Devil's Fruit (21+)

Mengejar Jiwa yang Lepas



Mengejar Jiwa yang Lepas

0Fruit 1359: Mengejar Jiwa yang Lepas     
0

Gavin meraung sejadi-jadinya ketika menyaksikan di depan matanya sendiri bagaimana Egrima dilecehkan, disiksa dan kemudian dibunuh secara keji oleh Molof. Meski Egrima bukanlah wanita yang dia cintai dengan sepenuh jiwa raga, namun tetap saja Egrima merupakan wanita yang menyenangkan dan manis.     

Karena itu, Gavin tidak akan melupakan kejadian ini dan akan mengingat Molof dan tindakan kejinya sampai kapanpun.      

Dendam ini tidak akan pupus kecuali Gavin berhasil mencabik-cabik Molof!     

Mendengar raungan keras Gavin dari dalam kristal, maka Jovano dan Shona mau tak mau menghentikan pertarungan dan menoleh ke Gavin. Mereka melihat Gavin sedang tertunduk dan dua tangan mengepal di dinding kristal sambil menangis penuh emosi dan aura amarah meluap dari tubuhnya, berpendar kehitaman menyerupai kabut tipis menyelubungi pemuda itu.     

"Gav, kenapa?" seru Jovano dan menarik Shona cepat keluar dari medan pertempuran, menjauh dari Alphegor. Iblis keriput membiarkan saja dan menganggap ini adalah sesi rehat untuknya agar bisa bernapas mengumpulkan tenaga lagi.     

Bagi Alphegor, dia cukup terkejut dengan besarnya tenaga Jovano dan Shona saat melawan dia tadi sehingga dia tidak bisa bersantai melawan keduanya. Beruntung dua orang itu berhenti karena Gavin.     

Sementara itu, Molof tertawa gila di depan penjara tabung kristal ciptaannya dan tangannya berlumuran darah merah kental. Darah itu pun dia jilat bagai seorang psikopat saja. Api hitam yang sejak tadi mengunci Molof tidak bergerak menyerang Molof karena api itu memang diatur Jovano agar hanya menyerang ketika Molof ingin menyakiti atau menyiksa fisik Gavin saja. Jika tidak, maka api hitam hanya berjaga-jaga di sekitar Molof.     

Itulah kenapa sejak tadi Molof aman-aman saja meski Gavin sudah semurka itu. Yah, karena Gavin tidak diapa-apakan. Api hitam hanya melindungi Gavin, bukan Egrima. Dan karena sejak tadi Jovano masih terfokus pada pertempurannya dengan Alphegor sehingga dia tidak melihat apa yang terjadi dengan Gavin dan Egrima.      

Dengan penuh kebencian saat menatap Molof, Gavin menjelaskan dengan rinci apa yang terjadi pada Egrima termasuk alasan kenapa Egrima terpaksa berkhianat dari mereka.     

Jovano mendengarkan dengan mulut melongo, sedangkan Shona sampai membekap mulutnya sendiri dan menangis sedih. Meski dia kecewa pada tindakan Egrima sebelum ini, namun dia tahu bahwa Egrima wanita yang menyenangkan dan baik. Apalagi ternyata alasan di balik pengkhianatan itu hanya karena Egrima terlalu mencintai dan ingin bersama Gavin.     

Shona menatap ke bawah dan di tanah ada potongan-potongan tubuh Egrima, itu membuat dia makin sedih dan emosional.     

Jovano menatap ke sebuah arah dan melihat adanya bola cahaya hitam sangat kecil yang bergerak memutari mereka dan kemudian menjauh dari tempat itu.      

"Kenapa? Kau melihat ke bola cahaya itu? Apa kau tahu apa itu? He he, aku beritahu pada kalian. Itu adalah jiwa Egrima." Molof sambil terkekeh mengatakannya.     

Mata Jovano, Shona dan Gavin melotot mendengar itu. Jiwa Egrima? Bola cahaya hitam kecil itu adalah jiwa milik Egrima?     

"Aku akan mendapatkannya!" Shona dengan emosional segera melesat mengejar bola cahaya itu. Di pikirannya, jika dia bisa menangkap dan menyelamatkan bola cahaya itu, maka dia bisa menyelamatkan Egrima dan mungkin suatu hari bisa memasukkan jiwa itu ke tubuh yang baru meninggal untuk menjadi wadah bagi Egrima. Itu yang terpikir dengan cepat di benak Shona.     

"Sho!" Jovano berseru memanggil calon istrinya yang bertindak begitu impulsif.     

Namun, Alphegor lekas menghadang Jovano. "Pangeran Muda, sepertinya kurang bijaksana jika melupakan saya."     

