Devil's Fruit (21+)

Dikelabui dan Dikhianati



Dikelabui dan Dikhianati

0Fruit 1354: Dikelabui dan Dikhianati     
0

Jovano dan kelompoknya sudah berhasil memasuki kastil yang ketat berpenjaga. Namun, berkat mantra formula buatan Jovano, meski itu level menengah ke bawah, nyatanya, itu berfungsi untuk membutakan pandangan semua penjaga yang tertempel kertas formasi itu.     

Namun, alangkah bingungnya mereka ketika kelompok itu tidak menemukan Kristal jiwa milik Andrea di pucuk atap kastil. Gavin meyakinkan kelompoknya bahwa dia dengan jelas melihat Kristal itu melayang di atas kastil.     

Di saat mereka sedang kebingungan, tiba-tiba mereka dikejutkan dengan suara menyapa mereka, "Hei, apakah kalian sedang mencari ini?" Itu adalah suara yang Gavin dan Jovano kenali, suara dari Alphegor.      

Tak hanya itu, sosok pemilik kastil tersebut juga muncul dari udara kosong di depan mereka sambil memegang sebuah Kristal sebesar telur ayam berwarna merah. Ia menyeringai ke kelompok Jovano.     

"Kau!" Mata Gavin melotot lebar ketika dia akhirnya paham kenapa Kristal yang mereka cari tidak ada di tempatnya. Rupanya sudah di tangan Alphegor.     

"Hi hi hi … apakah kalian terkejut? Apakah kalian tidak menyangka bahwa aku mengetahui mengenai ini?" Alphegor memainkan Kristal di telapak tangannya. Kristal itu melayang di atas tangan Alphegor.     

Sembari Alphegor terkikik senang melihat raut ekspresi kelompok Jovano seperti yang dia harapkan, dari belakang dia muncul Molof yang menyeringai lebar.     

Yang membuat mereka lebih terkejut lagi, Molof tidak muncul sendirian, namun bersama dengan Egrima. Sontak saja Gavin melongo hebat melihat adanya Egrima bersama dengan musuhnya itu.     

"Egrima!" seru Gavin tak bisa menahan diri lagi. Dia heran kenapa Egrima bisa ada di sini bersama Molof pula!     

"Tu-Tuan Muda …." Egrima terlihat enggan dan berusaha menolak berpandangan dengan Gavin. Dari wajahnya terlihat dia dikuasai dilema.     

"Ha ha ha!" Rupanya kau tidak pura-pura ketika berkata bahwa dia pacarmu!" Tangan Molof meraih rambut Egrima dan menariknya sehingga kepala penyihir wanita itu tersentak ke arah Molof.     

"Ya-Yang Mulia Molof …." Egrima antara takut dan patuh saat dia menatap Molof.     

Melihat adegan itu, Jovano langsung saja paham. Dia dengan cepat mengirim Shona dan Serafima ke alam Cosmo.     

Shona dan Serafima yang berada di Cosmo pun menjerit-jerit tak terima ketika mereka langsung saja dimasukkan ke sana tanpa persetujuan mereka.      

"Maaf, aku harus melakukan ini untuk keselamatan kalian." Jovano berkata pada Shona dan Serafima menggunakan bahasa telepati melalui anting komunikasi mereka.     

"Jo! Tidak bisa! Jangan kurung kami!" Shona menjerit keras-keras.     

"Jo! Biarkan aku bertarung! Apa kau menganggap remeh kekuatan kami?" Serafima berteriak sekencang mungkin.     

Namun, sekeras apapun teriakan mereka, Jovano sudah membuat keputusan bahwa dia memang harus mengamankan dua wanitanya di Cosmo. Dia paham akan kekuatan Alphegor dan Molof.     

Menurut Jovano, jika Alphegor dan Molof sudah keluar, maka iblis lain juga pasti akan keluar sebentar lagi.     

Ini sudah menjadi level bahaya tingkat tinggi jika keadaan berubah menjadi seperti ini. Jovano tidak ingin wanita-wanita tercintanya terluka atau terlibat dalam bahaya.      

Bukan Jovano meremehkan kemampuan Shona dan Serafima, tapi dia tak akan tenang jika dalam kondisi darurat begini kedua wanita itu ikut bertarung. Jika Jovano memang harus bertarung mati-matian, maka dia akan melakukannya dengan konsentrasi penuh.     

Jikalau dia tidak selamat di alam ini, dia sudah mempersiapkan akan memanggil Hong Wang si burung Vermilion agar membawa sabuk Cosmo keluar dari alam ini dan lekas kembali ke tim Blanche di Jepang.     

"Kristal yang sangat indah. Aku bertanya-tanya, kenapa pangeran muda ini begitu menginginkan Kristal ini hingga datang ke alamku." Alphegor mengamati Kristal merah di atas telapak tangannya.     

