Devil's Fruit (21+)

Memburu Ivy



Memburu Ivy

0Fruit 1203: Memburu Ivy     2

Ivy panik seketika saat dia mengayunkan tongkatnya dan ternyata tongkat tersebut tidak bereaksi seperti yang dia harapkan. Ini kemungkinan karena tongkat sihir itu membutuhkan energi untuk mengisi ulang dayanya.     

Padahal, saat ini, gerombolan Vargana dan gadis-gadis lain yang emosi padanya, sudah mendekat dengan cepat dan membabibuta ingin menghancurkan Ivy. Mana mungkin gadis vampire itu tidak kelabakan.     

Ivy mau tak mau melangkah mundur dan berteriak pada serdadunya, "Lindungi aku! Lindungi aku!" Ia sungguh ketakutan karena saat ini dia seperti tidak berdaya tanpa kekuatan tongkatnya.      

"Bersiap menemui kematianmu, gadis keparat!" Vargana yang berada paling depan berteriak dengan menatap benci pada Ivy.     

"Vampir busuk! Akan kukirim kau ke neraka terdalam sampai tak bisa bereinkarnasi!" teriak Voindra yang sudah sejak lama memendam benci pada Ivy.      

Anak buah Ivy di dekatnya segera membentuk pagar hidup sebagai pelindung ratunya.      

Namun, karena sudah terselubungi oleh kemarah dan juga dendam atas apa yang menimpa Sabrina, Vargana dan yang lainnya tidak perduli dan terus membabibuta menyerang punggawa-punggawa kepercayaan Ivy.      

Vargana, Voindra, dan Kuro melakukan usaha terbaik mereka untuk bisa mengalahkan lawan di depan yang berusaha melindungi Ivy. Sementara itu, Ivy hendak kabur dari sana menggunakan kekuatan bergerak cepat ala vampire.      

Wusshh!     

Namun, baru saja Ivy melesat mundur, dia sudah dihadang oleh sosok wanita yang menggoyang-goyangkan ekor-ekor berbulu dan panjang yang menarik meliuk gemulai di udara.     

Itu adalah Kyuna.     

Mata Kyuna berubah merah ketika dia marah dan memompa kekuatannya ke level paling tinggi. "Kau sudah melakukan hal paling buruk pada Bree. Dan kini kau hendak kabur? Meski kau anak dari junjunganku, namun kalau kau bertindak kejam dan jahat pada junjunganku dan teman-temanku, maka kau tetap menjadi musuh di mataku!"     

Salah satu ekor Kyuna segera terjulur cepat ke Ivy, ingin meraih gadis itu.     

Pang!     

Betapa terkejutnya Kyuna ketika dia melihat bahwa ekornya ditepis keras-keras oleh seseorang, yaitu Gavin!     

"Tuan Muda Gavin!" seru Kyuna, tidak percaya pada apa yang terjadi di depan matanya. Gavin melindungi Ivy dengan segera.      

"Maaf, Bibi Kyu! Tapi aku tak ingin Ivy terluka." Gavin menampakkan pandangan mengiba pada Kyuna, berharap si siluman rubah itu mau mengerti dan melepaskan Ivy.      

"Tuan Muda! Apakah kau sudah kehilangan akal sehatmu?!" teriak Kyuna, sungguh tak paham dengan tindakan Gavin. Bukankah pemuda itu satu kubu dengannya? Lalu kenapa malah melindungi musuh utama mereka?     

Voindra sempat melihat adegan Gavin melindungi Ivy dan menangkis serangan Kyuna. Hatinya panas seketika. "Gavin! Kau tolol!" serunya keras dengan air mata berkumpul di kelopak matanya. Ia semakin brutal menyerang musuh di depannya agar bisa lekas terbebas dan bisa terbang ke Gavin.      

Vargana dan Kuro juga akhirnya melihat apa yang dilakukan Gavin. Mereka saling berteriak menyesalkan tindakan rekan timnya itu.      

"Ivy, cepat pergi. Cepat masuk ke alammu atau ke manapun kau bisa." Gavin menoleh sedikit ke belakang sambil dia terus waspada pada Kyuna di depannya.      

Ivy bingung, selain dia kehilangan kekuatan dari tongkat sihirnya, dia juga tidak bisa masuk ke dalam alam pribadi dia. Rupanya memang butuh energi besar untuk keluar dan masuk dari alam pribadi. Dan tatkala tongkat sihir sumber energinya sedang padam, maka itu hanyalah menjadi mimpi buruk saja untuk Ivy.      

Di tengah-tengah medan perang yang sengit demikian, tidak dia sangka bahwa dia kehabisan energi sihir dan tongkatnya tidak memberikan bantuan apa-apa. Ditambah tak bisa masuk ke alam pribadinya.     

