Devil's Fruit (21+)

Aku Ini Iblis!



Aku Ini Iblis!

0Fruit 671: Aku Ini Iblis!     
0

"Andrea?" Myren menemukan adiknya 100 kilometer lebih jauhnya dari benteng. Dia tidak mengira begini jauhnya Andrea mengejar para kriminal iblis.      

Beruntung sekali dia memiliki alat pelacak melalui anting komunikasi, sehingga dia bisa cepat menemukan Andrea.     

Putri Cambion yang berubah wujud itu pun menoleh ke kakaknya. Ia diam sembari terus menatap Myren.      

Myren merasa waswas, dia harus waspada jika adiknya tidak mengenali dia dan malah menyerang, mengira Myren juga lawannya.      

Jenderal wanita itu teringat ucapan ayahnya bahwa kekuatan Myren keseluruhan saja mungkin tidak bisa menandingi Andrea dalam mode asli begitu.      

"Andrea?" panggil Myren sekali lagi. Ia ragu-ragu untuk maju lebih mendekat ke adiknya. Wajah sang adik benar seperti yang dikatakan para bocah Tim Blanche, seperti muka datar robot android yang kejam tidak memiliki perasaan apapun.      

"Kak." Akhirnya ada suara dari mulut Andrea setelah dia diam beberapa menit menatap Myren tanpa kedip. Manik mata merahnya memang tidak bisa berkedip di mode begitu.      

Myren segera saja hembuskan napas lega setelah mendengar sang adik memanggil dia sebagai 'kak'. Itu menandakan Andrea masih mengenali dia. "Ndre?"     

Tak butuh menunggu menit berganti, wujud Andrea kembali ke manusia, cantik dan berkulit putih mulus dengan rambut terurai legam panjang lurus, seperti sebelumnya. "Kak Myren…"     

"Oh, leganya!" Myren mengelus dadanya penuh syukur. "Ini udah petang, Ndre, ayo kita balik ke benteng. Banyak orang yang ingin menengok Jo di Cosmo."     

"Ohh, oke." Andrea meski sudah kembali ke wujud manusianya, namun sikapnya masih sekaku dan sedingin seperti ketika dia masih jadi iblis.      

Kedua wanita itu pun segera terbang kembali ke benteng.      

Di benteng, semua sudah menunggu kedatangan Andrea dan Myren.      

"Bagi yang tidak terluka parah, kalian bisa kembali ke Underworld. Kalian bisa memperoleh 1 butir pil penyembuh, 10 buah energi roh, dan 100 inti Kristal berbagai elemen. Ronh, kawal mereka kembali ke Underworld. Mereka bisa memilih kembali ke barak atau ke rumah mereka sebelum nantinya aku tugaskan ke Kutub Selatan." King Zardakh memberi titah.      

"Siap, Rajaku!" Panglima Ronh pun membungkuk hormat ke ayah mertuanya. Dia sudah menerima cincin ruang yang berisi uang santunan dan beberapa hal baik lainnya untuk diberikan pada keluarga prajurit yang mati.      

"Kalian, ikuti Panglima Ronh dengan benar!" titah King Zardakh pada para prajurit yang selamat dan hanya terluka ringan.      

"Siap, Paduka Raja!" serempak mereka dan mulai dikirim keluar dari Alam Schnee.      

"Untuk yang terluka level sedang hingga parah, kalian akan dikirim ke Alam Cosmo untuk menjalani perawatan sampai sembuh." King Zardakh memberi kebijakan pada prajurit yang terkapar luka.      

"Siap, Paduka Raja!" Meski mereka terluka, mereka masih berusaha untuk menjawab ucapan King Zardakh dengan nada penuh semangat sebagai bukti penghormatan dan kesetiaan.      

"Ingat, di Alam Cosmo milik putriku Andrea, kalian TIDAK diijinkan berbuat buruk atau mengacau di sana. Aku tidak akan ragu-ragu untuk menghukum kalian sekaligus keluarga kalian jika kalian berani bertingkah macam-macam di sana, mengerti?" tambah King Zardakh.      

Siap! Mengerti, Paduka Raja!" Mereka kembali menjawab tegas.      

"Andrea putriku sayank, kau tidak kesulitan memindahkan mereka semua ke Alam Cosmo milikmu, kan?" tanya sang raja pada putri Cambion.      

"Tidak ada masalah. Kalian, bersiaplah untuk berpindah alam." Andrea mulai pejamkan mata dan berkonsentrasi menggunakan pikirannya untuk memindahkan semua ke Alam Cosmo.      

"Myren, kau bisa meminta Andrea memasukkan Ronh jika dia sudah selesai mengurus segala sesuatu di Underworld." King Zardakh tidak lupa mengatakan itu ke putrinya.      

