Devil's Fruit (21+)

Memasuki Kastil Dengan Sangat Mudah



Memasuki Kastil Dengan Sangat Mudah

0Fruit 1353: Memasuki Kastil Dengan Sangat Mudah     
0

Rencana pertama dari Jovano dalam misi pengambilan Kristal Jiwa Andrea di puncak kastil Alphegor, adalah dengan meminta kloning Gavin untuk menempelkan satu demi satu kertas mantra formasi yang bisa membuat target mengalami kebutaan sementara pada objek hidup di depannya.     

Dengan metode ini, kelompok Jovano bisa menghindari terjadinya bentrok dengan para penjaga kastil tersebut. Dia lebih suka beraksi dalam senyap saja daripada heboh dengan hiruk-pikuk.     

Apa lagi, saat ini dia kalah jumlah dibandingkan seluruh penjaga di kastil itu. Dia bisa saja mengerahkan kekuatan besar dia yang akan ditakuti banyak entitas level atas, tapi itu terlalu berlebihan menurut Jovano. Lebih baik memang melakukannya secara sembunyi-sembunyi saja, tak perlu pihak lain tahu.     

Saat ini, kloning Gavin bergerak lembut menjadi debu, mendekat ke penjaga di wilayah depan kastil. Saking halusnya pergerakan debu Gavin, sehingga para penjaga itu sungguh tidak menyadari angin yang membawa debu itu juga membawa sosok yang tentunya tak boleh ada di sana saat pemilik kastil sedang tak ditempat.     

Tepp … tepp … tepp ….     

Kloning Gavin secara perlahan dan sehati-hati mungkin menempelkan kertas mantra formasi itu pada masing-masing punggung para penjaga di daerah itu.     

Setelah yakin semuanya menempel di punggung para penjaga, kloning Gavin bergerak lagi dengan memanfaatkan angin yang berhembus cukup kencang di sana untuk menuju ke daerah lainnya.     

Jovano dan yang lainnya menunggu dengan sabar sampai semua penjaga sudah dilumpuhkan pengelihatannya menggunakan kertas formasi.      

Mereka bersantai di tepi hutan dekat kastil. Menggelar lantai kayu sambil meminum teh atau kopi dan Shona mengeluarkan camilan-camilan buatannya yang sempat dia siapkan pagi-pagi sekali sebelum berangkat ke sini.     

"Wuah! Ini benar-benar seperti sedang piknik, yah Kak!" Gavin menuang kopi putih hangat dari termos yang sudah disiapkan ke cangkir keramiknya.      

"Ha ha ha, bukankah aku sudah bilang, kita akan piknik dulu sebelum beraksi. Untung saja istri-istriku ini menuruti ucapanku untuk mempersiapkan makanan dan minuman begini. Sho membuat camilan enak, dan Sera menyediakan minuman hangat. Ini sungguh nikmat!" Jovano menuang teh hangatnya pada cangkir gerabah dia, sungguh bagaikan seorang petani sedang mengaso setelah mengolah ladang.     

Shona tersenyum mendengar pujian Jovano ketika dia disebut sebagai istri pemuda itu. Sedangkan pipi Serafima sudah merona karenanya. Ia melengos karena saking malunya disebut sebagai istri meski sebetulnya mereka belum menjalani upacara resmi mengenai itu. Bahkan belum mengabari sanak keluarga mereka!     

Padahal mereka sudah melakukan ini dan itu berpuluh bahkan beratus kali. Yah, sebagai nephilim yang masih menjunjung moral tinggi layaknya orang tua malaikat mereka, kaum nephilim ada yang masih bertingkah konservatif, meski tidak semuanya.     

Serafima, contohnya. Dia dibesarkan di keluarga yang menjunjung tinggi moral agar sebanding dengan malaikat sebagai salah satu orang tua dan leluhur mereka. Oleh karena itu, dia tidak semudah itu menyerah takluk pada pesona Jovano.     

Jovano harus melakukan berbagai macam trik untuk membuat Serafima lengah dan menyerahkan diri sepenuhnya tanpa bisa berkutik.     

Serafima membayangkan, akan seheboh apa keluarganya jika mengetahui dia menikahi seseorang keturunan iblis seperti Jovano. Namun, ketika teringat bahwa di tubuh Jovano pun mengalir darah malaikat meski entah berapa persen, dia sedikit lega mengenai itu.     

Toh, Jovano tidak sepenuhnya iblis. Setidaknya, keluarga dia tidak perlu murka nantinya jika mengetahui hubungan mereka.     

Sedangkan ini berbeda dengan Shona. Sebagai janda, dan memiliki keluarga yang tidak terlalu konservatif mengenai moral, Shona tidak perlu berdebar-debar jika nanti dia harus mengungkapkan mengenai hubungan dia dengan Jovano sekarang ini.     

Malahan, sepertinya ayah Shona, Pangeran Djanh, akan senang apabila mendengar putrinya berhasil memikat Jovano, karena Pangeran Djanh lebih menyukai Jovano ketimbang Pangeran Zaghar.     

