Devil's Fruit (21+)

Jovano vs Zevo



Jovano vs Zevo

0Fruit 677: Jovano vs Zevo     
0

Pagi ini, Jovano sudah bersiap segala sesuatunya untuk pertandingan melawan Zevo.     

Zevo juga sudah siap, dia menatap ke kaki Jovano. "Apakah kakimu sudah sehat total."     

"Sangat sehat, jangan khawatir, Zev." Jovano menepuk-nepuk tulang kering menggunakan bilah pedangnya.      

"Baguslah kalau sudah sembuh total." Zevo mengangguk, dalam hatinya dia lega. "Karena aku tidak suka melawan orang yang terluka."     

"Kau bisa yakin bahwa aku ini sesehat seperti tidak pernah terluka sama sekali." Jovano bersiap dengan kuda-kudanya.     

Sementara itu, di sekeliling mereka, ada anggota Tim Blanche yang berdiri agak jauh agar tidak terlalu mengganggu Jovano dan Zevo.      

Para prajurit yang sudah sembuh sudah dikirim kembali ke Underworld oleh Ronh dan Kenzo menggunakan bantuan Andrea.      

"Kalian berdua sudah siap?" tanya Myren sebagai wasit. "Ingat, pertarungan ini bukan pertarungan hidup dan mati, jadi jangan sampai berlebihan. Ini akan berhenti jika sudah ada pihak yang kalah atau menyerah."     

"Baik, Jenderal!" serempak dua bocah lelaki itu.      

"Dan hanya boleh memakai tenaga fisik saja!" imbuh Myren mengenai peraturan pertarungan.     

"Baik, Jenderal!" Mereka serempak lagi berteriak menjawab Myren.     

Myren menatap Jovano dan Zevo bergantian, lalu berseru, "Mulai!!!"     

Zevo lekas menerjang maju Jovano dengan pedang yang terayun. Jovano segera merunduk sambil berputar dan kemudian pedangnya terayun hingga berbenturan dengan pedang Zevo.      

Trang!      

Bunyi dua logam bertabrakan kuat pun terdengar keras. Zevo ayunkan pedang ke arah kaki Jovano, dan sang putra Cambion mengangkat kaki yang diserang Zevo sambil dia putar bilah pedangnya untuk menangkis pedang Zevo.      

Trang!     

Ada percikan api ketika kedua bilah logam tajam itu berbenturan. Kemudian, kedua pedang terus ditabrakkan secara beruntun dan tanpa jeda selama beberapa menit sambil keduanya berjalan dan mundur bergantian.      

"Hiyaaakkhh!" Zevo meloncat menerjang ke Jovano.      

"Haakhh!" Jovano melambaikan pedangnya untuk menolak terjangan bilah milik Zevo, lalu dia bersalto ke belakang dan langsung disambung dengan ganti menerjang ke Zevo.      

Zevo menghindar dengan berputar ke samping sembari ayunkan pedangnya dan ditangkis Jovano, merunduk sambil juga lambaikan pedang ke bagian kaki Zevo.      

Putra dari Pangeran Djanh itu meloncat cepat menghindari tebasan pedang Jovano pada area kakinya.      

Namun, Jovano tidak juga mau surut. Dia terus dan terus saja memukulkan pedangnya ke Zevo sehingga pedang kedua bocah itu secara kontinyu bertabrakan dan kadang memercikkan titik api.      

Zevo mulai kewalahan atas pukulan-pukulan dari pedang Jovano. Dia yang tadinya mengira bahwa Jovano hanyalah orang yang berkondisi baru saja sembuh, kini tidak menyangka bahwa dia bagai sedang melawan Jovano yang biasanya.     

Rupanya Jovano tidak main-main mengatakan sebelumnya bahwa dia sesehat bagai belum pernah terluka.      

Oleh karena ini, Zevo merasa dia tidak lagi yakin bisa memenangkan pertarungan. Dia sudah biasa melawan Jovano, dan juga selalu kalah.      

Jika Jovano memang dalam kondisi yang sesolid ini, mana mungkin Zevo mampu membendung keganasan serangan Jovano? Padahal ini masih sebatas energi fisik semata, belum memakai kekuatan elemen.     

Meski hanya sekilas, Jovano rupanya menangkap apa yang dirasakan Zevo. Dia bisa melihat ketidakyakinan di mata sang sahabat.      

Karena itu, Jovano meringis senang. Ia yakin sebentar lagi dia akan meraih kemenangannya. Ini memang berkat kekuatan aneh sang kakek yang telah membantu penyembuhan total untuknya.      

