Devil's Fruit (21+)

Keputusan Sang Pencipta



Keputusan Sang Pencipta

0Fruit 1360: Keputusan Sang Pencipta     
0

Shona dan juga Molof masih terpana akan kedatangan 2 malaikat yang bercahaya terang turun ke alam penyihir. Sungguh sesuatu hal yang susah dipercaya oleh Molof.     

Alam penyihir adalah alam terkutuk tempat para penyihir menyerahkan dan juga menjual jiwa mereka ke iblis demi kekuatan sihir. Rasanya aneh jika pihak surga menjamah alam yang terkutuk ini.     

Namun, di alam semesta raya ini, tidak ada hal yang tidak mungkin. Tidak ada hal absolut kecuali perubahan.     

"Kenapa kalian kemari?" tanya Molof tanpa bisa menguasai keheranannya dengan sikap arogan.     

Salah satu malaikat itu segera mengarahkan tatapannya ke Molof dan mata itu bercahaya seolah sedang menembak.      

"Argh!" Molof langsung memegangi matanya yang mendadak sakit. Meski tidak sampai berdarah atau luka, namun rasa sakit itu tidak terasa nyaman sama sekali. Dengan begitu, Molof pun memilih untuk tidak memancing konfrontasi dengan kaum malaikat. Dia masihlah iblis dengan tingkatan yang terlalu jauh di bawah kekuatan malaikat.     

Shona masih membeku di tempatnya, melayang diam sambil terus mengawasi pergerakan 2 malaikat itu.     

Yang membuat mereka terkejut bukan kepalang, salah satu malaikat mengulurkan tangannya ke arah bola cahaya hitam milik Egrima. Bola jiwa Egrima sempat berputar-putar sejenak di sekitar telapak tangan malaikat itu sebelum akhirnya dia benar-benar hinggap di atas telapak tersebut.     

Hal aneh berikutnya adalah … bola cahaya hitam itu secara perlahan namun konstan berubah menjadi cerah dan memutih. Mata Shona dan Molof tidak bisa tidak membelalak menyaksikan adegan demikian.     

"Ke-Kenapa bisa begitu?" Molof bertanya namun kali ini dengan nada yang tidak searogan tadi, takut diserang kembali seperti sebelumnya.     

"Tidak ada yang tidak mungkin." Malaikat itu menjawab. "Jiwa ini kami bawa."     

"Tunggu!" Shona menahan 2 malaikat yang hendak pergi. "Maaf, tapi … apakah kalian hendak membawa jiwa Egrima ke surga atau neraka?" Ia bertanya dengan wajah rendah hati. Ibunya merupakan keturunan malaikat, maka dia tidak ingin berkonfrontasi dengan kaum cahaya tersebut.     

"Dia akan dibawa ke tempat yang baik." Malaikat satunya menjawab.     

"Tapi … tapi dia sudah membuat perjanjian dengan kaum kami! Dia sudah menjual jiwanya ke iblis!" seru Molof masih tidak bisa menerima yang terjadi di depannya.     

Tugas besar dari sebagian besar iblis adalah menyesatkan manusia dan menjerumuskan mereka agar bisa ke neraka. Meski iblis tidak bisa membunuh langsung manusia karena itu melanggar hukum Sang Pencipta, namun mereka akan menyerang di pikiran dan hati.     

Para penyihir telah berhasil dipengaruhi sehingga mereka menyerahkan jiwa mereka kepada iblis agar memiliki kekuatan sihir. Dan itu merupakan salah satu prestasi besar bagi iblis apabila bisa membuat manusia menginginkan kekuatan di luar batas mereka. Karena itu, iblis akan mendapatkan 'poin' jika ada manusia berhasil terperangkap masuk ke neraka.     

Tapi kini … jiwa hitam Egrima … kenapa itu bisa hendak dibawa malaikat dan bahkan dikatakan hendak ditempatkan di tempat yang baik.     

"Tuan meminta dia karena dia layak kembali pada-Nya." Malaikat yang memegang jiwa Egrima menjawab tenang.     

"Atas dasar apa dia layak kembali pada tuanmu?" Molof masih belum terima.     

"Kau tidak berhak mempertanyakan keputusan dari Tuan." Malaikat itu melebarkan matanya dan menembakkan serangan cahaya ringan ke Molof sehingga iblis mesum itu pun terdorong ke belakang dan terbatuk-batuk keras sambil memegangi dadanya.     

Ketika 2 malaikat itu hendak pergi, Shona memberanikan diri mengejar dan bertanya, "Maaf, aku benar-benar minta maaf harus bertanya lagi pada kalian. Apakah benar jiwa Egrima hendak dibawa ke tempat baik? Apakah itu surga?"     

Meski Shona merupakan keturunan iblis, dia memiliki kehendak bebas untuk tidak menjalankan tugas dasar iblis. Dia lebih memilih hidup tenang bersama manusia dan tidak mencari perkara dengan manusia.     