Ketika Shona diketahui menjalin hubungan intim dengan Pangeran Zaghar, Pangeran Djanh hanya bisa menggertakkan geraham secara diam-diam sambil menebar senyum palsu menyamarkan kekecewaan dia memiliki menantu yang tidak sesuai harapannya.     

Hubungan Jovano dengan Shona pasti akan menggemparkan tim Blanche nantinya. Mereka pasti tidak akan mengira bersatunya Jovano dan Shona seusai Pangeran Zaghar tewas dalam misi itu.     

Yah, reaksi keluarga dan kerabat mereka sungguh patut dinantikan setelah mereka mengakui mengenai hubungan ini, tentu saja setelah misi selesai dijalankan.     

"Hei, itu kloningmu sudah kembali, Gav!" Jovano menunjuk ke depan. Terlihat sosok mirip Gavin berjalan santai ke arah mereka.     

"Hoi!" panggil Gavin sambil melambai ringan ke kloningnya.     

"Master." Kloning itu menjawab panggilan Gavin.     

"Ehh? Kloningmu kau suruh memanggilmu master, Gav?" tanya Serafima sambil menoleh ke Gavin.     

Pemuda cambion itu pun terkekeh dan berkata, "He he, iya Kak Sera, aku sesekali ingin merasakan dipanggil begitu. Yah, anggap saja aku punya bawahan, ya kan? Ternyata punya anak buah itu rasanya wow!"     

Serafima memutar bola matanya dengan jengah mendengar alasan Gavin. "Ya sudah, terserah kau saja."     

"Jadi, semua penjaga sudah dilumpuhkan, Gav?" tanya Jovano.     

"Iya, Kak." Gavin mengangguk. "Dia sudah menempeli semua penjaga dengan kertas itu."     

"Oke, sepertinya sekarang adalah waktunya bagi kita untuk bergerak. Tak kusangka kita di sini sudah satu jam lebih. Gara-gara piknik nikmat ini, nih, waktu sampai tak terasa begini, he he … terima kasih untuk jamuan pikniknya yang enak yah sayank-sayankku yang cantik." Tak lupa Jovano mencubit dagu Shona dan Serafima, bergantian sebagai ungkapan terima kasihnya.     

Kemudian, mereka pun mengemasi semua barang yang tadi dikeluarkan. Gavin juga meniadakan lempengan kayu yang dijadikan alas duduk mereka.      

Setelah itu, mereka berjalan gontai ke kastil.     

"Jo, memangnya kertas formasimu itu berfungsi untuk berapa jam?" tanya Serafima sambil menoleh ke Jovano di sampingnya.     

"Yah, kira-kira sekitar 2 sampai 3 jam dari sejak ditempeli." Jovano menyahut wanita pertamanya.     

Kemudian, setelah yakin di sekitar kastil tak ada siapapun berlalu-lalang, kelompok itu pun segera bergerak cepat memasuki kastil, melewati pintu gerbang dengan mudahnya.     

"Tidak ada alarm atau semacamnya, kan?" tanya Shona saat mereka sudah melewati gerbang depan kastil.     

"Tidak ada, Kak Sho. Kloningku sudah memeriksanya." Gavin menjawab.     

"Bagus." Shona pun tenang. Rasanya tidak lucu jika mereka sudah masuk begini dan tiba-tiba saja terdengar dering alarm atau pun sirene yang akan menghebohkan sekitar. Lebih celakanya lagi jika itu akan mengakibatkan pemilik kastil datang kembali dari Underworld.     

Setelah yakin bahwa mereka akan baik-baik saja, keempat orang itu segera melesat terbang ke angkasa untuk menuju ke puncak kastil, tempat Kristal jiwa milik Andrea melayang di atas sana.     

Ketika mereka berhasil terbang ke atas kastil dengan mudahnya tanpa perlu khawatir meski melewati penjaga di berbagai balkon, alangkah terkejutnya ketika mereka tidak mendapati apapun di bagian puncak kastil.     

"Gav, kamu bilang Kristal Mom ada di atas ini, kan?" Jovano menoleh ke Jovano.     

"Sumpah deh, Kak Jo! Aku lihat dari mata kloningku kalau Kristal Aunty memang ada di pucuk atap kastil ini, melayang di situ!" Gavin menyahut dengan raut keheranan luar biasa. Apakah kloningnya menipu dia?     

"Tapi, buktinya … kristalnya tak ada di sini, Gav!" Serafima ikut bersuara.     

"Ya, aku tak tahu, Kak! Kemarin masih di sini! Di pucuk atap kerucut ini, sumpah!" Gavin masih mempertahankan apa yang sudah dilaporkan kloningnya kemarin.     

"Hei, apakah kalian sedang mencari ini?" Tiba-tiba saja, terdengar suara yang Gavin dan Jovano kenali, suara dari Alphegor. Tak hanya itu, sosoknya juga muncul dari udara kosong di depan mereka sambil memegang sebuah Kristal sebesar telur ayam berwarna merah. Ia menyeringai ke kelompok Jovano.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.