Devil's Fruit (21+)

Melewati Pintu Afrath



Melewati Pintu Afrath

0Fruit 970: Melewati Pintu Afrath     
0

Sudah dibuat keputusan oleh Andrea dan Dante bahwa yang akan ikut berperang di Underworld adalah anggota Tim Blanche, kecuali para beast yang akan tetap di Alam Cosmo saja bersama Zivena, Shelly, Ivy dan juga Kiran.      

Sementara itu, Andrea mengeluarkan duo pedang legendaris: Bara si pedang api dan Froz si pedang es. Dia yakin kedua pedang sudah siap untuk diajak bertarung karena dikatakan oleh Kyuna bahwa Rogard sering memberikan inti kristal pada kedua pedang itu sehingga kini keduanya bisa lebih kuat daripada sebelumnya.      

Bahkan duo pedang itu merasa mereka mampu bertempur dalam wujud humanoid mereka saja agar lebih bisa memperbanyak anggota.      

"Hm, oke kalo emang kalian bisa bertahan dalam wujud humanoid lebih lama dari sebelumnya untuk tarung." Andrea mengangguk setuju akan keinginan Bara.      

"Jangan khawatir, Andrea, kami pasti tidak akan mengecewakan kamu." Bara yang biasa dipanggil Ra itu berikan senyum lebar penuh rasa percaya diri sembari dia mengusap hidung menggunakan ibu jarinya.      

Sedangkan Froz, si pedang es hanya menatap bosan pada si pedang api.      

"Hei, hei, apakah kalian belum menikah?" Tiba-tiba saja Andrea bertanya begitu di depan Bara dan Froz.      

Seketika saja wajah Froz yang putih pucat bagai gunung es langsung memunculkan rona merah muda hingga ke telinga dia. Pria berambut putih itu melotot tak percaya akan diberi pertanyaan semacam itu oleh pemiliknya.      

"Ha? Menikah?" Bara si pedang api yang tomboi itu tertegun akan pertanyaan dari Andrea, lalu dia langsung memburaikan tawa keras dia, tanpa malu-malu menepuk-nepuk lengan Froz. "Menikah dengannya? Ha ha ha! Andrea, kau ini sedang bercanda, kan? Bagaimana mungkin aku menikahi dia? Aku akan bosan setengah mati kalau menjadi istrinya!"     

"Hei!" Froz menepis tangan Bara yang bertengger di pundaknya.      

"Lagipula, dia yang akan jadi istriku!" lanjut Bara tanpa tedeng aling-aling sambil telunjuknya menusuk pipi Froz.      

"Tsk! Hentikan omong kosongmu!" sengit Froz sambil tepis keras jari Bara di pipinya.      

Beberapa anggota Blanche di situ yang mendengar percakapan duo pedang itu saling menahan tawa karena tak enak bila menyinggung perasaan Froz. Bara si perempuan tomboi itu yang hendak menjadi suami bagi Froz yang lelaki tulen? Ada apa dengan otak si pedang api?      

Tapi Andrea malah tertawa tanpa ragu-ragu. "Ha ha ha! Ra, jangan gombal macam itu! Ntar kena, tau rasa kau nanti. Pfftt!"     

"Kena apa, Andrea?" tanya Bara ingin tau.      

"Fu fu fuuu! Pokoknya ada aja, deh! Ati-ati kalo ngucap sesumbar, Ra." Andrea mengingatkan. Ini karena dia sudah pernah mengalami sendiri hal demikian meski berbeda aspek, hanya ... sama-sama sesumbar.      

Dante menambahkan, "Benar, Ra. Jangan sembarangan sesumbar begitu tentang cinta, nanti kau bisa kena batunya dan tidak bisa melupakan Fro."     

Bara langsung menunjukkan wajah jijiknya sambil menatap ke Froz. "Euuwhh! Tidak mau!"     

"Ha ha ha! Udah, udah! Ayo kita sekarang bersiap ke Underworld." Andrea harus menghentikan sebelum duo pedang itu makin sengit dan justru bertarung di sini.      

"Apakah kita akan pergi ke Pintu Afrath?" tanya Dante menyebutkan mengenai sebuah portal utama jika ingin pergi ke Underworld yang letaknya berada di kutub utara.      

Andrea mengangguk. "Iya, nanti aku keluar dulu bareng Kenzo ke Pintu Afrath. Kalo udah nyampe ke Underworld, kalian bakalan aku keluarin."      

"Aku ingin ikut keluar bersama kau dan Kenzo." Tuan Nephilim berkata.      

"Dan, ini bukan karena kamu jealous, kan?" Andrea memicingkan mata ketika menatap sang suami.      

