Devil's Fruit (21+)

Akhirnya Terjadi di Dunia Nyata [21+]



Akhirnya Terjadi di Dunia Nyata [21+]

0Fruit 1350: Akhirnya Terjadi di Dunia Nyata [21+]     
0

Entah apa yang terjadi pada Gavin setelah Egrima mengetahui ada bau wanita lain di tubuh Gavin. Jangan remehkan perempuan, terlebih jika dia mengerti mengenai sihir.     

Mengabaikan Gavin yang sedang 'dibersihkan' Egrima di kamar mandi, Jovano dan dua wanita tercintanya rebah bersama di kasur kamar mereka.     

"Rupanya, letak Kristal milik Mom berada di puncak kastil," ucap Jovano sambil dua lengan direntang lebar-lebar ke samping agar kedua wanitanya bisa rebahkan kepala di sana sambil memeluk ke arahnya.     

"Puncak kastil?" ulang Shona menggunakan nada tanya. Lalu dia bertanya lagi, "Berarti itu ada di luar?"     

"Ya, Kristal Mom berada di luar kastil itu. Kloning Gavin sudah menyelidiki dengan benar mengenai itu." Jovano menoleh ke Shona yang berada di sisi kanannya.     

"Tunggu! Kloning … Gavin? Gavin bisa mengeluarkan kloning?" tanya Serafima dengan suara terperanjat.     

Jovano mengangguk dengan senyum kecut. "Gavin saat itu bertarung di arena gladiator." Dan ia pun menceritakan dengan detil segala yang terjadi di arena pada waktu itu.     

Usai mendengar cerita Jovano mengenai Gavin menjadi seorang gladiator dadakan, Shona pun berkomentar, "Wah, sepertinya kekuatan Gavin jadi muncul di saat momen hidup dan mati, yah!"     

"Sepertinya begitu." Serafima mengangguk. "Tidak disangka bocah itu makin bertambah kuat. Yah, setelah dia makin bertambah mesum, hal yang bagus jika kemampuannya bertarung juga bertambah, ya kan?"     

Shona ganti mengangguk setuju akan pendapat Serafima.     

"Padahal aku ingin sekali bisa mengeluarkan kloningku di dunia nyata," bisik Jovano tanpa dia bisa menahannya. Ada sekelumit rasa iri dia kepada Gavin, meski dia juga ikut senang akan pencapaian Gavin yang luar biasa saat ini.     

Shona dan Serafima menoleh bersamaan ke Jovano.     

"Apa aku bilang tadi?" Serafima menyipitkan matanya.     

"Jo, kau ingin bisa memunculkan kloning? Untuk apa?" tanya Shona.     

Mendengar desakan pertanyaan dari kedua wanitanya, Jovano lumayan panik, dan itu tercetak jelas di wajahnya yang gugup. "A-Aaahh … itu … itu sebenarnya …."     

Shona dan Serafima saling berpandangan seolah mereka sedang berkomunikasi dengan tatapan mata mereka.     

Mendadak, Serafima pun bergerak menaiki tubuh Jovano yang rebah. "Jadi … kau ingin bisa memunculkan kloning untuk tujuan mesum, hm? Benar begitu, Jo?" Tatapan Serafima tajam menghujam pandangan Jovano di bawahnya.     

"A-Ahaha … haha …." Jovano tertawa canggung modusnya terkuak.     

Baru saja Jovano menyahut dengan kalimat gugup, tiba-tiba kini giliran Shona yang bergerak dan merayap di pusat tubuh Jovano, mengelus paha Jovano sambil tangannya merayap menggerayangi benda yang menggelembung di balik celana pemuda itu.     

Sementara, Serafima sudah bergerak makin ke utara tubuh Jovano hingga tiba di wajah pemuda itu, secara frontal mengajukan selangkangannya di wajah Jovano. "Kemesumanmu itu memang tidak bisa diobati, yah Jo?" ucapnya sembari menggerak-gerakkan pinggulnya sehingga kewanitaannya yang masih tertutupi kain kecil nan tipis itu menggesek-gesek hidung mancung Jovano.     

Hal ini membuat Jovano menelan ludah. Apa maksud dari sikap kedua wanitanya ini?     

Namun, baru saja Jovano berpikir apa makna di balik sikap Serafima dan Shona, mendadak dia dikejutkan dengan adanya remasan lembut pada pusaka kebanggaannya di selatan sana. "Mrrghhh …." Ia mau tak mau mengerang ketika mendadak saja pakaiannya sudah tidak menempel lagi di tubuhnya.     

Tapi, bukan hanya pakaian dia saja yang menghilang, melainkan pakaian kedua wanita itu pun demikian.     

Rupanya itu ulah Shona. Dia menggunakan kekuatan sihirnya untuk melenyapkan semua pakaian mereka bertiga.     

Setelah dilanda keheranan dan juga tak percaya, Jovano melihat senyum menyeringai di wajah Serafima. Apa itu benar seringaian? Lalu ….     

"Kau pastinya tak tahan tadi di kastil menghadapi banyak godaan dari para jalang di sana, ya kan Jo?" tohok Serafima sambil tundukkan kepala untuk menautkan pandangan dengan Jovano.     

