Devil's Fruit (21+)

Kembalinya Zivena Si Lidah Tajam dan Penceramah



Kembalinya Zivena Si Lidah Tajam dan Penceramah

0Fruit 1233: Kembalinya Zivena Si Lidah Tajam dan Penceramah     
0

Di saat seluruh anggota tim Blanche sedang berdiskusi mengenai pembagian tugas masing-masing nantinya, secara mengejutkan, terdengar suara dari arah pintu pondok. "Kenapa aku tidak dilibatkan?" Terdengar suara gadis kecil yang amat mereka kenal. Gadis itu menunjukkan wajah bangun tidur dan dia bahkan sedang mengucek mata dengan gerakan malas.     

"Zivena!"     

"Zizi!"     

Mereka menyeru nama itu bergantian dengan rasa kejut yang sama. Ya, itu memang Zivena, anak bungsu Andrea dan Dante. Gadis kecil itu sebelum ini tertidur panjang usai mengeluarkan kekuatan terbesar dia.      

Karena dia masih kanak-kanak, maka kekuatan dia juga terbatas meski itu sangat hebat. Akibatnya, tiap kali Zivena mengeluarkan kekuatan terhebatnya, ia harus segera tidur panjang seperti hibernasi untuk mengganti tenaga yang telah keluar, bagai ponsel yang harus lekas di-charge dayanya.     

Kuro berlari untuk menyongsong Zivena dan langsung mengangkat, menggendongnya sambil membawa ke tempat duduk dia semula. Dia memang menyukai bocah cilik itu. Dibandingkan dengan Ivy, sejak dulu Kuro lebih memilih bersama Zivena.      

Kini, Zivena sudah duduk di pangkuan Kuro dan Vargana di sebelah kiri Kuro sibuk mengecup pipi montok gadis itu. Voindra juga tak mau kalah dan bangkit dari kursinya untuk memeluk dan mencium wajah merona adik sepupunya itu.      

Kemudian, wanita-wanita lain di sana bergantian mengecup atau mengelus sayang Zivena. Meski begitu, Zivena terlihat kesal mendapatkan perlakuan demikian. Wajah putihnya merona sambil dia berusaha menepis muka para wanita yang ingin mendekat mencium pipinya.      

"Unghh ... kalian ini! Aduh! Kalian ... apakah kalian mencium pipiku menggunakan bibir untuk mencium suami-suami kalian juga? Ughh ... bau!" Mulut tajam Zivena pun muncul, sesuai dengan karakter dia.     

Walaupun demikian, mereka tidak keberatan dan malah tertawa geli, makin gemas saja.      

Serafima masih diam mematung sejak tadi menyaksikan perempuan tim Blanche satu persatu menghampiri Zivena untuk menyampaikan suka cita mereka atas bangunnya bocah cilik itu. Ia menoleh ke Jovano dan berbisik, "Itu sungguh adikmu?"     

Jovano mengangguk ke Serafima dan berbisik pula, "Ya, itu adik bungsuku. Cantik, kan?"     

Mata Serafima kembali mengarah ke Zivena. Kenapa rasanya aneh ketika seluruh keluarga Andrea memiliki rambut warna gelap, namun Zivena pirang terang dan nyaris perak?     

"Memangnya anaknya mama tidak boleh berambut pirang?" Tiba-tiba, Zivena menoleh ke Serafima dengan wajah cemberut.      

Sontak, Serafima terkesiap, nyaris terjengkang dari kursinya. Bagaimana bisa bocah cilik itu mengetahui apa yang dia ucapkan dalam hati? Oh, tidak! Jangan katakan ....     

"Iya, aku memang bisa mendengar suara hati kamu dan juga apa yang ada di pikiranmu." Zivena semakin mengukuhkan kemampuannya secara gamblang ke Serafima.      

"Uhuk!" Serafima kini tersedak air liurnya sendiri dan terbatuk. "Kau ... kau benar-benar bisa membaca pikiranku, astaga!" Siapapun pasti akan tercengang jika berada di posisi Serafima saat ini.      

"Apa kau lupa siapa kakekku?" Zivena memiringkan kepala pirangnya dengan sikap lucu menggemaskan meski cemberut ke Serafima.      

Segera, Serafima tersadar. Benar saja. Kakek Zivena dari garis ayahnya adalah malaikat Archangel Mikael. Dan Beliau adalah jenderal di Nirwana paling hebat dan paling kuat, tentu juga paling ternama.     

Dirumorkan, dulunya Mikael pernah mengawini perempuan manusia sangat cantik berambut pirang. Dan semenjak itu, dia menyesali dirinya dan memutuskan kembali ke Surga untuk kembali mensucikan dirinya. Itulah mengapa Dante tidak pernah diurus ataupun diakui oleh ayahnya karena sang ayah begitu malu dengan perbuatannya.     

Tak heran Dante berjuang segala macam cara agar dia bisa diakui oleh sang ayah.     

Meski begitu, Dante terlahir membawa genetik rambut gelap seperti ayahnya. Dan sepertinya rambut pirang itu menurun pada Zivena dari neneknya, seorang manusia biasa.     

Jika memang Zivena mewarisi kemampuan Mikael, wajar jika Zivena bisa membaca pikiran orang lain, karena memang itulah kemampuan para Archangel pada umumnya. Ini juga merupakan kemampuan yang dimiliki Mikael yang lebih tinggi dibandingkan Archangel lainnya.      