"Oke." Myren acungkan ibu jarinya tanda setuju dan mengerti.      

"Kau tidak ikut?" tanya Andrea ke ayahnya. Tumben dia tidak memanggil dengan sebutan 'babeh' seperti biasa. Sepertinya efek dari perubahan wujud tadi masih mempengaruhi sikap sang Cambion.      

"Tidak, Nak. Ayah masih harus mengurus beberapa hal lagi." King Zardakh menolak tawaran sang putri.      

Maka dengan hitungan detik, semua orang kecuali King Zardakh sudah menghilang dari Alam Schnee.      

Kini, tinggal sang raja yang berdiri di depan benteng. Ia menikmati keheningan alam miliknya dengan hanya ditemani deru angin dingin yang mulai datang meski tidak sampai terjadi badai.      

King Zardakh menatap ke atas dan memandangi bangunan benteng kokoh dari batu hasil buatan Pangeran Djanh dan Myren.      

Dengan satu lambaian, di depan benteng pun muncul plang nama dari batu yang berukir kata: Benteng Pentagon Bulwark, dalam huruf Samari, huruf yang sangat kuno yang digunakan oleh para iblis di dunia Underworld.      

Samari bukanlah Samaria, bukan Semit, bukan Sumeria, bukan juga Somali. Dia benar-benar huruf paling kuno sebelum turunnya manusia ke bumi.      

Manusia hanya mengetahui bahwa huruf paling kuno adalah huruf paku yang ditemukan di jaman Bangsa Sumeria yang menghuni daerah antara sungai Efrat dan Tigris (sekarang Irak). Dan itupun sekitar ribuan tahun lalu.      

Sedangkan peradaban para Iblis sudah jauh melampaui manusia, dan itu sudah terjadi puluhan hingga ratusan juta tahun sebelum masehi.      

Sudahlah, tidak usah membayangkan mengenai seberapa tua para iblis dan peradaban jenius mereka, itu hanya akan memusingkan otak manusia biasa untuk mengerti akan hal ini.      

Yang pasti, sekarang King Zardakh sudah memberi plang nama dari ukiran batu hasil dari lambaian tangannya saja bagai itu seperti mengibas secara iseng.      

Beberapa menit, sang raja masih memandangi hasil karya di sana. Berpikir bahwa Alam Schnee ini sangat cocok untuk sebuah medan pelatihan para prajurit baru nantinya.      

Apalagi, sekarang kebun buah roh dan kebun inti Kristal yang dia kembangkan di sebuah alam lain miliknya, sudah mulai berkembang baik. Kekayaan kerajaannya tidak akan lekas larut dalam jaman.      

Kini, King Zardakh melesat terbang ke sebuah arah di Schnee dan kemudian dia berhenti di angkasa. Lalu, ia mengangkat kedua tangannya ke atas secara perlahan-lahan.      

Tidak dinyana, dari berbagai tempat, muncul para kriminal iblis yang tersisa berhasil lolos dari pengejaran sebelumnya dan bersembunyi.     

Namun, kini mereka tiba-tiba terangkat naik ke udara bagai sedang dicekik pada lehernya. Dua tangan mereka mencengkeram cekikan tidak kentara sementara dua kaki mereka bergerak heboh menendang-nendang di udara.     

"Raja! Bukankah kau sudah berjanji untuk tidak memburu kami jika sudah petang?" ucap salah satu kriminal dengan suara tercekik.     

"Zardakh! Kau sudah berjanji, bukan?!" Kriminal lain juga berkata sambil berusaha melawan kekuatan dari King Zardakh.     

"Khe he he he… benarkah aku pernah berjanji demikian?" King Zardakh terkekeh jahat.      

"Zardakh! Kau… kau penipu!" umpat kriminal lainnya.     

"Penipu?" King Zardakh miringkan kepala sambil naikkan kedua alisnya sembari pandangi mereka satu persatu yang sudah dikumpulkan di depannya.      

Para kriminal tidak tau bahwa setelah mereka memasuki penjara milik kerajaan Orbth, mereka sudah disusupi kekuatan khusus dari King Zardakh yang bisa melacak keberadaan mereka dan memanggil mereka sesuka hati.     

"Ya, Zardakh! Penipu!"     

"Zardakh! Penipu keparat!"     

"HA HA HA!" Tawa membahana sang raja memenuhi area itu. "Apa kalian lupa, aku ini IBLIS! Sejak kapan aku bersikap seperti Malaikat yang agung?"     

"KAU!" Para kriminal kini tau, mereka hanya dibodohi King Zardakh saja. Dan belum sempat mereka mencaci maki sang raja, tubuh mereka sudah meledak menjadi debu darah, lalu lenyap terbawa angin dingin Alam Schnee.      

-0-0-0-0-     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.