Tuan Nephilim lekas mendecih. "Csk! Tentu saja bukan karena itu, Andrea. Aku hanya ingin melindungimu."     

"Emangnya Kenzo gak cukup bisa melindungi aku?" tanya Andrea, terdengar menggoda sang suami.      

"Sayaaank ..." Dante seakan memohon agar istrinya berhenti bermain-main dengan perasaan dia.      

"Ha ha ha, iya deh, iya, oke, kamu boleh keluar nanti." Andrea pun membuat keputusan akhir. "Oke, aku dan Kenzo keluar dulu, yah!"     

Lalu, seusai mengatakan itu, Andrea dan dua pria yang dia sebut tadi pun menghilang dari hadapan orang-orang di Alam Cosmo. Itu menandakan bahwa memang ketiganya sudah keluar dari sana dan berada di alam Bumi manusia lagi.      

"Tuan Putri, lebih baik kita berikan array pelindung dulu ke mansion." Kenzo menyarankan demikian dan itu disetujui oleh Andrea.      

Kemudian, mereka bertiga ke mansion terlebih dahulu dan Andrea menciptakan sebuah selubung tebal dari array yang takkan bisa terlihat oleh mata manusia.      

Setelah memberikan array pada mansion, maka mereka bertiga pun mulai melakukan teleportasi ke kutub utara bersama-sama dan mencari pintu Afrath yang dituju sebagai destinasi penghubung Bumi dengan Underworld.      

Begitu menemukan Pintu Afrath, ketiganya masuk tanpa ragu dan lekas melesat cepat ke Kerajaan Orbth.     

Dalam perjalanan ke Kerajaan Orbth, mereka menyaksikan banyaknya pertempuran dimana-mana sepanjang jalan, menandakan memang Underworld sedang terjadi kekacauan.      

Andrea dan kedua pria yang terbang mendampingi dia tidak ingin ikut campur pada pertarungan di bawah sana dan fokus ingin lekas sampai di Kerajaan Orbth.      

"Lihat! Dia bukannya anak dari Zardakh Orbth?" teriak salah satu iblis yang ada di bawah. Mendengar seruan rekannya, iblis lainnya pun segera menengadah ke atas dan mereka secara serempak, bergerak cepat mengejar Andrea.      

"Tangkap dia!"     

"Bunuh dia! Dia itu pewaris Orbth!"      

"Bunuh pewaris Orbth!"     

"Aku ingin makan dia! Kekuatanku pasti akan melonjak!"     

"Aku yang akan menelan dia!"     

Para iblis yang mengejar Andrea mulai berteriak-teriak gila sambil wajah mereka sangat antusias bagai melihat mangsa empuk.     

Kenzo menoleh ke belakang dan berseru: "Tuan Putri, lanjutkan saja perjalanan kalian, aku akan menghadang mereka!"     

Tapi, Andrea malah bertindak lain, dia berhenti terbang dan berbalik ke belakang, menghadap ke gerombolan iblis yang hendak memburu dia hanya karena dia adalah anak dari King Zardakh, pewaris tahta Orbth selanjutnya.      

"Tuan Putri!" Kenzo berteriak tak paham kenapa Andrea malah ikut berhenti di sampingnya.      

Tuan Nephilim juga terpaksa berhenti dan berdiri di samping sang istri.      

"Huh! Apa kalian pikir kalian memiliki kuasa untuk menaklukkan si pewaris Orbth ini, hah?" teriak Andrea tanpa gentar sedikitpun.     

Mendengar apa yang diucapkan oleh Andrea, para iblis itu semakin gregetan dan muka mereka makin beringas ingin melumat Andrea bulat-bulat.     

Andrea malah tertawa keras dan dia mulai memunculkan api ungu dia. Ini membuat sebagian besar gerombolan iblis itu terkejut. Namun keterkejutan mereka tidak bisa berlangsung lama karena Nyonya Cambion sudah mulai menciptakan lingkaran api ungu yang makin besar dan besar yang akhirnya melingkari para iblis itu.      

Para iblis itu berteriak ketakutan. Mereka memang iblis level menengah dan tidak bisa lama bertahan pada kekuatan api ungu. Apalagi api ungu Andrea jenis ungu keemasan. Itu adalah api ungu level tertinggi yang sudah hampir setara dengan api hitam.     

"Mom! Keluarkan aku!" Tiba-tiba di pendengaran Andrea terdengar suara si putra sulung, Jovano. "Aku juga ingin ikut bersenang-senang, oi!"     

Andrea tersenyum diagonal dan mulai keluarkan Jovano. Dia sepertinya paham apa yang akan dilakukan sang putra pada para iblis itu.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.