Iblis bahkan malaikat memiliki kehendak bebas mereka, namun tetap mempunyai tugas masing-masing.      

Malaikat itu menatap ke Shona dan berkata, "Apakah kau keturunan nephilim?"     

"A-Ahh, ya." Shona tidak bisa mengelak.     

Salah satu malaikat hendak maju dengan wajah marah ke Shona. Namun, rekan malaikat yang membawa jiwa Egrima segera merentangkan tangan menahan rekannya.     

"Jangan. Dia bukan wewenang kita. Tuan tidak menurunkan perintah mengenai dia." Malaikat itu berkata ke rekannya yang tersulut emosi.     

Shona agak merinding ketika dia menyadari dia hendak diserang oleh salah satu dari makhluk cahaya itu. Memangnya kenapa? Apa salah dia?     

"Aku akan membawa dia ke tempat yang baik, meski aku tidak akan mengatakan padamu tempat apakah itu, karena semuanya adalah wewenang dari Tuan." Malaikat yang lebih sabar itu berkata pada Shona.     

"Tapi, bukankah dia sudah menjual jiwanya pada iblis? Tuan kalian menerimanya?" Shona mengingat akan hukum semesta mengenai itu. "Yah, bukan berarti aku tak suka Kak Egrima dibawa ke tempat yang baik, tapi aku hanya … heran."     

"Tidak perlu menjawab dia yang tak penting." Malaikat yang hendak menyerang Shona tadi berkata ke rekannya.     

Namun, sepertinya malaikat satunya lebih sabar dan bersedia menjelaskan sedikit kepada Shona. "Jiwa ini memang telah terkotori oleh perjanjian dengan kaum iblis. Dia memang seharusnya dilempar ke tempat terburuk, tapi Tuan melihat jiwa ini masih bisa ditolong. Jiwa ini meski menyerahkan diri kepada iblis namun dia sering berbuat baik pada makhluk hidup, sering menolong manusia, merawat hewan dan menjaga tumbuhan. Tuan tergerak karena itu."     

"Kalian tidak berhak mempertanyakan keputusan Tuan!" Malaikat satunya berkata dengan wajah sengit ke Shona.     

"Ya, maafkan aku kalau begitu." Shona menunduk karena merasa terintimidasi pada malaikat yang itu.     

Kini, Shona mengerti sudah, bahwa tidak selamanya hukum semesta itu berjalan begitu kaku. Bahkan Sang Pencipta pun masih memiliki kasih sayang begitu besar pada ciptaannya meski telah dikhianati.     

Yang tidak diketahui Shona ataupun Molof, meski Egrima telah menjual dirinya agar memiliki ilmu sihir, namun Egrima sering menggunakan ilmu sihirnya untuk menolong orang-orang di sekitarnya, baik itu yang sakit ataupun tertimpa kemalangan.     

Egrima juga seorang penyayang binatang yang sering menyelamatkan binatang yang terluka ataupun yang sedang ditindas. Dia akan merawat binatang-binatang terluka yang dia temui menggunakan sihirnya dan kemudian melepaskan ke tempat yang lebih aman.     

Terhadap tumbuhan pun Egrima menunjukkan kelembutan hatinya. Dia tidak akan berpangku tangan begitu saja jika melihat hutan yang baru saja terbakar. Dia akan diam-diam meregenerasi pohon-pohon yang mati terbakar menjadi tumbuh dan hijau kembali hanya karena hatinya begitu lembut, tak suka melihat makhluk hidup teraniaya.     

Karena tindakan semacam itu, maka sihir yang dimiliki Egrima kian lama menjadi sihir putih dan dia banyak dijauhi penyihir lainnya, terutama penyihir hitam. Namun, itu tidak menyurutkan Egrima untuk menolong makhluk hidup di sekitarnya.     

Sayang sekali, pada suatu jaman, dia ditangkap manusia dan hendak dibakar hidup-hidup di bumi, hingga tiba-tiba dia muncul di alam penyihir ini dan menjadi penghuninya selama ratusan tahun lamanya.     

Rupanya, inilah yang menjadikan Sang Pencipta tergerak welas asihnya dan mengampuni Egrima, mengangkat Egrima dari lumpur dosa karena perjanjian dengan iblis.      

Setelah itu, 2 malaikat itu pun pergi dengan cepat kembali naik ke langit dan tidak terlihat lagi. Shona sampai berurai air mata bahagia, merasa lega bahwa Egrima sudah mendapatkan tempat yang baik sekarang.     

"Terima kasih. Terima kasih sudah membawa Kak Egrima!" teriak Shona keras-keras pada 2 malaikat itu, terlepas apakah mereka mendengarnya atau tidak, namun dia percaya mereka bisa mendengar teriakannya barusan.     

"Hm, kau tidak melupakan aku, kan cantik?" Molof berkata di dekat Shona sambil menyeringai menjijikkan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.