Devil's Fruit (21+)

Apakah Dia Kuat?



Apakah Dia Kuat?

0Fruit 943: Apakah Dia Kuat?      2

Di sekolah, Ivy berusaha sangat keras untuk tidak menghiraukan apapun yang diucapkan teman-teman dia di sana. Apalagi kalau bukan mengenai berita heboh dia dikatakan mencuri suara Deandra.      

Yang tadinya tidak tau, kini jadi tau. Yang tadinya tidak begitu perduli, kini jadi sangat ingin tau segala hal. Yang tadinya kagum, kini malah menjadi orang paling sengit dan pahit mengomentari Ivy.      

Bocah vampir ini bagaikan mendapatkan bully namun tidak secara tindakan, tapi secara ucapan kasak-kusuk. Hanya beberapa saja yang menyuarakan dengan lantang apa pendapat mereka mengenai Ivy dan kasusnya.     

Ivy lebih memilih untuk tuli saja jika dia bisa. Telinga sensitif dia saat ini sungguh merupakan bencana untuk dia sendiri. Dia terus bisa mendengar kasak-kusuk dan segala macam bisik-bisik yang ditujukan untuk dirinya, entah itu ketika dia di dalam kelas, terlebih ketika jam istirahat.      

"Bocah sok keren itu kena batunya."     

"Hi hi, rasakan sekarang dia. Siapa suruh terlalu berlagak hanya karena dia banyak yang mengidolakan, hanya karena dia kaya."     

"Harusnya dia dideportasi saja dari Jepang. Dia itu bukan orang Jepang asli, ya kan?"     

"Dasar jalang tak tau malu, mencuri suara orang! Huh, bukti kuat bahwa dia itu sama sekali tidak bertalenta, tidak ada apa-apanya, hanya kantung kosong tanpa otak dan tanpa hati!"     

Ivy mendengar ucapan-ucapan macam itu sejak beberapa hari lalu dan hingga kini. "Hghh!" Rasanya ia ingin sekali memotong lidah orang-orang itu menggunakan kuku tajam dia atau menusuk tenggorokan mereka semua yang terlalu usil bergosip mengenai dia.      

Tapi dia ingat, jika dia melakukan pembunuhan lagi, maka dia pasti akan dimasukkan kakaknya ke alam tak nyaman itu dan entah kapan bisa dibebaskan. Ivy tak mau, dia sangat gemetaran jika mengingat seperti apa suasana dalam alam itu bagi jiwanya.      

Gadis vampir ini sungguh menahan diri. Inilah yang menyebabkan dia memilih untuk kabur saja karena dia tidak hanya mendapatkan kesengitan di sekolah, tapi di rumah pun demikian.      

Karena Ivy tak kuat, maka ia pun memillih untuk keluar dari kelas meski guru menegur karena bocah itu seenaknya berjalan keluar begitu saja tanpa pamit apapun pada guru yang sedang mengajar di depan kelas.     

Kini Ivy sudah duduk di sebuah sudut di atap sekolahnya, tempat paling favorit para murid ketika ingin 'melarikan diri' dan menenangkan hati, atau ... sekedar ingin tidur saja jika di ruang UKS tidak memungkinkan.     

Ivy duduk memeluk lututnya dan dia sudah mengeluarkan ponsel serta headset terpasang di telinga. Dia menyetel musik keras-keras untuk menghalau segala suara lain yang mengusik telinganya. Suara tak penting yang mengganggu dia saja.      

Sambil mendengarkan musik semacam J-rock dan band-band berjenis V-Kei, Ivy terus chat dengan Danang.      

[Ivy manis, kenapa kamu bisa chat sejak tadi ma Om? Memangnya gurumu tidak apa-apa kalau kamu terus aktif chat begini?] Demikian bunyi chat dari Danang setelah hampir setengah jam mereka berbicara melalui pesan semacam aplikasi Liner.     

[Pak guru tidak ada masalah mengenai ini, Om jangan cemas] Begitulah cara Ivy menyahut chat dari Danang. Tentu saja dia harus berdusta agar Danang tetap mau meneruskan chat mereka.      

[Ohh ... ya udah kalo emang guru kamu gak marah kalo kamu chat gini waktu pelajaran. Tapi beneran kamu di sekolah, ya kan?] Danang sepertinya agak sanksi juga mengenai itu. Khawatir jika ternyata Ivy membolos sekolah.     