Namun, pemuda itu tak bisa berbicara lagi karena mulutnya sudah harus sibuk memanjakan benda paling sensitif milik wanita pertama dia. Lidahnya mulai menggeliat nakal di mutiara mungil Serafima.     

Sementara itu, ada Shona yang sedang memulaskan lidahnya pada pusaka jantan Jovano sebelum akhirnya merangkum sebagian batang tegang itu ke dalam mulutnya dan kemudian mengocok menggunakan mulut dan bantuan tangan.     

Jovano tak paham apa yang sebenarnya terjadi. Kenapa kedua wanita dia bisa memiliki sikap kompak begini di dunia nyata. Ini sungguh dunia nyata, kan? Jovano sedang tidak berada di alam mimpi, kan? Lalu mengapa keduanya bisa—     

"Mffhhh … mrrllhhh …." Jovano memilih untuk ikuti arus dari kedua wanita itu saja. Terserah ini di alam nyata atau alam mimpi, dia tidak menolak mereka, tentu saja.     

Shona dengan tekun mengerjakan pekerjaan dia di pusaka Jovano. Sedangkan Serafima sedang sibuk meraup kenikmatan dari mulut dan lidah Jovano yang menggeliat agresif pada kewanitaannya.     

Setelah Serafima berhasil menyemburkan cairan jus bening miliknya, dia pun merosot ke bawah dan Shona ganti mengungkungi wajah Jovano, meminta pelayanan yang sama seperti yang dia berikan ke Jovano sebelumnya.     

Sedangkan Serafima perlahan memasukkan pusaka jantan Jovano ke dalam liang hangat dia. "E-Emmrrghh … aagghh …." Dia melenguh panjang sebelum akhirnya mulai menggerakkan pinggulnya sambil makin memunculkan satu demi satu suara sensual dia.     

Shona pun demikian, dia menggoyangkan pinggul sambil Jovano mencengkeram tepi pinggangnya seraya lidahnya menggeliat beringas di mutiara peka milik Shona. Suara alunan erangan janda kembang itu terus saja terburai dari mulutnya yang jujur merasakan kenikmatan tak terhingga di bagian sana.     

Usai Serafima puas dengan pusaka jantan Jovano, giliran Shona yang duduk di atas selangkangan Jovano dan menggeliatkan tubuh sintal dia.      

Sementara Shona bergerak dinamis di atas tubuh Jovano, Serafima mencumbu bibir Jovano dan kemudian membiarkan lelaki muda itu meraup payudaranya untuk dinikmati mulutnya.     

Setelah itu, Serafima bergerak ke arah Shona dan berlutut di belakang si janda muda dan menggapai payudara Shona dari belakang. Shona sama sekali tidak keberatan dengan aksi nakal Serafima dan hanya menoleh ke bibinya sambil tersenyum nakal.     

Melihat adegan itu, Jovano panik, jangan sampai dua wanitanya malah saling menikmati satu sama lain antara mereka. Dia tidak ingin diabaikan. Segera saja, Jovano bangkit duduk dan menarik tangan Serafima agar menjauh dari Shona dan menempatkan wanita pertama dia rebah di kasur sambil dua jarinya mengaduk liang intim si pertama itu.     

Serafima rebah sambil mengerang merasakan nikmatnya adukan beringas jari Jovano di liangnya. Sedangkan Shona masih giat bergerak bersama Jovano dalam posisi duduk.     

Ketiga orang itu pun saling mengalunkan suara spesial mereka masing-masing, menikmati sebuah threesome pertama di alam nyata, bukan lagi di alam mimpi seperti biasanya.     

Karenanya, mereka sudah lincah dan paham koordinasi masing-masing tanpa merasa canggung.     

.     

.     

"Kenapa kalian mendadak melakukan itu di alam nyata?" tanya Jovano setelah mereka menyudahi pertempuran intim beberapa jam tadi. Ketiganya masih rebah bersama dan kedua wanita menaruh kepala pada dua lengan Jovano yang terentang.     

Shona menatap ke Serafima, seakan memberi kode mempersilahkan wanita pertama untuk berbicara menjawab pertanyaan Jovano.     

"Aku dan Sho sudah saling bicara hati ke hati saat kau dan Gavin pergi tadi." Serafima mengawali penjelasannya. Meski, itu sudah bisa mengurai semuanya.     

"Ohh! Kalian berbicara hati ke hati!" Jovano tak menyangka akan ini, tapi dia sama sekali tidak keberatan, justru lega luar biasa, akhirnya kedua wanitanya sudah saling mengerti dan memahami tanpa adanya saling cemburu satu sama lain.     

"Ya, aku dan Sis Sera memang saling mengungkapkan apapun yang kami rasakan tadi pagi, dan kami pun mencapai sebuah keputusan bahwa kami tidak akan lagi saling cemburu ataupun saling bersaing untukmu." Shona menambahkan. "Juga, rasanya akan sangat konyol apabila hubungan persaudaraan terpecah hanya gara-gara lelaki, hi hi!"     

"Huh! Lagi pula, memangnya kau sebagus apa sampai harus membuat aku dan Shona saling bermusuhan ataupun bersaing?" ujar Serafima sok gengsi seperti biasanya.     

Jovano terkekeh. Katanya, "Kalau begitu, kenapa tidak kita ulangi lagi, oke? Yuk!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.