Devil's Fruit (21+)

Penawaran dan Pembalasan



Penawaran dan Pembalasan

Fruit 1355: Penawaran dan Pembalasan     

Tidak pernah disangka oleh Jovano dan kelompoknya bahwa mereka akan dikhianati oleh Egrima yang selama ini mereka percaya.     

Namun, Jovano dengan cepat menyimpulkan bahwa Egrima sebenarnya sudah bekerja pada Alphegor dan Molof sejak awal, bahkan mungkin sebelum kedatangan dia dan kelompoknya.     

Mereka terlalu lengah dan terperdaya oleh sikap ramah Egrima saat pertama mereka bertemu. Yang lebih bodohnya lagi, mereka membiarkan Egrima selama ini kerap di sekitar mereka saat mereka sedang membicarakan sebuah rencana.     

Dan itu kesalahan terbesar mereka.     

Sehingga, Alphegor dan Molof dengan mudahnya mengetahui misi Jovano dan menyiapkan jebakan untuk kelompok Jovano dengan berpura-pura pulang ke Underworld sebulan sekali yang disampaikan melalui Egrima.     

Jovano tidak bisa menyalahkan Egrima sepenuhnya karena ini juga kelengahan dia. Setidaknya, dia juga ikut andil dalam kesalahan kali ini.     

Dan saat Gavin dikurung oleh Molof dalam penjara Kristal dan disiksa di dalam sana, Jovano panik, terlebih lagi Alphegor menyuruh iblis-iblis di sekelilingnya menyerbu.     

Maka, Jovano pun menyemburkan api hitam istimewanya, sehingga barisan terdepan dari iblis itu pun terbakar menjadi abu setelah lengkingan kesakitannya terdengar hanya beberapa detik saja.     

Mata Alphegor dan Molof membulat melihat apa yang baru saja dikeluarkan oleh Jovano. Nyali Molof mendadak saja ciut. Siapa yang tidak jika berhadapan dengan Api Hitam Neraka?     

Namun, berbeda dengan Molof yang gemetaran, Alphegor berusaha menenangkan diri meski dia juga takut, tetapi dia masih bertahan dan berseru ke Jovano, "Aku rasa tindakan menggunakan api hitam murni itu sungguh tidak bijaksana, Pangeran Muda!"     

Jovano segera menoleh ke Alphegor dengan pandangan sengit, sudah siap menembakkan tak hanya api hitam namun juga cahaya surgawi jika memang perlu.     

Tapi, Jovano langsung surut ketika dia melihat Kristal merah di tangan Alphegor.     

"Apa kau lebih memilih Kristal ibumu ini remuk berkeping-keping aku musnahkan? Atau kau lebih suka menyimpan saja api hitam dan apapun senjata hebatmu lainnya?" Alphegor mengancam Jovano.     

"Pengecut!" Gavin berteriak tertahan dari dalam Kristal meski lehernya terasa dicekik sesuatu yang tak kentara.     

Meski dimaki demikian oleh Gavin, mana mungkin Alphegor terprovokasi? Justru dia tertawa keras-keras dengan wajah bagai psikopat. Katanya, "Wa ha ha ha! Apa kau melihat aku ini malaikat? Atau iblis? Ha ha ha! Aku tak perduli dianggap pengecut atau apa. Kemenangan adalah kemenangan!" Ia mengacungkan tangannya tinggi-tinggi sambil Kristal merah itu masih melayang dekat di telapaknya. "Kalau kau tidak patuh dan melawan, Pangeran Muda, maka jangan salahkan aku jika ibumu tak akan pernah bangun lagi!"     

Betapa geramnya Jovano mendengar ancaman dari Alphegor. Darahnya seakan mendidih dan membakar seluruh tubuhnya serta hampir saja dia kehilangan kendali diri dan berubah menjadi wujud iblis sepenuhnya jika tidak teringat bahwa semua misi dan keselamatan kelompoknya ada di tangan dia.     

Maka, dengan menahan diri mati-matian, Jovano bertanya ke Alphegor, "Lalu, apa penawaranmu?" Ia tahu iblis dengan otak bisnis seperti Alphegor pasti tidak ingin mengalami kerugian.     

Molof segera saja berteriak, "Baginda, suruh dia mengeluarkan dan menyerahkan 2 wanita tadi! Itu jika dia tidak ingin bocah rendahan di dalam Kristal itu mati."     

Tangan Jovano terkepal mendengar permintaan Molof. Dia jelas mengerti apa kemauan Molof terhadap Shona dan Serafima.     

"Pangeran Muda, kau dengar sendiri, bukan?" Alphegor mengalunkan suara mendayunya yang menyebalkan di telinga Jovano.     

