Devil's Fruit (21+)

Bertandang ke Bumi



Bertandang ke Bumi

0Fruit 678: Bertandang ke Bumi     
0

Esoknya, banyak anggota Tim Blanche pun keluar dari Alam Cosmo. Termasuk Kuro, Shiro, Rogard, Kyuna dan dua anak mereka.      

Kecuali 3 beast besar seperti Gazum, Sabrina dan Noir saja yang tetap ada di alam Cosmo. Tidak mungkin mereka keluar ke dunia manusia atau akan menimbulkan kehebohan yang tidak perlu.      

Namun, Raja Naga Iblis Heilong dan saudara bungsunya—Weilong—tidak ikut keluar karena akan menuntaskan meditasi kultivasi mereka dan hanya akan keluar ketika hari misi.      

Kuro dan Shiro terpana dengan Alam Bumi yang ditempati Manusia biasa. Kyuna pun demikian.      

Rogard sudah memberikan ultimatum pada dua anak dia agar para bocah cilik itu tidak seenaknya berkeliaran atau mereka akan dikembalikan ke Cosmo.      

Kevon dan Alyn berjanji akan patuh hanya berkeliaran di mansion milik Andrea saja.      

Tetapi, untuk lebih menentramkan hati orang-orang, Kenzo mengeluarkan tenaga besarnya untuk membuat semacam selubung pelindung agar tidak ada yang bisa keluar dari mansion Andrea kecuali memiliki kekuatan magis yang cukup besar.      

Dengan begitu, dua anak Kyuna tidak akan bisa seenaknya lolos keluar dari mansion.     

-0-0-0-0-0-     

Pagi ini, Shelly bersama Kiran kecil masih di kamar mereka di mansion dan beristirahat bersama Kenzo yang kelahan usai kemarin membuat pelindung yang memagari seluruh mansion.      

"Mama! Mama!" Kuro berseru ke mama angkatnya.      

"Ada apa, sayank?" Andrea mengelus kepala sang anak hybrid.      

"Lihat!" Kuro melakukan sesuatu pada matanya, sehingga mata reptile dia segera berubah seperti mata manusia pada umumnya.     

"Waahh… Kuro keren bisa begitu!" pekik Andrea, lalu menoleh ke Shiro. "Apa Shiro juga bisa?"     

"Hmhh! Itu sangat gampang, Ma." Dan Shiro pun melakukan hal yang sama seperti saudara kembarnya. "Lihat, tidak ada yang spesial dari tindakan si hitam jelek itu."     

"Kau!" Kuro sudah hendak menerjang kembarannya jika tidak dicegah Andrea.      

"Kalian ini… kenapa masih aja suka berkelahi dan ribut? Gak capek?" Andrea memeluk Kuro daripada si hybrid hitam menyerang Shiro.      

"Dia yang selalu memprovokasi aku, Ma!" tuduh Kuro.     

"Itu karena kau lemah dan mudah diprovokasi, bwee!" ledek Shiro sebagai balasan.      

"Sudah, sudah, daripada kalian ribut begini, gimana kalo Mama ajak kalian jalan-jalan sebentar?" Andrea terpaksa alihkan topik ke sesuatu yang sekiranya akan menarik perhatian duo hybrid agar mereka berhenti berkelahi.      

"Jalan-jalan?" tanya Shiro.      

"Apakah di sini sama dengan di Feroz, Ma?" tanya Kuro.     

Andrea menggeleng. "Ada perbedaan, sayank. Meski ada beberapa yang sama, tapi… lebih banyak beda. Gimana? Mau?"     

"Mau!" Kuro bersemangat, matanya yang kini berwarna almond berbinar penuh antusias.     

"Oke, Ma. Aku ingin lihat seberapa hebat Alam Bumi dibandingkan Feroz." Shiro mengangguk.      

"Adik Jo mana, Ma? Dia tidak ikut?" tanya Kuro ketika mereka bertiga sudah masuk ke dalam mobil Andrea, Lexus LX 570, jenis SUV yang tergolong mewah.      

"Jo dari pagi sudah berangkat sekolah. Dia sudah lama tidak masuk sekolah, makanya dia kangen. Palingan dia pulang nanti petang." Andrea mulai jalankan SUV-nya keluar dari mansion.      

Dia sudah pamit pada Dante dan Giorge bahwa dia akan mengajak Kuro dan Shiro jalan-jalan dulu sebentar hari ini. Tadinya dia ingin mengajak Kyuna, tapi dia teringat dua anak sang siluman rubah ekor sembilan yang lumayan hiperaktif, khawatir jika nantinya akan terjadi masalah di luar.      