Jovano menggertakkan giginya, apalagi ketika melihat Molof terbang cepat mengejar Shona. Ia menggerakkan api hitam di sekitar Molof hendak membakar habis iblis keji itu.     

Menyadari api hitam mengejar dirinya, Molof berseru, "Kalau api ini berani menyentuhku, maka kematian untuk temanmu di kristal!" teriaknya keras-keras, membuat Jovano tidak berkutik. Hendak mengejar namun Alphegor sudah mulai memberikan penyerangan.     

Jovano tak bisa berkelit dan terpaksa masuk ke pertarungan kembali dengan Alphegor. Ia berharap Shona bisa lekas menangkap jiwa Egrima dan dia bisa memindahkan Shona kembali ke Cosmo. Dia tidak ingin calon istri tercinta mendapatkan bahaya.     

Sayangnya, Molof begitu berhasrat ingin mendapatkan Shona. Bisa merebut calon istri dari seorang pangeran kebanggaan sebuah kerajaan besar tentunya akan menjadi sebuah prestasi membanggakan bagi seorang Molof.     

Shona tak menyangka dia akan dikejar oleh Molof. Dia berusaha memperpendek jaraknya dengan jiwa Egrima yang terus terbang hendak pergi dari alam tersebut. "Egrima! Jangan pergi! Ayo, ikut denganku saja!" teriaknya.     

"Nona manis, kau pikir kau sekuat apa hingga hendak mengambil jiwa itu? Jiwa tersebut sudah tersegel di neraka dan akan menuju ke sana, tak akan ada yang bisa menyelamatkan dia lagi!" Molof di belakang Shona, terbang sambil mukanya tersenyum lebar membayangkan apa saja yang bisa dia perbuat terhadap Shona nantinya.     

Shona menoleh ke belakang dan menatap jijik ke Molof yang bernapsu padanya. "Kau iblis menjijikkan, jangan berani-berani menyentuhku atau kau akan menyesal!"     

"Kenapa? Apakah hanya karena pacar kecilmu itu berasal dari kerajaan besar? Kau pikir kerajaan milik Yang Mulia Alphegor tidak bisa bersaing dengan kerajaan pacar bocahmu? Ha ha ha!" Molof terus memacu dirinya tanpa memerdulikan adanya api hitam yang terus berjaga di dekatnya, ikut terbang bersamanya tanpa melalukan apapun pada Molof.     

"Jangan mendekatiku!" teriak Shona keras-keras dan berang penuh akan jijik dan benci pada Molof.     

"Ha ha! Kau pikir apa yang bisa kau lakukan untuk jiwa busuk itu, heh? Dia akan segera menuju ke neraka untuk menerima kemahsyuran setelah dia bekerja dengan baik di alam ini sebagai budak kami!" sarkas Molof mengenai Egrima, dan itu makin membuat Shona sakit hati. "Dia sudah membuat perjanjian dengan iblis, jadi kau berharap dia bagaimana selain ke neraka untuk melakukan pembayaran tunai sampai tuntas, hah? Dia harus pergi ke neraka untuk menerima penghukuman abadi di sana karena telah menjual jiwanya kepada kami demi kekuatan sihir!"     

Shona tidak menggubris teriakan Molof dan terus mengejar jiwa Egrima. Entah jiwa Egrima harus menerima penghukuman abadi atau tidak di neraka, pokoknya dia harus melakukan yang terbaik dulu dan menangkap jiwa itu. Dia hanya merasa bahwa ini adalah tindakan yang memang terbaik demi Egrima.     

Ketika tangan Shona sudah nyaris menangkap jiwa hitam itu, mendadak saja langit bagai terbelah oleh sebuah sinar terang. Sinar itu begitu menyilaukan hingga membuat mereka sangat tidak nyaman.     

Dan tidak disangka-sangka, turunlah 2 malaikat dari berkas sinar terang itu. Sayap mereka sangat besar dan putih bersih menampilkan kesucian dan sekaligus keagungan. Wajah dua malaikat itu pun bersinar dan hanya menampilkan sangat sedikit saja fitur sebuah wajah humanoid. Wajah yang tidak bisa dideskripsikan apakah itu fitur lelaki atau perempuan. Hanya terlihat keindahan dan kemurnian saja dari pancaran wajah tersebut.     

Shona dan Molof terkejut bukan kepalang. Terlebih ketika 2 malaikat itu turun dan menghadang keduanya. Shona tentu saja berhenti dan melayang dengan Molof tak jauh darinya, menatap heran sekaligus bingung kenapa ada malaikat di langit alam ini?     

Bukankah alam ini ... bagaikan alam terkutuk milik iblis? Mau apa malaikat datang ke sini?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.