Devil's Fruit (21+)

Beast Fussion



Beast Fussion

0Fruit 1198: Beast Fussion     
0

"Sudah tak ada harapan lagi, yah?" tanya Pangeran Djanh ketika dia sudah dimunculkan di Cosmo oleh Andrea.     

Druana menoleh ke Pangeran Djanh dan mengangguk. "Aku rasa, jika belati itu diambil, maka nyawanya langsung hilang."     

"Aku punya cara final dan mutakhir agar Gazum tidak mati sia-sia." Pangeran Djanh berkata. "Satukan dia dengan si singa petir."     

"APA?!" Andrea dan yang lainnya bersamaan berseru, tapi tentu saja si Cambion Hera yang paling keras. Mata mereka mendelik tak percaya akan apa yang mereka dengar baru saja. Bahkan Shona juga sampai melongo saking terkejutnya.      

Namun, hanya Druana yang tetap tenang seakan hal yang diucapkan Pangeran Djanh adalah sesuatu yang lumrah saja.      

"Iya, lebih baik menyatukan dia dengan singa petir milikmu, Tuan Putri." Pangeran Djanh mengulang lagi apa yang dia katakan.      

"Me...nyatukan?" Andrea masih belum bisa mencerna itu di otaknya. Bagaimana bisa si pangeran Incubus memberikan sebuah solusi yang sangat-sangat extra-ordinary ... sangatlah mind-blowing begitu?      

Menyatukan Gazum dengan Noir?     

Serius?!     

Bagai mengetahui apa yang sedang berkecamuk di benak Andrea, Pangeran Djanh pun melanjutkan bicara, "Apakah Tuan Putri belum pernah melihat atau bertemu dua beast menjadi satu dalam satu tubuh? Benar belum pernah melihatnya?"     

Andrea termenung sejenak akan pertanyaan dari Pangeran Djanh. Namun, menit berikutnya, dia berseru, "Ohh!" Dua alisnya terangkat tinggi-tinggi dengan wajah seakan menemukan sesuatu. "Di alam pribadimu dulu!"      

"Akhirnya Anda mengingat itu, Tuan Putri." Pangeran Djanh tersenyum penuh arti.      

Kini Andrea teringat akan pertemuan dia dan kelompoknya saat dulu di alam Feroz milik Pangeran Djanh. Di sebuah desa atau wilayah di Feroz, Andrea dan timnya diserang beast berbentuk aneh karena merupakan perpaduan 2 atau lebih beast menjadi satu tubuh.      

Saat itu, Andrea merasa sangat jijik melihat perpaduan itu. Ia secara refleks bergidik jika mengingat seperti apa wujud beast-beast hasil penyatuan di Feroz. "Tapi mereka ... mereka ... bentuknya ...."     

"Itu karena orang yang melakukan fusi tidak kompeten, tidak memiliki kemampuan dan pengalaman yang baik." Pangeran Djanh segera saja menjelaskan dengan singkat hal yang menjadikan Andrea meragukan mengenai penyatuan beberapa beast.     

Ya, Andrea bisa mengerti itu karena dulu di Feroz, para beast yang dijadikan proyek eksperimen memang tidak terlihat baik. Mungkin memang seperti yang dikatakan Pangeran Djanh, bahwa itu karena ahli yang melakukan fusi tidak kompeten.      

"Lalu ... memangnya siapa di sini yang kompeten untuk urusan fusi beast?" tanya Andrea dengan nada ragu dan pelan, tidak yakin di mana harus mencari ahli urusan fusi beast. "Harus cari di mana? Harus ke Underworld dulu?"      

Druana terkikik lalu bicara, "Tuan Putri, kenapa harus jauh-jauh ke Underworld kalau orangnya sudah di sini, di dekat Tuan Putri."     

"Heh?" Andrea menoleh bingung ke Druana. "Ka-kamu yang bisa fusi beast yah, Dru?" Matanya bersinar penuh harap. Dia akan percaya proses fusi beast akan berjalan baik kalau itu ternyata dilakukan Druana karena dia adalah iblis medis yang sangat kompeten.      

Sekali lagi Druana terkikik genit seperti biasanya, "Hi hi hi ... bagaimana mungkin ilmu fusiku bisa disejajarkan dengan Yang Mulia Pangeran Djanh? Aku hanya seujung kukunya saja."     

"Hah?!" Andrea dan yang lainnya segera menoleh ke Pangeran Djanh yang diam sambil tersenyum bangga akan dirinya dipuji Druana.      

"Djanh! Ehh, maksudku ... Pangeran ... kamu ... kamu beneran bisa fusi beast?!" Andrea segera mengoreksi ucapannya pada sang pangeran Incubus. Saat ini dia harus bertingkah layak di depan Pangeran Djanh karena hanya dia harapan untuk Gazum.     

"Ha ha ha ... apalah daya hamba yang begini ini, Tuan Putri." Pangeran Djanh tidak merendah, justru bangga. Yah, namanya juga iblis, mau bagaimana lagi? "Syukurlah kalau Druana mengetahui posisinya." Ia melirik ke iblis medis yang tersenyum genit di depannya.     