Kemampuan serupa seperti telepati juga dimiliki Jovano, karenanya dia tidak memerlukan anting komunikasi jika hendak berbicara rahasia dengan kedua orang tuanya.     

Sedangkan Serafima ... status dia sebagai Nephilim masih di bawah Dante. Dia anak dari Angel dengan Nephilim. Cukup banyak mewarisi sekian persen DNA dari Angel, dan masih lebih murni dibandingkan Revka yang berorangtuakan sesama Nephilim.        

Menengahi kecanggungan kekasihnya dengan sang adik, Jovano lekas berbicara ke Zivena, "Zizi, sepertinya kau telah membangkitkan kekuatan baru?"     

Kepala pirang Zivena mengangguk ke kakaknya dan berkata, "Iya, setelah bangun, mendadak saja aku memiliki kemampuan membaca pikiran orang. Jadi ... bagi kalian, jangan secara sembrono berpikir macam-macam apalagi mesum, yah! Itu akan membuatku pusing!"     

Kebiasaan ceramah gadis kecil itu pun kambuh. Dia kemudian mengoceh tentang bahayanya berpikir buruk dan justru membuat dia terlihat lebih menggemaskan.      

"Dan kau, jangan katakan kau adalah pacar kakakku." Zivena menuding Serafima.      

"Hekh! Aku ... aku ... bukan!" Serafima kelepasan bicara mengenai penyangkalan.      

"Jangan berpikir kau bisa membodohiku, perempuan Nephilim. Kau jelas-jelas menyukai kakakku tapi kau terus menyangkal itu hanya karena kau ketakutan dihujat rasmu?" Zivena segera memutar bola matanya dan memandang remeh ke Serafima.      

"Aku ...." Serafima bisa bilang apa jika dia langsung ditelanjangi Zivena secara telak? Otak sialan! Kenapa harus membatin hal itu, sih!     

Zivena menoleh ke kakaknya sambil berucap, "Kak, kalau kau masih juga tidak diakui sebagai pacar oleh perempuan Nephilim itu, lebih baik kau menyerah saja dan cari wanita lain yang lebih mengakuimu."     

Ya ampun! Apa-apaan ini! Serafima nyaris kebakaran rambut. Bagaimana bisa bocah cilik ini berkata sekejam itu mengenai hubungan dia dengan Jovano? Apakah Zivena memang setajam itu lidahnya? Kini rasanya dia ditelanjangi, dan diguyur air comberan pula!     

Jo, kenapa kau memiliki adik yang mengerikan seperti itu? Serafima menangis darah di hatinya.     

"Aku mengerikan? Mengerikan apa?! Setidaknya aku orang yang jujur dan tidak munafik dengan apa yang ada di hatiku." Dagu Zivena terangkat naik sambil mencelotehkan itu di depan Serafima.     

Astaga!     

-0-0-0-0-0-     

Hari ini, Druana kembali dipanggil Jovano untuk membicarakan mengenai kondisi para beast dan senjata roh yang sudah mulai pulih.     

"Hm, jadi begini, putri dan pangeran rupawan semuanya ...." Druana memulai. ".... Karena kalian tidak bisa mengeluarkan kemampuan sihir kalian, kalian memang lebih aman jika berada di tempat yang kondusif untuk kesejahteraan kalian."     

"Kak Dru, apakah kehilangan kemampuan sihir ini berakibat pada hilangnya pula kemampuan manifestasi mereka pada bentuk humanoid jika keluar dari alam ini?" tanya Jovano.      

Druana menggeleng. "Tentu tidak. Aku sudah menggabungkan ramuan langka yang membuat mereka masih bisa mempertahankan bentuk humanoid mereka seperti di Cosmo ini. Jangan khawatir."     

"Sepertinya kita bisa lega mengenai itu." Jovano menatap rekan-rekan yang duduk bersamanya. "Kak Druana memang hebat!"     

Ya, yang dilakukan Druana memang spektakuler. Bayangkan apabila mereka gagal mempertahankan wujud humanoidnya, akan seheboh apa jika tiba-tiba kaki Kuro berubah jadi ekor ular besar ketika dia sedang meladeni pengunjung di Joglo Fiesta?      

Atau ketika Rogard berubah menjadi sebilah pedang besar di depan mata pengunjung Tropiza?     

"Ouwgh ... terima kasih pangeran ganteng." Druana mengedipkan satu mata ke Jovano.      

"Tsk! Kau ini! Bisakah kau tidak memikirkan kakakku secara mesum? Itu sangat menjijikkan, ya ampun! Kendalikan dirimu, Nona!" Zivena angkat bicara tanpa disangka-sangka. Mata Serafima menyala dan di hatinya tumbuh rasa terima kasih pada Zivena yang menyuarakan apa keluhan di hatinya.      

Menghadapi ucapan tajam Zivena, Druana malah terkekeh genit, "Oho ho ho ... putri manis ini pasti Putri Zivena. Sungguh menggemaskan." Dia melesat untuk memeluk Zivena.     

Namun Zivena segera bergerak menjauh dan berkata, "Jangan sentuh aku dengan tangan yang tadi kau gunakan untuk menyentuh benda menjijikkan dari kaummu!"     

Yang lainnya pun melongo.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.