Hilangnya energi tongkat sihir Ivy juga berimbas pada serdadu-serdadu dia yang tadi telah diberikan 'suntikan' kekuatan tambahan. Kini, para serdadu itu kembali ke kekuatan biasa mereka dan ini artinya mudah ditumpas oleh kelompok Blanche.      

Ivy tidak menyia-nyiakan kesempatan yang dibuka oleh Gavin, dia pun bergegas bergerak cepat menjauh dari musuh-musuhnya.      

Saat Kyuna hendak menyerang Ivy yang kabur, Gavin menghalangi siluman rubah itu. Kyuna menjerit kesal. "Tuan Muda! Jangan sembrono! Dia musuh kita! Sadarlah!" Meski dulu dia kurang memercayai rumor mengenai Gavin menyukai Ivy, namun kini dia sudah disodorkan bukti nyata mengenai itu.      

"Bibi Kyu! Tolong maafkan aku! Jangan serang dia! Bagaimana pun, dia adalah keluarga Aunty Andrea! Dia masihlah keluarga kita!" seru Gavin sambil terus menangkis serangan Kyuna agar Ivy bisa aman melarikan diri.      

"Keluarga?!" Mendadak, Vargana sudah tiba di samping Kyuna dan membantu si rubah untuk mendesak Gavin. "Keluarga macam apa yang bisa melukai dan membunuh anggota lainnya? Keluarga apa, Gav?! Kau bisa jawab?!"      

"Kak Va, tolong mengerti perasaan Ivy! Dia mengalami banyak hal buruk sejak kecil!" jerit Gavin mengharapkan Vargana memahami Ivy seperti dia memahami gadis vampir itu pula.      

"Apa hanya dia saja yang mengalami hal buruk sejak kecil, hah?! Mengerti perasaan Ivy? Apa kau tidak mengerti perasaan bibi Bree dan paman Noir yang berkali-kali kehilangan anak karena Ivy? Apa kau sudah bisa mengerti perasaan Aunty Andrea dan Uncle Dante yang terus dihina dan diremehkan Ivy?" Vargana tidak mau menggunakan senjatanya untuk melawan Gavin karena dia masih memandang pemuda itu sebagai rekan tim. Dia hanya menggunakan kekuatan anginnya saja untuk menjebol pertahanan Gavin agar dia bisa mengejar Ivy.      

Gavin tidak bisa menemukan kata-kata untuk menjawab Vargana. Memang, semua yang dikatakan Vargana benar. Ivy sudah melakukan apapun yang disebutkan Vargana dan itu memang buruk. Tapi Gavin terlalu cinta pada Ivy sampai dia terus saja memaklumi perbuatan Ivy karena berlandaskan pada nasib buruk Ivy sewaktu kecil saja.     

Ivy berhasil kabur dari sana sembari Gavin terus menahan Vargana dan Kyuna secara bersamaan. Ini kesempatan dia untuk melarikan diri sejauh mungkin dari sana seraya membeli waktu agar tongkat sihirnya berfungsi kembali.      

Sayang sekali, ternyata Voindra sudah melesat cepat mengejar Ivy. Gavin melihat itu tapi dia tidak berdaya karena masih harus menahan gempuran Vargana dan Kyuna yang kini malah justru berbalik bertindak sebagai penahan dia.      

"Voi! Jangan! Jangan sakiti dia! Cukup lemahkan saja dia! Voi!!!" teriak Gavin keras-keras agar Voindra tidak melakukan tindakan buruk pada Ivy.      

Voindra menoleh singkat ke Gavin dan mencibir saja sambil terus mengejar Ivy. "Jangan harap kau bisa lolos, vampir busuk!" makinya ketika dia semakin dekat dengan Ivy.      

Putri kedua Myren itu sambil terbang cepat, dia sekaligus mempersiapkan serangan kristalnya. Dia memang ingin membunuh Ivy, tidak akan ada ampun untuk si vampir. Cukup sudah mereka memberikan kesempatan pada gadis vampir itu sebelum-sebelum ini. Cukup banyak sudah ampunan mereka ke Ivy yang tidak dimanfaatkan baik-baik oleh si vampir.     

Maka, jangan salahkan jika kini mereka bersikap kejam dan apa adanya ke Ivy.      

Kristal-kristal berbahaya milik Voindra sudah dilesatkan dan mengejar Ivy. Kristal sudah mencapai Ivy.      

Trang! Trang! Trang!     

Voindra mendelik ketika melihat kristal-kristal dia ditangkis oleh Kiran. Apa-apaan gadis itu!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.