Kendalikan tingkah kalian, duhai Pangeran Djanh dan Druana. Ada Shona di sini. Jangan sampai dia melaporkan ibunya mengenai kebinalan kalian.      

Tapi, sepertinya Pangeran Djanh sudah tidak terlalu tertarik mencari kepuasan seksual dari perempuan lainnya lagi jika dia sudah menemukan yang dia cari di diri istrinya.     

Yah, memang seharusnya pria itu mencari istri yang sesuai dengan selera dan fetish mereka, bukan mencari istri dikarenakan untuk memuaskan ego orang tua atau keluarga besar. Yang menjalani kan dua orang tersebut, bukan orang lain. Iya, kan?     

"Lebih baik segera dimulai saja, Pa, kalau memang Papa sangat kompeten urusan fusi beast." Shona mengingatkan waktu yang terus berdetik maju.      

Karena Druana sudah mengatakan seperti tadi, maka tidak mungkin Andrea meragukan Pangeran Djanh. Jika yang melakukan Druana saja dia sudah percaya apalagi jika konon si pangeran Incubus lebih mampu dari si iblis medis.     

"Hm, oke. Lekas bawa ke sini singa petir itu." Pangeran Djanh menggulung lengan jubahnya dan dengan satu kibasan tangan saja, muncul sebuah ruangan di dekatnya serta beberapa peralatan yang Andrea tak paham itu untuk apa saja.      

Andrea mengangguk dan mulai memberikan telepati pada suaminya untuk mempersiapkan Noir ke Cosmo. Dia tidak bisa bertelepati dengan Noir secara langsung karena si Singa Petir bukanlah hewan terkontraknya, namun Dante lah majikannya.     

Dante yang masih di medan perang pun mendapatkan telepati dari istrinya beserta mengenai fusi beast yang disarankan Pangeran Djanh. Ia sempat terkejut sampai hampir lengah pada serangan lawan di depannya, namun karena Andrea sudah meyakini saran itu, maka tak ada alasan baginya untuk menolak.      

Segera saja Dante bertelepati dengan Noir untuk bersiap dibawa ke Cosmo. Noir mengangguk dan mendadak saja dia menghilang dari tempat dia berdiri, membuat lawan yang merubungi dia terheran-heran karena itu.      

Andrea segera menelan 5 buah energi roh setelah dia memanggil Noir. Melakukan summoning begitu tentu saja membutuhkan energi besar dan butuh persetujuan dari pihak yang akan dipanggil.      

Andaikan saja Andrea bisa bebas melakukan pemindahan makhluk hidup, sudah pasti dia telah memindahkan Sabrina begitu macan gigi pedang itu muncul di hadapannya. Namun karena Sabrina yang sekarang yang telah dipengaruhi sihir Ivy, tentu menolak dan itu akan sangat sulit dipindahalamkan.      

Setelah Noir muncul, dia segera diberitahu mengenai apa yang akan dilakukan Pangeran Djanh kepadanya.      

Awalnya, Noir terkejut, namun ketika dia melihat sahabatnya, Gazum, yang terkulai sekarat dengan napas satu-satu begitu, ia pun mengeratkan rahangnya dan mengangguk. Apapun resikonya, ia akan secara gagah berani menyongsongnya.      

"Tapi ... aku katakan hal terburuk dulu." Pangeran Djanh berkata. "Proses fusi ini sangat berbahaya dan penuh akan resiko. Apakah kalian berdua sudah yakin ingin mencobanya? Ohh, tentu yang bisa menjawab adalah kau, Singa Petir." Ia tersenyum ke Noir usai melirik Gazum yang masih sekarat memejamkan mata.     

Usai bicara begitu, Pangeran Djanh meniupkan sebuah kepulan energi warna putih menbentuk bola sebesar kelereng yang dimasukkan ke leher Noir. Itu adalah kekuatan bicara untuk beast, sehingga beast bisa berkata-kata pada siapa pun.     

Noir memercayai Andrea. Jika istri majikannya sudah berkata, maka tak ada alasan untuknya berkata tidak. Apalagi, kini dia tak punya harapan untuk mendapatkan sang istri kembali. Jikalau proses fusi ini gagal, dia tak mempermasalahkannya. "Tidak masalah. Aku serahkan semua keputusan pada kalian."     

"Wuahh! Noir bisa bicara kayak manusia!" Andrea terpukau melihat si singa itu kini bisa berkomunikasi biasa tanpa perlu adanya telepati atau perantara Dante.      

"Oke, ayo kita lakukan." Pangeran Djanh menjulurkan satu jarinya ke Gazum sehingga ada selubung kabut melingkupi Gazum dan perlahan menaikkan tubuh besar si Rajawali Angin dan membawa masuk ke ruangan yang sudah disediakan.      

Noir dan yang lainnya berjalan di belakang Pangeran Djanh.      

"Maaf, aku harus katakan, bahwa hanya si singa yang boleh masuk bersamaku. Yang lain kuharap di luar, menunggu." Pangeran Djanh menoleh sebentar ke belakang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.