Devil's Fruit (21+)

Karena Kita Teman Seperjuangan



Karena Kita Teman Seperjuangan

0Fruit 1262: Karena Kita Teman Seperjuangan     
0

Jovano dan Serafima sudah 6 kali bersenggama dan seluruh cairannya  telah diserahkan ke Shona untuk diminum demi Shona bisa mendapatkan tenaga. Ras mereka memang mengandalkan cairan spesial tersebut untuk diubah menjadi tenaga eksklusif.      

Pangeran Zaghar sangat berterima kasih pada Jovano yang telah berjuang sebanyak 6 kali dan bahkan harus dibantu dengan menelan beberapa Buah Energi Roh pula agar bisa terus memompa stamina dan produksi cairannya.     

Sedangkan sebagai suami, Pangeran Zaghar juga tidak kalah berusaha sekuat tenaga memberikan cairannya sebanyak mungkin untuk sang istri terkasih. Mungkin bahkan yang telah dia keluarkan lebih banyak dari Jovano, sampai dia harus menelan puluhan Buah Energi Roh demi tidak ambruk.     

Kini setelah menelan begitu banyak cairan spesial dua lelaki dan menggunakan sebagai bahan bakar mencetus keluarnya energi healing dia, Shona berhasil menutup luka panjangnya secara sempurna.     

"Fiuhh! Akhirnya kau bisa sembuh juga, Sho!" Jovano menyadarkan siku ke bahu Serafima. "Sayank, perjuangan kita tidak sia-sia, yah!" Ia tersenyum ke kekasihnya di samping. "Rasanya begitu menyenangkan bisa enak-enak begitu lama dan berulang kali, yah!"     

Langsung saja siku tadi didorong jauh dari bahunya sambil Serafima menampilkan wajah cemberutnya. Enak-enak kepalamu! Serafima ingin sekali meneriakkan itu jika tidak ada Shona dan Pangeran Zaghar di dekat mereka. Yang ada, dia bagai dijadikan sapi perah semata.     

Bagaimanapun, cairan yang keluar dari miliknya pun dikonsumsi oleh Jovano sebagai bahan bakar energi bagi Jovano sendiri selain menelan buah roh.     

"Serafima, aku mengucapkan terima kasih padamu karena turut membantu istriku." Pangeran Zaghar sampai rela membungkukkan tubuhnya di depan Serafima. Apapun juga, Serafima adalah bibi dari istrinya.     

"E-ehem! Tidak masalah!" Serafima memalingkan wajah ke arah lain.     

"Aunty, terima kasih." Shona juga mengikuti tindakan suaminya, karena memang sudah sepantasnya Serafima menerima rasa hormat mereka. "Jo, terima kasih juga untukmu, yah!'     

"Ahaha, tak masalah Sho! Sesama teman seperjuangan memang harus saling membantu, kan?" Jovano menggaruk belakang kepalanya. Serafima mengangguk ke Shona sebagai respon.     

"Ayo sekarang kita keluar. Pasti yang di luar sudah mencemaskan kita." Pangeran Zaghar mengajak mereka semua keluar dari alam Wadidaw. Mereka semua setuju.     

Dengan menggunakan pikiran sederhana, Jovano mengeluarkan mereka berempat dari alam pribadinya dan mendapati Gavin dan Mogu sedang duduk sambil makan Buah Energi Roh. Wajah Mogu begitu berseri-seri ketika makan buah yang diberi Gavin.     

"Kalian sedang mengobrol?" Jovano menyapa keduanya dari belakang.     

"Ehh, Kak Jo!" Gavin lekas menoleh, diikuti Mogu. "Kalian sudah selesai berjuang?"     

"Ha ha ha, iya sudah. Sho malah sudah sembuh sepenuhnya, tuh!" Jovano menunjuk Shona menggunakan dagunya.     

Shona mengulum senyum sambil mengangguk. "Maaf, yah, sudah merepotkan kalian semua."      

"Kak Sho jangan ngomong gitu. Namanya tim itu harus sejiwa dan sehati. Kalo ada yang terluka, yang lain juga bakalan ikut ngerasa terluka." Gavin mengibaskan tangan dengan santai.     

"Jadi, ada kabar apa selama kami di dalam tadi?" tanya Jovano sambil duduk menyebelahi sahabat masa kecilnya.     

"Ohh, tadi hanya ada beberapa monster jahil yang ingin coba-coba dengan api hitam Kakak." Gavin menjawab sembari terkekeh.      

"Oh ya? Monster jahil?" Alis Jovano naik tinggi-tinggi.     

"Iya, mereka berlagak ingin menjajal kehebatan Api Hitam Neraka dengan melemparkan berbagai macam benda ke kami, tapi tentu saja itu langsung diraih api hitam. Apalagi mereka hanya belasan saja, tak ada efek apapun selain menjadi tontonan untukku dan Mogu. Lumayan, ada hiburan, ha ha ha, ya kan Mogu?" urai Gavin dengan gamblang.     

"Hm, iya benar!" Mogu mengangguk. "Omong-omong, bolehkah kapan-kapan aku minta buah rohnya lagi? Tapi aku takkan memaksa kalau memang tak boleh!"     

