Devil's Fruit (21+)

Kekejian Tanpa Batas [warning: rate MA, khusus yg sudah dewasa secara mental]



Kekejian Tanpa Batas [warning: rate MA, khusus yg sudah dewasa secara mental]

0Fruit 1358: Kekejian Tanpa Batas      
0

[tolong, untuk yang masih di bawah umur atau yang masih labil, untuk segera meninggalkan bab yang ini, karena adegan di bab ini mengandung kekerasan yang mungkin mengganggu dan bikin kalian gak nyaman. Nanti akan otor rekap singkat aja di bab selanjutnya apa yang terjadi di bab ini. Oke! Tapi, kalau kalian udah gede dan matang secara mental, silahkan lanjut!]     

Gavin pun mengetahui dengan jelas alasan kenapa Egrima mengkhianati dia dan kelompoknya. Ternyata itu semua dikarenakan Egrima terlalu mencintai Gavin sehingga dia dikuasai emosi dan keinginanannya untuk terus bersama Gavin, dan mengakibatkan dia termakan bujuk rayu Molof dengan janji muluk bahwa nantinya Gavin pasti akan terus bersama Egrima, menemani penyihir itu sampai jaman berakhir.     

Egrima terlalu lugu memercayai dan menuruti ucapan Molof sehingga membuat dia rela mengungkapkan apa saja yang berkaitan dengan misi Jovano dan kelompoknya di alam itu.     

Namun, setelah tahu Molof ternyata bohong dan hendak mencelakai Gavin, Egrima tak tahan dan akhirnya nekat menusuk leher Molof agar kekuatan Kristal Molof yang mengurung Gavin bisa memudar.     

Sayang sekali, ternyata menusuk leher Molof tidak serta-merta membuat iblis jahat itu mati. Dia lekas menarik paksa Egrima dari pelukan Gavin dan mengurung Gavin lagi di dalam Kristal.     

Sementara itu, Egrima sudah berada dalam cengkeraman Molof lagi. Iblis itu pun menyeringai lebar dari ujung pipi ke pipi satunya membuat Egrima ketakutan.     

"Kau yakin bisa menyelamatkan dia dan lolos dariku, hah!" Sembari berseru, Molof merobek-robek pakaian Egrima. Wanita penyihir itu berteriak histeris antara takut dan tak rela.     

Tentu saja, teriakan Egrima tidak berarti apa-apa bagi Molof. Dia malah makin beringas mencabik-cabik pakaian Egrima hingga wanita itu pun tidak lagi disisakan apa yang menutupi tubuhnya.     

Egrima makin panik, kepalanya menggeleng-geleng ketakutan sambil berkata dengan suara bergetar, "Jangan, Tuan Molof! Tolong lepaskan aku! Tuan Molof, aku mohon! Arrghh!"     

Molof sudah merenggut origami bangau yang menjadi pijakan Egrima untuk tetap melayang di udara. Akibatnya, tubuh Egrima dikuasai iblis itu dengan ketat. Dan dengan kejam, Molof menusukkan batang jantan dia ke liang intim Egrima yang diposisikan menungging di depannya.     

"Tidak! Tidak boleh! Jangan!" teriak Egrima kalut sambil berusaha melepaskan diri dari Molof.     

"Egrima! Egrima!" teriak Gavin di dalam Kristal dengan panik sekaligus murka melihat tindakan keterlaluan Molof memperkosa Egrima di depan matanya dengan sengaja.     

Ya, Molof melakukan itu secara sengaja karena dia mengetahui betapa cinta Egrima pada Gavin dan Gavin pun sepertinya mencintai Egrima meski apakah sama sedalam Egrima atau tidak.     

Yang penting, melihat raut murka dan geram Gavin saat ini sudah merupakan kesenangan serta kebahagiaan bagi Molof. Ia sampai tertawa gila begitu keras sambil terus menghentak kuat-kuat tubuh Egrima hingga muncul darah dari sela-sela paha Egrima.     

"Molof, hentikan! Hentikan!" teriak Gavin sambil memukuli dinding kristal di depannya dengan ganas. Namun, dinding kristal itu seolah tidak mendapatkan efek apapun meski Gavin sudah mengerahkan tenaga yang dia punyai. Hanya bunyi 'deng' saja yang terdengar ketika tinju dan pukulannya mendarat di kristal tersebut.     

Ini membuat Gavin makin jengkel dan Molof makin gembira. Sedangkan Egrima sudah setengah tak sadarkan diri karena rasa sakit yang dia terima pada liang intimnya yang ditusuk benda besar milik Molof yang tidak sesuai dengan ukuran liangnya.     

Terlebih, Egrima sama sekali tidak menikmati ini, maka tak akan ada cairan pelumas yang keluar untuk meminimalkan gesekan yang terjadi. Tentu, Gavin makin panik melihat paha Egrima mulai berdarah-darah.     

"Hentikan, Molof b4ngsat! Hentikan atau lihat saja nanti apa yang akan aku lakukan padamu, b4ngsat!" teriak Gavin dari dalam kristal. Meski suaranya sedikit teredam oleh kristal, namun tetap bisa terdengar sampai ke telinga Molof dan Egrima yang tak jauh darinya.     

"Ha ha ha!" Molof begitu girang mendapati ekspresi murka Gavin. "Kenapa? Bukankah kau juga sudah menyakiti selir kesayanganku?"     