Oleh karena itu, Andrea terpaksa meninggalkan Kyuna di mansion agar bisa membiasakan diri dengan suasana mansion dan bisa menjaga dua anaknya.      

Myren dan keluarganya sudah kembali ke rumah mereka sejak kemarin, bersamaan dengan keluarga Pangeran Djanh juga, usai mereka semua kembali ke Bumi pada malam harinya.      

Sekarang, Andrea melajukan SUV dia ke sebuah pusat perbelanjaan.      

"Ayo Mama ajak kalian belanja baju." Andrea melirik ke dua anaknya yang patuh duduk di mobil.      

Tadi, Kuro sempat ketakutan ketika harus masuk ke mobil dan Lexus berjalan.      

Kuro sempat berteriak-teriak, sedangkan Shiro membeku di jok belakang. Andrea terus menjelaskan pada mereka bahwa mobil ini tidak akan mencelakai mereka atau menelan mereka.      

Kuro dan Shiro bisa lebih santai setelah terus dibujuk Andrea dan mobil bergerak pelan di jalanan. Andrea tidak ingin ngebut karena khawatir akan lebih menakuti anak-anak hybrid dia.      

Sesampainya di sebuah Mall, Andrea memarkirkan mobil dan mengajak dua hybrid untuk turun dari mobil dan masuk ke Mall.      

"Ini seperti Paviliun Giok Sempurna," ujar Andrea.      

Kuro mendongak untuk menatap bangunan besar Mall tersebut. "Benar juga, Ma! Ini mirip Paviliun Giok Sempurna!"     

"Apakah di sini menjual barang-barang seperti di Paviliun Giok Sempurna, Ma?" tanya Shiro sambil terus menggenggam erat tangan mamanya.      

Andrea menggeleng sembari tersenyum. "Tidak, sayank. Beda. Di sini tidak dijual barang-barang magis. Di Bumi manusia, tidak ada barang magis seperti yang biasa kalian lihat di Feroz."     

"Tidak ada?" Kuro terbelalak kaget.      

"Satu pun?" Shiro ikut kaget.      

Mama angkat mereka pun mengangguk. "Ya, tidak ada, karena itu, kalian berdua harus sangat hati-hati bertindak di Bumi manusia, yah! Jangan sampai kekuatan magis kalian dilihat manusia biasa."     

"Umm… kenapa, Ma? Kenapa tidak boleh dilihat manusia biasa?" Kuro penasaran.     

"Karena itu akan menimbulkan keributan. Kalian bisa ditangkap dan ditanya macam-macam jika ketahuan memiliki kekuatan sihir." Andrea menjelaskan.      

"Kenapa begitu, Ma?" Shiro kerutkan keningnya, agak terkejut dengan kenyataan bahwa manusia bisa menangkap orang yang memiliki kekuatan sihir.      

"Karena… kita akan dianggap berbeda, dan mereka akan merasa terancam dengan perbedaan itu." Andrea tidak menemukan kalimat alasan lainnya selain itu. Dia hanya ingin dua anak angkatnya ini tidak seenaknya keluarkan energi sihir mereka di depan manusia biasa.      

Terkadang, manusia bisa bertindak anarkis hanya karena merasa adanya perbedaan saja. Dan kadang pula, manusia begitu iri dan ketakutan dengan orang lain yang memiliki tenaga supernatural, karena mereka tidak berdaya pada jenis orang khusus ini.     

"Oke, Ma, aku takkan keluarkan kekuatan sihirku di sini." Kuro berjanji.     

"Aku akan menahan diriku, Ma." Shiro pun tak mau kalah dan berjanji pula.      

Andrea tenang dan mengangguk senang. "Ayo kita bersenang-senang di sini."      

Di Mall, Kuro dan Shiro berkali-kali takjub dengan alat-alat serta kecanggihan sistem barang-barang peradaban manusia modern.      

"Ma! Tangga ini bisa berjalan sendiri! Apakah memiliki tenaga magis? Atau ada sesuatu atau seseorang yang menggerakkannya?" Kuro berseru kaget ketika mereka menaiki escalator.      

"Tidak, sayank. Itu tidak pakai tenaga magis." Andrea berbisik karena khawatir percakapan mereka didengar manusia lain di sekitar mereka.      

Untung saja Kuro berteriak menggunakan bahasa Indonesia, makanya tidak ada yang paham apa yang dia katakan meski mereka sempat terkejut dengan teriakan Kuro.      

Setelah mendengar penjelasan singkat dari Andrea mengenai cara kerja escalator, Kuro pun manggut-manggut paham. Shiro terdiam mendengarkan.      

Mereka benar-benar merasa Bumi sangat berbeda dan aneh dibandingkan Feroz.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.