Devil's Fruit (21+)

Operasi Awal pun Dimulai, Pembutaan Para Penjaga



Operasi Awal pun Dimulai, Pembutaan Para Penjaga

0Fruit 1352: Operasi Awal pun Dimulai, Pembutaan Para Penjaga     
0

Hari yang dinanti oleh kelompok Jovano pun tiba. Ini merupakan puncak dari misi mereka di alam ini sebelum nantinya mereka akan berpindah ke alam lainnya untuk mencari sisa pecahan Kristal jiwa milik Andrea demi bisa membangunkan si cambion dari tidur panjangnya.     

Sejak pagi, keempat orang itu sudah mulai mempersiapkan diri setelah mereka bangun dan membersihkan tubuh.     

"Gav, nanti kloning-mu yang pertama-tama akan menyelidiki situasi di sana dulu, yah!" Jovano kembali memberikan arahan ke Gavin.     

Pemuda cambion itu mengangguk dan berkata, "Siap, Kak! Serahkan saja itu padaku."     

Setelah semua orang itu selesai bersiap, mereka pun pamit kepada Egrima.      

"Kami berangkat dulu, Egrima." Shona sebagai sesama perempuan pun maju dan menggenggam kedua tangan Egrima saat menyatakan pamitnya. "Mungkin kami akan langsung pergi dari alam ini usai misi kami tercapai, dan tidak bisa kembali ke sini lagi untuk menemuimu."     

"Ohh, begitukah?" Egrima menatap ke Gavin dengan pandangan tak ingin berpisah. Meski Gavin memang masih tergolong belia dan bocah di matanya, namun manuver dan aksi Gavin di atas ranjang sungguh membuatnya ketagihan. "Tuan Muda Gavin …."      

Hati Gavin meronta ketika melihat pandangan memelas dari mata Egrima. "Maaf, yah sayankku. Aku benar-benar tidak bisa mengajakmu dan harus melanjutkan misiku, terpaksa meninggalkanmu di sini untuk sementara waktu. Tapi percayalah, nanti aku pasti kembali setelah semuanya selesai. Tolong tunggu aku, yah!" Kini ganti Gavin yang berdiri di depan Egrima dan Shona pun mundur, membiarkan dua orang itu saling melepas kepergian dengan cara mesra.     

Setelah Gavin puas berpagutan bibir dengan Egrima, dia pun menjauh dari wanita penyihir itu meski terlihat pandangan tak rela dari mata Egrima.     

Semalam, sebelum mereka pergi ke peraduan masing-masing, Gavin sempat bertanya ke Jovano apakah bisa membawa Egrima bersama mereka atau menempatkan Egrima di Cosmo.     

Jovano saat itu kurang setuju akan permintaan Gavin. Selain karena mereka belum benar-benar paham latar belakang Egrima, juga … sebenarnya wujud asli Egrima sudah diketahui Jovano secara tidak sengaja. Namun, Jovano tidak ingin memberitahukan kepada Gavin mengenai itu agar Gavin hanya memiliki memori indah saja dengan wanita penyihir itu.     

Ya, tentu saja, karena Egrima adalah penyihir yang sudah lama tinggal di alam ini, pastinya usia dia sudah sangat banyak dan dia memang wanita tua renta.      

Ketika Jovano tak sengaja memergoki Egrima di halaman belakang, wajah Egrima mirip seperti nenek yang sangat renta dengan keriput di berbagai area, bertubuh bungkuk, dan juga memiliki banyak bercak-bercak kecokelatan pada wajah dan tubuhnya yang menandakan itu memang karena usia yang sudah sangat tua.     

Jikalau Gavin mengetahui wujud asli Egrima, Jovano tak yakin apakah Gavin masih ingin 'menyimpan' Egrima di Cosmo dan dijadikan pasangan selamanya.     

Bukannya Jovano melakukan diskriminasi usia atau semacam itu, namun dia hanya ingin yang paling terbaik untuk sahabatnya. Jikalau Gavin ingin sekedar bersenang-senang saja, silahkan dengan wanita manapun. Tapi apabila ingin menjadikan wanita itu sebagai pasangan, semua hal harus dipertimbangkan.     

Namun, Jovano tidak menutup kemungkinan bagi Egrima tinggal di Cosmo jika memang nantinya dia merasa Egrima pantas mendapatkan perlakuan istimewa mereka, terserah jika Egrima akan terus memakai wujud masa mudanya selama bersama mereka nantinya.     

"Yuk!" Jovano menepuk pundak Gavin. Mereka harus bergegas dan tidak boleh menyia-nyiakan waktu. Dikatakan oleh Egrima, kastil akan kosong dari pengunjung sejak pagi hari di hari khusus ini. Bahkan, biasanya dari dini hari, pemilik kastil sudah pergi ke Underworld dengan semua antek-anteknya. Hanya pengawal yang akan ada di kastil untuk menjaga.     