"Yang aku dengar, itu adalah Kristal jiwa milik ibunya, Baginda Alphegor." Egrima bersuara menguak mengenai Kristal itu.     

"Ibu pangeran muda ini?" Dua alis Alphegor terangkat usai mendengar penjelasan Egrima. "Apakah itu … Putri Mahkota Andrea?"     

Jovano merasa hatinya dihantam ketika Alphegor menyebut nama sang ibu. Rasanya dia ingin sekali melesat merebut Kristal dari tangan iblis keriput itu. Namun, Jovano tidak bisa sembarangan bertindak karena saat ini, sesuai dugaannya, muncul puluhan iblis dari arah belakang Alphegor, keluar dari udara kosong dan menyeringai. Jumlah mereka kian bertambah seiring bertambahnya waktu.     

Gavin sudah ingin bergerak maju, namun Jovano melarang. Mereka benar-benar harus berpikir jernih dan menguasai diri untuk mengumpulkan pikiran.     

Mereka jelas kalah jumlah saat ini.     

"Egrima! Kau wanita jalang sialan! Kau jalang bajingan!" maki Gavin karena tak bisa maju untuk saat ini.     

"Tuan Muda … maafkan aku …." Egrima tundukkan kepalanya dengan wajah sedih.     

"Gav, gak perlu memaki lagi, untuk apa? Dari awal dia memang bekerja untuk Alphegor dan Molof." Jovano berkata sambil menepuk pundak Gavin agar pemuda itu tenang.     

"Itu benar! Dia memang budak rendahanku sejak awal aku di alam ini!" Molof lalu tertawa gila usai mengatakan itu. "Namun, dia sempat bebal tidak mau mengatakan apa-apa mengenai kalian saat aku tahu kalian tinggal di rumahnya. Tapi … dengan sedikit kecerdasanku, dia pun patuh dan kembali jadi budakku lagi!" Ada nada bangga dari suara Molof ketika menceritakan itu.     

"Egrima! Kenapa harus tunduk lagi ke bajingan itu?" seru Gavin setelah dia paham bahwa Egrima tidak sepenuhnya ingin mematuhi Molof. Namun, dia bertanya-tanya dalam hati, apa sekiranya yang membuat Egrima berubah pikiran dan berkhianat dari dia dan kelompoknya? Apa salah mereka pada penyihir itu?     

Tiba-tiba saja, Molof menjulurkan tangan dengan cepat, dan mendadak saja, dia sudah mengurung Gavin dalam sebuah kubus Kristal. Rupanya elemen Molof adalah Kristal.      

"Gav!" Jovano berteriak keras ketika Gavin dipisahkan begitu saja darinya. Ia memukuli Kristal itu sekuat tenaga, namun Kristal itu bagaikan tembok beton tebal yang susah ditembus.     

"Hah! Apa kau pikir kristalku itu barang murahan yang mudah kau hancurkan? Kau sedang meremehkan siapa, bocah ingusan?" Molof kini sudah tidak lagi berbasa-basi penuh keramahan seperti sebelumnya terhadap Jovano.     

Usai mengatakan itu, Molof mengulurkan tangannya lagi dan terdengar suara Gavin yang seperti sedang tercekik sesuatu. Itu pasti berhubungan dengan kekuatan elemen Kristal milik Molof.     

"Keluarkan dia dari kristalmu dan bertarunglah secara adil kalau memang kau lelaki sejati, Molof!" seru Jovano penuh kebencian pada Molof.     

"Kalau kau ingin dia bebas dari kristalku, keluarkan dulu 2 wanita yang tadi." Molof menampilkan wajah menghina sambil memiringkan kepala.      

"Kalian menunggu apa lagi? Kapan aku bisa melihat hal seru kalau kalian hanya diam saja?" Alphegor berkata santai terhadap puluhan iblis di sekitarnya.     

Segera, para iblis itu pun bergegas menyerbu ke Jovano. Mereka berteriak girang karena telah mendapatkan lampu hijau dari Alphegor. Ini yang sudah mereka tunggu sejak awal mereka melihat Jovano di kastil hari itu. Kini, mereka bisa bebas mencabik-cabik Jovano yang terlihat sombong hanya karena berasal dari kerajaan besar di Underworld.     

Jovano menggigit gerahamnya dan dia pun berteriak sambil mengeluarkan energi Api Hitam Nerakanya dari tangan kiri. "Hraakkkhh!"      

Seketika, iblis-iblis di barisan depan langsung terkena sambaran api hitam Jovano. Mereka mulai berteriak menjerit keras sebelum berubah menjadi abu.     

Alphegor dan Molof terkejut melihat itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.