Oh, rupanya Molof masih menaruh dendam mengenai Lyphm. Ia ingin Gavin juga menyaksikan bagaimana jika wanita kesukaannya disakiti di depan matanya langsung.     

"Tuan Muda … Gavin … Tu-Tuan Muda …." Egrima sudah nyaris kehilangan kesadarannya saat dia terus saja dihentak menggila secara beringas oleh Molof.     

Kejantanan milik iblis memang besar melebihi milik manusia paling besar sekalipun. Dan ketika mereka tiba di alam penyihir ini, mereka agak menahan kejantanan tersebut sehingga tidak begitu susah masuk ke liang milik para penyihir yang menjadi budak mereka di alam itu.     

Dan kini, Molof benar-benar tidak menahan apapun dan melakukannya dengan ukuran apa adanya. Bahkan, sebagian dari iblis jantan itu memiliki semacam kait bagaikan taji ayam jantan di ujungnya untuk mencengkeram lebih kuat di dalam liang sana.     

Sebenarnya ini menyakitkan bagi para penyihir, namun karena mereka sudah diberi kekuatan dan mengingat sumpah perjanjian dengan para iblis, maka mereka harus menerima apapun yang disodorkan ke mereka.     

Egrima termasuk penyihir yang jarang keluar rumah dan itu membuat dia juga jarang ditemui para iblis, meski kadang sekali dalam beberapa bulan dia akan melayani iblis yang menyambangi rumahnya. Dia tidak seaktif kawan-kawan penyihir lainnya dalam peran menjadi budak s3ks iblis.     

Namun kini, Egrima menerima perlakuan paling menyakitkan dan menyengsarakan melebihi apa yang pernah diterima kawan-kawannya. Matanya sampai terlihat kosong dan tak bisa lagi berteriak, dia sudah seperti orang linglung.     

Mata kosong seperti mata ikan mati itu menatap ke depan, ke Gavin, dan bibirnya bergerak-gerak pelan melantunkan nama Gavin dengan lirih dan putus asa.     

"Molof, hentikan! Kau lebih baik siksa aku saja! Jangan sentuh dia! Egrima! Egrima!" Gavin terus berteriak hingga tenggorokannya sakit, namun dia tidak perduli. Dia lebih perduli kondisi Egrima.     

Kemarahan Gavin membahagiakan Molof. Karenanya, Molof ingin Gavin lebih dan lebih marah lagi, sama seperti dia ketika menyaksikan Gavin menyiksa selir kesayangannya, Lyphm.     

Oleh sebab ingin Gavin lebih marah, Molof mulai melakukan tindakan lain.      

Klakk! Bwreettt!     

"AARRGHHH!" Egrima tersentak hebat ketika lengan kanannya dipatahkan lalu ditarik kuat oleh Molof hingga tendon di pangkal lengannya robek serta terlepas dan lengan itu pun tercerabut paksa dari tubuh Egrima.     

Seakan Molof sedang menarik tulang ayam saja, begitu gampangnya melakukan itu, terlebih dia melakukannya dengan tawa riang.     

"Egrima! Egrima!" teriakan Gavin kian kencang, air matanya berurai jatuh melihat kondisi mengenaskan Egrima.     

Molof tidak berhenti di situ saja, lengan satu Egrima pun mengalami nasib serupa hingga Egrima kehilangan kesadaran. Namun, Molof tidak membiarkan Egrima pingsan dan dia menyentak kepala Egrima dan wanita itu kembali tersadar. "Siapa yang mengijinkanmu pingsan, heh? Belum saatnya! Hraakkhh!"     

Dengan keji, Molof menggunakan kuku tangan yang berbentuk seperti cakar kecil namun tebal untuk merobek dada Egrima dan mencabik di sana. "Ha ha! Kau suka dengan bagian ini, bocah? Lihat, aku cabik-cabik ini!"     

"Molof! B4ngsat kau!" teriak Gavin penuh kebencian.     

Tak hanya itu, perut Egrima pun mengalami nasib serupa seperti dadanya. Ususnya berhamburan keluar dan jatuh. Demikian pula serpihan-serpihan dagingnya pun berjatuhan ke bawah.     

Dan terakhir, Molof mencabik-cabik paha dan pantat Egrima sebelum dia mencabut paksa dua kaki itu dari tubuh Egrima. Potongan-potongan tubuh Egrima berjatuhan ke tanah.      

Molof dengan sadisnya memutil4si Egrima hidup-hidup di depan Gavin.      

Setelah Egrima sudah sekarat karena amat sangat kesakitan dan juga kehilangan begitu banyak darah serta tubuhnya telah porak poranda oleh cakar Molof, kepalanya dicengkeram oleh satu tangan Molof.     

Oleh Molof, mereka terbang mendekat ke Gavin dan mereka kini hanya terpisah oleh dinding kristal saja, sangat dekat. Bahkan, Molof menempelkan wajah sekarat Egrima ke dinding kristal di depan Gavin seraya dia berkata kepada pemuda itu dengan seringaian dan suara mengejek, "Ucapkan selamat tinggal kepada p3lacurmu ini, bocah …."     

Pyaakkk!     

Kepala di cengkeraman Molof itu pun hancur bagai Molof sedang meremas tahu.     

Mata Gavin melebar syok. Itu terjadi begitu dekat di depannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.