[Ada di sekolah, kok. Ini jam istirahat] Dusta Ivy secara santai, kemudian dia memotret dirinya yang sedang berada di atap sekolah dan mengirim ke Danang. [Ini, aku di atap sekolah, jam istirahat]     

Melihat foto yang dikirim oleh Ivy, Danang pun tenang, dia lega ternyata Ivy benar ada di sekolah dan tidak kenapa-kenapa. Dia tidak mau lagi dikejutkan dengan kehadiran Ivy secara tiba-tiba di depan dia seperti yang lalu. [Ohh, ya udah kalo emang ternyata kamu lagi di sekolah. Ivy belajar yang rajin, yah, jangan patah semangat kalo ada yang jahati Ivy di sana, anggap saja mereka sedang iri pada Ivy karena Ivy cantik dan manis. Dan jangan bertengkar lagi dengan keluarga kamu, yah, terutama dengan mama kamu, jangan yah Ivy manis. Om gak suka kalau ada anak marah ma ibunya]     

Ivy membaca deretan pesan dari Danang yang dikirimkan beruntun. [Iya, Om] Hatinya luar biasa berbunga-bunga dipuji cantik dan manis. Meski dia tidak suka Danang menyuruh dia jangan bertengkar dan jangan marah pada ibunya, tapi Ivy berusaha menerima karena itu Danang yang mengucapkannya, meski melalui chat.     

[Om, apakah Om menyukai seseorang?] Tiba-tiba saja Ivy mengetikkan itu di pesan Liner.      

Danang yang membaca pesan itu, agak diam tidak langsung menjawab. Apalagi ketika dia hendak mengetikkan jawaban, ada pengunjung yang mendatangi stan dia dan ingin bertanya padanya. Pria itu lekas menyimpan ponselnya dan menghampiri pengunjung tadi untuk menjelaskan ini dan itu.     

Sementara itu, di atap sekolah, Ivy terus menunggu balasan dari Danang. Menunggu dan menunggu sampai dia tidak tahan. "Arrghhh!" Ia berteriak tertahan sambil menggusak rambutnya sendiri secara frustrasi.      

Gadis vampir itu berasumsi, dengan diamnya Danang yang lama itu, menandakan si pria memang sudah memiliki seseorang yang disukai, dan malah bisa saja sudah memiliki pacar!     

Membayangkan Danang memiliki pacar, membuat hati Ivy mendidih. Napas Ivy memburu karena amarah, dan matanya memerah karena saking emosinya.     

Tidak boleh! Danang tidak boleh memiliki siapapun kecuali dirinya! Danang tidak boleh dimiliki siapapun kecuali dirinya! Ivy terus menerus menyuarakan itu dalam benaknya secara emosional. Tangannya pun tanpa sadar mengeluarkan kuku panjangnya yang berwarna merah kehitaman.      

Ivy siap membunuh siapapun saat ini!     

Terdengar bunyi notifikasi dari Liner dia. Segera saja Ivy membukanya dan dia melihat pesan dari orang yang dia tunggu-tunggu.      

[Om gak punya siapa-siapa yang Om suka. Om hanyalah bujang lapuk aja, ha ha ha! Maaf tadi ada pengunjung]      

Bunyi pesan dari Danang itu pun langsung menentramkan perasaan menggelegak Ivy sebelumnya. Tanpa dia sadari, matanya sudah kembali berwarna hitam dan kukunya juga mulai menyusut masuk kembali normal kuku pendek biasa berwarna bening sehat.      

Danang memang sudah banyak mempengaruhi jiwa dan emosi Ivy akhir-akhir ini. Entah apa yang akan terjadi jika nantinya Danang menemukan seorang wanita dan menikahinya. Itu akan jadi mimpi buruk tentunya, untuk Danang sendiri, dan untuk Ivy.      

Gadis seperti Ivy sudah terbiasa mendapatkan apapun yang dia inginkan semenjak kecil. Dia selalu diberikan apapun yang dia mau. Semua orang sudah biasa berkata iya padanya. Maka, ketika dia nantinya menerima penolakan dan kekecewaan, apakah dia kuat?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.