"Lainnya saja! Jangan pernah meminta hal semacam tadi." Jovano tegas tidak ingin menyerahkan kedua wanita tercintanya. Enak saja! Jikalau harus menukar sesuatu untuk Gavin, tentu bukan Shona dan Serafima. Jovano bisa memikirkan hal lainnya sebagai pertukaran.     

"Itu tadi atau tidak sama sekali!" teriak Molof sambil mencengkeram tangannya sendiri dan kemudian terdengar pekikan Gavin di dalam Kristal, tanda bahwa gerakan sederhana dari Molof tadi berakibat fatal untuk Gavin.     

Jovano menggigit gerahamnya kuat-kuat, dia akan mengingat dendam ini. Pasti! Alphegor dan Molof! Jangan harap dia bisa melupakan dua nama itu. "Bagaimana kalau aku tukar dengan Buah Energi Roh?"     

Sembari mengucap kalimat itu, Jovano mengeluarkan lima puluh Buah Energi Roh dari Cosmo. Buah itu segera saja melayang di atas telapak tangannya, bergerombol berkilauan terkena sinar mentari alam tersebut.     

Mata para iblis langsung saja silau melihat buah legenda tersebut. Demikian juga Molof dan Alphegor, meski keduanya terlihat lebih bisa menahan diri dibandingkan antek-antek mereka di sekitar Jovano.     

"Hanya sejumput buah legenda itu saja untuk menukar nyawa saudaramu ini? Pangeran Muda, kau sungguh menilai murah saudaramu," ejek Alphegor dengan senyum seringai menyebalkan di mata Jovano.     

"Ini hanya 10 persen saja dari penawaranku. Kalau kau membebaskan Gavin, aku bisa memberimu 100 persen." Jovano berusaha bersikap tenang.     

Mata Alphegor berbinar senang. Buah legenda berjumlah 500 akan dia miliki jika melepaskan Gavin. "Hanya itu kemampuanmu menyerahkan buah legenda, Pangeran Muda?"     

"Aku lipatkan dua kali dan ini penawaran terakhir dariku." Jovano mengetatkan rahangnya. Meski buah roh ada sangat banyak di kebun Cosmo, namun memberikan ratusan kepada iblis brengsek seperti Alphegor dan Molof seolah menceburkan buah roh ke dalam air comberan saja. Sungguh merugi.     

"Tidak bisa! Beri kami 10 ribu atau lupakan saudaramu ini!" Molof berteriak lalu tertawa gila.     

Sreettt!     

Namun, tawa Molof langsung berhenti ketika mendadak saja dirinya sudah dikepung oleh lingkaran api hitam Jovano. Iblis bajingan itu pun berteriak-teriak ketakutan.     

"Hei, hei, aku hanya mengurungmu di sana, kenapa kau berteriak seperti perawan desa yang diganggu, hah?" ejek Jovano membalas.     

Molof menggeretakkan giginya dengan pandangan sengit ke Jovano. Tangannya bersiap di gerakkan.     

Tapi, Jovano sudah bicara terlebih dahulu, "Sekali aku melihat saudaraku kesakitan, maka habislah kau dan gundikmu itu menjadi abu." Jovano menatap santai ke Molof dan Egrima.     

"Grrrhhh! Bangs4t kau!" seru Molof. "Bocah bangs4t! Iblis palsu! Ayo ke sini dan kita bertarung saja seperti lelaki kalau kau berani!"      

"Ha ha ha! Bukannya kau dulu yang pertama bergerak tidak seperti lelaki dan menawan Gavin?" ledek Jovano.     

"Pangeran Muda, tolong jangan gegabah dengan kekuatanmu. Kau tahu sendiri, bermain api itu berbahaya." Alphegor mencoba menenangkan Jovano agar tidak membakar habis orang kepercayaannya.     

"Ya, memang berbahaya, tapi bukan untukku, melainkan bagi kalian," timpal Jovano enteng sambil menciptakan gumpalan api hitam di atas telunjuk kirinya. Seringai di wajahnya seakan sedang mengejek Alphegor dan anteknya.     

"Molof, jangan berbuat macam-macam pada bocah di Kristal itu!" seru Alphegor sambil dia menyimpan lagi Kristal merah Andrea dan melesat ke arah Jovano. "Pangeran Muda, ayo bertarung yang benar denganku, singkirkan apimu dan saudaramu akan baik-baik saja!" ujarnya seraya memburu ke Jovano.     

"Baiklah!" Jovano meladeni kemauan Alphegor dan membiarkan Molof dan Egrima dalam kurungan api hitamnya sedangkan Gavin masih berada di dalam Kristal.     

Jovano siap bertarung melawan Alphegor.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.