.     

.     

"Aku akan kerahkan dulu kloningku." Gavin mulai mempersiapkan kembarannya. Dia duduk bersila di tanah, di hutan tak jauh dari kastil. Sementara itu, 3 lainnya menunggu dengan sabar di dekat Gavin.     

Saat Gavin mulai mengumpulkan debu-debu di sekitarnya dan kemudian dari debu itu pun terbentuk sosok yang sama persis dengannya, itu mengundang decak kagum dari Serafima dan Shona.     

"Benar-benar kau hebat, Gav!" puji Shona.     

"He he, terima kasih, Kak Sho." Gavin menggaruk belakang kepala disertai cengiran malu-malu.     

"Hei, Gav, bisakah kau buat beberapa lagi dari itu?" tanya Serafima.     

"Hm, untuk saat ini aku belum bisa membuat lebih dari 1 kloning, Kak Sera. Maaf, mungkin ini butuh latihan dan kekuatan yang sangat besar untuk itu." Ia meringis dengan wajah menyesal.     

"Ohh, tak apa. Aku hanya sekedar bertanya saja, kok!" Serafima mengibaskan tangan dengan santai seolah itu memang bukan apa-apa, tak memiliki tendensi apapun.     

"He he, aku pasti akan terus berusaha agar bisa mengeluarkan banyak kloning nantinya, Kak!" Gavin menjanjikan itu.     

Serafima pun menepuk dada Jovano di sampingnya, "Tuh! Belajar seperti Gavin! Buat juga kloningmu agar kita punya banyak pasukan nantinya."     

Sambil mengusap yang ditepuk keras oleh Serafima, Jovano berkata, "Sudah pasti aku akan mengupayakan itu terjadi, sayank. Tenang saja, nanti jika aku sudah bisa mengeluarkan banyak kloning, aku akan perintahkan mereka untuk melakukan gangbang padamu."     

Mata Serafima segera saja membelalak lalu meninju bahu Jovano sambil melengoskan wajah ke arah lain karena malu. Bisa-bisanya Jovano malah memiliki pikiran semesum itu mengenai pemanfaatan kloningnya kelak.     

Jovano dan Shona terkikik geli melihat malu-malunya Serafima.     

Tak lama, setelah terbentuknya kloning dari Gavin, mereka mulai bergerak senyap menuju ke kastil. Tidak terlalu mendekat, tetap di jarak aman sesuai perintah Jovano.     

Jovano memerintahkan Gavin untuk mengirim kloningnya ke para pengawal di area depan. Selain itu, dia juga membekali kloning Gavin dengan sesuatu.     

"Apa itu, Jo?" tanya Serafima melihat bungkusan kain yang dibawa kloning itu.     

"Itu adalah formasi pembutaan." Jovano asal saja memberi nama formasi dia.     

"Maksudnya?" Serafima belum paham. "Bukannya sepertinya itu hanya kumpulan kertas seperti kertas mantra saja?"     

"Ya, itu dia. Justru itu adalah rahasianya. Formasi itu aku letakkan di kertas mantra tadi. Begitu kertas mantra itu ditempelkan ke tubuh target, maka target akan tidak melihat siapapun di radius 10 kilometer. Yah, itu adalah jarak terjauh yang aku bisa buat dari formasi." Rupanya demikian trik yang dibuat Jovano untuk melengkapi keberhasilan misinya ini.     

"Tapi … kertas itu berwarna kuning terang, tentu akan sangat mencolok ketika ditempelkan, ya kan? Teman mereka akan bisa melihatnya, bukan?" Serafima belum puas.     

Jovano menggeleng sambil tersenyum. "Ketika kertas itu ditempel ke tubuh target, maka kertas akan langsung meresap masuk ke tubuhnya dan tidak lagi terlihat dari luar.     

"Wah! Hebat sekali yang namanya formasi!" Serafima tidak bisa tidak kagum mengenai ilmu formasi atau array.      

"Yah, itu memang hebat, he he he …." Jovano terkekeh sebelum dia memerintahkan kloning itu pergi melaksanakan tugasnya, untuk menempelkan secara diam-diam kertas formasi ke tubuh masing-masing penjaga.     

"Nah, sekarang kita tinggal menunggu dulu beberapa saat. Ayo, kita santai-santai dulu. Kau bawa teh atau kopi, Sho?" Jovano dengan enaknya duduk bersandar di sebuah pohon sambil meminta minuman.     

Sementara itu, kloning Gavin sedang bekerja keras merayap senyap ke para penjaga. Apakah kloning berhasil menuntaskan tugas yang diberikan Jovano?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.