besar. Ia maju mendekat ke Shona tapi gadis itu lekas terbang mundur.     

"Kabulkan dulu keinginanku!" teriak Shona dengan wajah masam.     

"Baiklah, akan aku kabulkan selama itu adalah permintaan darimu, sayankku." Senyum Molof sungguh lebar seakan dari ujung telinga ke telinga lainnya.     

"Bagus. Kalau begitu, aku ingin kepalamu. Ya, kepalamu saja." Shona berkata santai.     

Segera, wajah Molof berubah kecut dan menggelap, senyum lebar dia pun menghilang saat dia menatap tajam ke Shona dengan pandangan kecewa. "Aku sudah mencoba berbaik-baik bicara padamu, jalang!" serunya sambil melesat maju hendak menerjang Shona.     

Shona lekas terbang mundur lagi dan menghujani Molof dengan pasak tajam dari es yang keluar dari dua telapak tangannya. Meski tak bisa melukai Molof, namun setidaknya itu bisa memperlambat Molof.     

Mengetahui bahwa serangannya bisa memperlambat laju Molof padanya, Shona makin mengerahkan kekuatan es-nya, yang kini tak hanya disemburkan secara lurus ke depan, namun membentuk kurva yang menyerang Molof dari berbagai sudut.     

Ini benar-benar menyulitkan Molof karena dia harus menangkis serangan es Shona dari berbagai sisi: atas, bawah, depan, belakang, kanan dan kiri.     

Shona tidak mengendurkan kekuatannya dan terus menyemburkan hujan pasak es yang ditembakkan agar mengurung Molof sembari dia bisa terus memperlebar jarak.     

"Aaarrhhh!" Molof lengah dan mendapat tusukan satu pasak es pada salah satu paha belakangnya. Akhirnya, dia hanya bisa menyelubungi dirinya dengan kurungan kristal seperti yang dia lakukan pada Gavin. Bedanya, dia mengurung dirinya sendiri di kristal itu untuk bertahan dari serangan Shona.     

Sembari Molof aman berada dalam penjara kristalnya, dia melesat maju dan tidak perlu mencemaskan serangan pasak es dari Shona lagi.     

Ini pun menjadi kesulitan baru bagi Shona. Tahu bahwa kekuatan es dia begitu susah menembus pertahanan kristal milik Molof, Shona memilih untuk berhenti menyerang dan fokus melarikan diri saja.     

Maka, terjadilah adegan keja-kejaran Shona dan Molof. Yang lebih menyebalkan bagi Shona, Molof sepertinya sedang menikmati ini. Iblis mesum itu seperti hanya bermain-main saja padanya, seolah dia makin berhasrat jika Shona susah ditangkap.     

Setiap Shona hendak mengarah terbang ke Jovano, maka Molof dari dalam kristal akan menembakkan kristal-kristal tajam ke Shona sehingga mau tak mau membuat Shona menghindar dan gagal mendekat ke Jovano.     

Ketika Shona sedikit lagi akan berada cukup dekat ke Jovano, secara mengagetkan, Jovano diperangkap kabut hitam pekat milik Alphegor sehingga menyulitkan Shona melihat apa yang terjadi di pusaran kabut tebal itu.     

"Jo!" Shona berteriak. Tapi, dia tak bisa berlama-lama lengah karena tembakan kristal tajam sudah terarah padanya. Ia terpaksa menjauh dari area tersebut.     

"Manisku, jika kau berada di dekat lelakimu itu, jangan salahkan aku kalau nantinya tembakanku akan tak sengaja masuk ke kabut dan mengenai pacar kecilmu itu." Molof berseru pada Shona.     

Mata Shona membelalak. Ya, dia hampir saja mencelakakan calon suaminya! Maka, tak ada pilihan lain selain menjauh dari Jovano dan dia harus menghadapi Molof dan kalau bisa … membinasakan Molof.     

Shona pun terbang menjauh dari Jovano, teguh bertekad hendak melawan Molof sendirian. Meski tak yakin akan mampu mengalahkan Molof, tapi semua harus dicoba.     

Setelah terbang cepat selama beberapa detik, Shona lalu berbalik dan berhenti di angkasa, berhadap-hadapan dengan Molof dalam jarak belasan meter.     

"Sepertinya kau sudah lelah menghindariku dan memutuskan untuk menyerah padaku, manis. Hm, itu kuakui sebagai keputusan yang cerdas darimu." Molof melesat ke depan, masih berada di dalam kristalnya.     

Shona mengerutkan kening dengan pandangan sengit ke Molof. Tangannya mengeluarkan sebuah pedang.     

Namun, baru saja pedang itu keluar dari cincin ruangnya, Molof menjentikkan kristalnya menepis pedang itu sehingga pedang pun terlempar dari tangan Shona dan jatuh ke bawah.     

"Arghh!" Shona sangat terkejut ketika pedangnya dengan cepat dibuat jatuh oleh Molof.     

Tetapi, tidak itu saja yang membuat Shona terkejut, karena detik berikutnya sebelum Shona bisa menguasai dirinya dari keterkejutannya, Molof sudah melesat cepat sambil menjulurkan tangan ke Shona.     

Snap! Snap!     

Dalam sepersekian detik, Shona sudah dipenjara di dalam kristal, sama seperti Gavin. Shona kaget luar biasa. Dia berhasil diperangkap oleh Molof hanya karena dia lengah sepersekian detik sejak pedangnya dipukul jatuh. Dua tangannya menggedor-gedor dinding kristal itu sambil berteriak marah.     

Melihat Shona semarah itu, Molof malah tertawa gila. "Ha ha ha! Rasanya cukup bermain-main denganmu, cantik! Ayo, sekarang kita lebih baik bersatu saja."     

Mata Shona membelalak lebar. Apa maksud 'bersatu' yang diucapkan Molof baru saja?     

Dan jawaban dari pertanyaan di benak Shona pun diberikan dengan majunya kristal yang membawa Shona ke kristal Molof di depannya.     

Kristal itu bagai hendak ditabrakkan hingga Shona secara refleks pun menutup mata dengan wajah ngeri, mengira sebentar lagi akan bertubrukan keras.     

Namun, alangkah herannya Shona ketika tidak terjadi apapun. Hanya, matanya melotot begitu dibuka karena di depannya kini sudah ada Molof. Mereka sudah berada dalam 1 kristal dengan jarak yang amat sangat dekat.     

"Lepaskan aku! Lepaskan aku, sialan! Iblis brengsek!" jerit Shona panik ketika dirinya dipeluk Molof dan wajah lelaki itu begitu dekat dengannya. Ia bertanya di benaknya, apakah dia akan berujung dengan dilecehkan Molof di kristal ini?      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.