"Kenapa tidak? Silahkan saja." Jovano mengeluarkan belasan buah roh sekaligus yang disodorkan ke Mogu dalam sebuah kantong kain.     

"I-ini semuanya untukku?" Mogu membelalakkan mata, tak percaya. Ini adalah Buah Energi Roh, loh! Buah langka yang sudah punah ribuan tahun lalu di berbagai alam. Namun, Jovano mengeluarkan sebanyak itu bagai itu bukan hal besar.     

Karena Jovano sudah semakin memercayai Mogu, sudah menganggapnya rekan tim, maka tak apalah sedikit boros. Toh, mereka juga tentunya membutuhkan tenaga Mogu untuk menunjang misi mereka.     

Jadi, apakah sekarang kita akan tetap di sini atau lanjut?" tanya Serafima.     

"Tentu saja di sini sebentar, sayank. Tak perlu terburu-buru, apalagi Sho baru aja sembuh. Biarkan dia istirahat beberapa waktu lagi." Jovano menepuk lembut pipi kekasihnya.     

Serafima menepis tangan Jovano. Dalam hatinya dia heran kenapa Jovano begitu perduli dengan Shona. Bukankah keponakannya itu sudah sembuh total? Apalagi yang perlu ditunggu? Dia tak suka berada lama di alam ini, dimana dia tak bisa berdaya karena tak bisa mengeluarkan sihirnya.     

"Kalau memang memungkinkan, sekarang kita pergi pun tak masalah, Jo!" Shona tak enak hati terus menjadi penghambat mereka.     

"Jangan, Sho. Kamu rehat dulu, yah!" Pangeran Zaghar kini yang bersikeras sambil memeluk sang istri. Kita bisa di sini dulu sampai besok pagi. Sepertinya bepergian di malam hari di alam ini cukup berbahaya."     

"Dia benar." Mogu menyahut disertai anggukan kepala. "Monster biasanya lebih aktif dan banyak berkeliaran di kala matahari sudah tidak terlihat."     

"Oke, diputuskan bahwa kita akan tidur di sini sampai besok pagi." Jovano pun mengeluarkan seperangkat alas tidur yang terbuat dari kulit dan bulu beast dari cincin ruang ibunya.     

Itu adalah alas tidur yang digunakan Andrea dan Dante dulunya ketika masih terjebak di alam Feroz milik ayahnya Shona. Ketika Jovano menceritakan kisah asal mula alas tidur tersebut, semua rekam timnya tertarik.     

"Jo! Ceritakan lebih banyak tentang petualangan mereka!" Mogu salah satu yang bersemangat mendengarkannya. Dia sudah rebah nyaman di atas perut di alas tidur bulu beruang raksasa yang telah disamak dengan baik oleh Andrea dulunya.     

Yang lain sudah ikut rebah juga pada alas tidur masing-masing yang dibagikan Jovano. Maka, Jovano pun menceritakan kisah awal mula kisah cinta orang tuanya, mengambil dari ingatan dari ibunya.     

Jovano dan Andrea berbagi ingatan sejak Jovano masih berada di dalam rahim. Itulah kenapa Jovano banyak mengetahui kisah lalu ayah dan ibunya.     

Semua rekan timnya mendengarkan kisah dari Jovano seakan mereka sedang diberi dongeng sebelum tidur.     

-0-0-0-0-     

"Ahh! Ayo kita berangkat!" Gavin selesai menggulung alas tidurnya setelah membersihkannya dan menyerahkan ke Jovano untuk dikembalikan ke RingGo. Yang lain sudah bangun dan sudah menyantap Buah Energi Roh juga.      

Karena tak ada yang bisa memasak, maka tetap akan percuma meski ada persediaan daging di cincin penyimpanan, padahal Jovano sudah menawarkan membakar daging secara sederhana seperti yang pernah dilakukan ibunya ketika awal datang ke alam Feroz.     

"Jangan, Jo, aku khawatir bau asap dagingnya akan menarik minat monster terdekat." Mogu memberikan nasehat.     

"Ahh, benar juga!" Jovano menepuk dahinya, beruntung dia tidak keras kepala tadi.     

Setelah mereka selesai sarapan pagi dengan Buah Energi Roh, Jovano pun melenyapkan Api Hitam Neraka. "Dengan ini, aku butuh dukungan kalian nantinya jika kita dalam waktu dekat bertemu monster, yah!"     

"Jangan khawatir, Kak!" Gavin mengacungkan ibu jarinya.     

Lalu, setelah mengeluarkan Noir, Jovano dan yang lainnya pun segera melambung ke angkasa dan Hong Wang si Vermilion pun muncul entah dari mana.     

"Huh, sepertinya dia sangat tahu kalau kita sudah menyelesaikan urusan, meski tak pernah berkontribusi apapun," sindir Serafima ke Hong Wang.     

"Skriiii! Aku yang paling berkontribusi di sini! Karena berkat aku, kalian bisa tahu letak jiwa bocah bau itu!" Hong Wang mendengus usai membalas sindiran Serafima.      

Baru saja beberapa kilometer Noir terbang, muncul sekelompok monster, terbang tak jauh dari mereka.     

"Astaga, kenapa harus bertemu Serigala Angin?" Mogu memutar matanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.