Jovano tidak mengecilkan pengobatan dari sang ibu dan Shona. Seperti yang King Zardakh katakan kemarin, bahwa jika sebelumnya dia tidak mendapatkan pengobatan herbal dan healer, maka tenaga magis kakeknya takkan bisa menyembuhkan dia begini sempurna bagai belum terluka.     

Setelah yakin bahwa Zevo mulai tidak percaya diri untuk menang melawannya, Jovano makin beringas memberikan serangan-serangan ke titik lemah Zevo.      

Pedang sang putra Cambion ditebaskan ke kanan, ke kiri, bawah, dan lalu ia berputar untuk memukul punggung Zevo menggunakan sisi lebar pedangnya.      

Zevo seketika terhuyung mendapatkan pukulan ringan itu. Dia tidak mau lengah dan lekas saja sarangkan pedang ke tubuh Jovano. Dia tidak lagi ragu-ragu dan iba, karena sekarang Jovano sudah dalam kondisi prima.      

Sayangnya, Zevo lengah lagi dan Jovano berhasil memberikan tendangan ke tubuhnya. Zevo pun terhuyung ke belakang beberapa langkah.      

"Kau masih mau melanjutkan ini, Zev?" kekeh Jovano sambil berjalan memutari Zevo.      

Zevo mengusap dahinya yang berkeringat. "Tentu saja!" Ia tidak ingin siapapun tau bahwa dia mulai gentar pada serangan Jovano. "Ayo!"     

Sekali lagi mereka saling menabrakkan dan memukulkan bilah mereka masing-masing dengan kekuatan yang tidak bisa diremehkan.      

Bunyi logam bertubrukan terus bergema di sana, menimbulkan beberapa siluman king kong yang sedang berada di dekat bukit itu pun ingin tau ada apa.      

Serangan-serangan dari Jovano begitu ganas dan tepat sasaran. Beberapa kali Zevo kewalahan dan sulit menangkis tebasan pedang Jovano dan terhuyung terkena tendangan atau pukulan Jovano.      

Entah ini karena bakat Jovano, atau dia lebih berpengalaman dengan bela diri karena sering berlatih di klub sekolah, ditambah memperdalamnya di pelatihan alam Schnee, Jovano terus mendominasi pertarungan.      

"Zevo tidak bisa bertahan. Sebentar lagi dia harus menyerah kalah," bisik Pangeran Djanh pada istri yang berdiri di sisinya.     

Revka menoleh kaget ke suaminya. "Hei, dia ini anakmu, Djanh! Kenapa kau sama sekali tidak mempercayai kekuatannya?" bisik keras Revka pada sang suami.      

Pangeran Djanh terkekeh ringan. "Semua orang pasti bisa melihat bahwa anakmu kewalahan, Kitty sayank… akui saja. Meski dia anakmu, jika dia kalah, maka kau harus menerima itu."     

"Djanh, kau ini bapak brengsek. Tega-teganya kau berkata seperti tentang Zevo, dan hei, dia tidak anakku saja, tapi juga anakmu!" desis Revka kesal sambil menyodok pinggang sang suami dengan lirikan sengit. "Aku percaya pada Zevo bahwa dia—"     

Trang!      

Wuss!     

Denggg!     

Revka belum sempat menyelesaikan kalimatnya ketika di depannya, pedang Zevo sudah melayang terbang dan tertancap di tanah. Ia melongo tak ingin percaya pada apa yang dia lihat.     

Pangeran Djanh makin terkekeh menatap wajah linglung istrinya. "Terima kenyataan, sweetie… bahwa anak kita masih lemah. Dia butuh banyak berlatih lagi."     

Revka kepalkan tangannya, ingin menonjok sang suami, tapi itu pasti terlihat konyol jika alasannya karena dia kesal anaknya kalah dan suaminya malah memberi kalimat menyebalkan di telinganya.     

"Apakah ingin lanjut?" tanya Jovano setelah berhasil membuat pedang Zevo terbang lepas dari genggaman.      

Zevo yang jatuh di tanah pun segera bangun sambil menepuk pantat celananya yang terkena debu. Dia menyahut, "Tidak perlu. Aku sudah tau aku kalah kali ini," jawabnya.      

"Baguslah kalau kau tau, Zev." Jovano tertawa kecil dan mengambil pedang Zevo dari tanah dan serahkan ke Zevo.      

"Tapi… jangan lekas besar kepala, Jo. Kali ini aku memang kalah, tapi nanti… aku pasti menang." Zevo menerima pedangnya kembali dan menyeringai ke Jovano.     

"Aku tunggu momen itu." Jovano menepuk lengan Zevo. Kemudian ia mendekat ke ibunya. "Nah, dengan begini, aku bisa ikut misi, ya kan Mom?"     

Andrea mendengus. "Csk!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.