Devil's Fruit (21+)

Boronez Si Peremuk



Boronez Si Peremuk

0Fruit 667: Boronez Si Peremuk     
0

Sedangkan Andrea, dia kembali masuk ke medan perang dan mulai lebih menggila membantai para kriminal.      

Jovano mulai menghemat tenaga dengan tidak berlebihan lagi menggunakan api hitam dan cahaya surgawi dia. Dia benar-benar bekerja sama dengan Weilong.      

Weilong akan memerangkap beberapa kriminal iblis dalam ilusi, dan ketika para penjahat itu terdiam linglung karena kesadaran mereka masuk ke dunia ilusi milik Weilong, Jovano lekas menebas mereka semua menggunakan pedang titaniumnya.      

Begitu terus sehingga banyak penjahat iblis yang menghindari Jovano karena merasa ada hal aneh yang melingkupi Jovano. Mereka tidak paham itu karena Weilong.      

Mengetahui para penjahat menghindari dirinya, kini justru Jovano yang mengejar mereka bersama Weilong.      

Zumph!     

Weilong menarik kesadaran beberapa penjahat iblis ke dalam dunia ilusinya sehingga sekitar 6 penjahat dalam keadaan linglung berdiam di tempat mereka.      

Jovano bersiap menebas mereka, namun tiba-tiba saja dari arah kirinya, muncul kriminal iblis lainnya yang menjatuhkan pukulan ke Jovano.      

Dhuak!     

Jovano yang kaget, secara reflek menangkis dengan tangan kirinya dan itu ternyata memunculkan sebuah perisai Kristal sehingga perisai itulah yang bertabrakan dengan pukulan si kriminal.      

Meski begitu, Jovano tetap saja terpental ke belakang. Sedangkan Weilong, dia membumbung tinggi di angkasa untuk tetap mempertahankan perangkap ilusi dia pada 6 kriminal yang sudah ditahan sebelumnya.      

Di alam ilusinya, Weilong bisa bebas menyiksa 6 kriminal itu, bahkan dia bisa bebas menggunakan wujud apapun sesuka dia, menjadi naga raksasa ataupun orang tua gagah perkasa.      

Sementara rekan-rekannya masih terperangkap di dunia ilusi Weilong, kriminal yang tadi menyerang Jovano terus mengejar Jovano untuk membunuhnya. Ia mengetahui Jovano memiliki kekuatan mengerikan dan itu membunuh banyak sekali rekan dia sebelum ini.      

Tapi, dia memperhatikan bahwa akhirnya Jovano tidak lagi menggunakan kekuatan mengerikannya dan memilih memakai pedang untuk bertarung. Dari itu, si kriminal yakin Jovano kehabisan tenaga. Ia yakin kekuatan mengerikan dari Jovano sebelumnya membutuhkan konsumsi energi yang sangat banyak.      

Percaya diri akan itu, si kriminal berani menyerang langsung ke Jovano, sekaligus dia ingin membalas dendam untuk rekan-rekan yang terbunuh oleh Jovano.      

Jovano tidak mengira dia akan mendapatkan serangan dadakan dari sisi kiri. Dan Weilong sudah sibuk dengan mangsanya sendiri.      

Oleh karena itu, Jovano pun harus berhadapan dengan kriminal iblis yang menyerang dia, sendirian.      

Jovano berguling untuk menghindari pukulan si iblis, dan lekas bangun. Ia kibaskan pedangnya, dan ternyata iblis itu memiliki penguasaan akan elemen logam. Dia mampu menyulap tubuhnya menjadi logam seluruhnya.      

Tidak heran, ketika Jovano memukulkan pedangnya pada iblis itu, si kriminal hanya cukup mengubah tangannya menjadi logam keras untuk menahan serangan pedang Jovano.      

Si kriminal tertawa gila. "HA HA HA! Kau bocah bau ingus! Mana bisa pedang jelekmu itu menembus Wurtzite Boron Nitride milikku! HA HA HA!"      

Jovano kernyitkan keningnya. Wurtzite Boron Nitride? Apa itu? Apakah ada yang tidak dia ketahui mengenai macam-macam logam?     

"Kenapa, bocah?! Kau masih tercengang dengan Wurtzite Boron Nitride milikku, heh?!" Kriminal itu seolah tau akan kebingungan Jovano. "Ini adalah jenis logam terkuat di dunia manapun!"     

Putra dari Cambion pun menelan ludahnya. Jadi ini alasannya mengapa pedang titanium dia susah menembus pertahanan tubuh si kriminal. Karena tubuh penjahat itu berlapiskan salah satu logam terkuat di dunia!     

"Di dunia ini tidak ada yang tidak memiliki kelemahan." Jovano menggumam pada dirinya sendiri agar semangatnya bangkit.      

"Apa? Kau hendak memukulkan titanium jelekmu itu ke Wurtzite Boron Nitride aku? HA HA HA! Kau ini badut kecil! Terima saja nasib burukmu yang seburuk pedangmu!" Kriminal itu menerjang Jovano sambil mengubah seluruh tubuhnya menjadi berlapiskan logam Wurtzite Boron Nitride.      

Jovano menahan pukulan-pukulan dari si kriminal menggunakan pedangnya dan juga perisainya.      

Dhuang!     

Trang!     

Dengg!     

Crakk!     

Pyaarr!     

Perisai Jovano akhirnya pecah setelah terus menerus dipukul oleh kepalan tangan kriminal yang terbuat dari Wurtzite Boron Nitride.      

"Lihat, Boronez sudah menemukan mainannya!" seru seorang kriminal pada rekannya ketika melihat Jovano sedang menjadi bulan-bulanan iblis pengguna elemen Wurtzite Boron Nitride.     

"Hei, Boronez! Perlu kami bantu?" seloroh Iblis lainnya.      

"Jangan ganggu keasikanku! Sana pilih mangsa kalian sendiri! Pergi!" Kriminal yang dipanggil Boronez itu pun menghardik rekan penjahat dia.      

Dua kriminal iblis itu pun tertawa melengking dan melanjutkan terbang mereka.      

Sementara itu, Jovano terus mencari-cari di ingatan dia, kira-kira apa yang bisa dia lakukan pada lawan yang memiliki tubuh logam kuat begitu?     

Jika dia memakai cahaya surgawi, apakah dia tidak akan pingsan setelahnya? Jika dia memaksakan diri dan pingsan, bukankah itu berbahaya jika ada iblis jahat di dekatnya, dia akan langsung dibunuh tanpa ampun?     

Ketika perisai kristalnya dipecahkan oleh pukulan Boronez, nyali Jovano agak terguncang turun.      

Namun, Jovano tidak boleh menyerah. Meski dia di tempat yang sepi karena dia tadi mengejar para kriminal yang kabur darinya, menyebabkan dia terpisah dari medan perang utama.      

Ia melirik 6 kriminal lain yang berdiri linglung tidak jauh darinya tanpa bisa mendekat ke mereka karena Boronez terus saja mengikuti semua pergerakan Jovano.      

Dhuakk!     

Kriminal itu menyeringai senang melihat pukulannya berhasil dijatuhkan ke perut Jovano.      

Bocah itu langsung memuntahkan beberapa teguk darah dan terbatuk-batuk sambil berusaha bangkit dari tanah.      

"Kudengar, kau cucu kesayangan dari King Zardakh, benar?" tanya Boronez dengan tatapan tajam dan senyum mengerikan.      

Jovano diam tidak menjawab. Dia mempersiapkan dirinya sambil berusaha tetap tenang dan memikirkan solusi.      

Boronez yang tidak digubris pertanyaannya, melanjutkan bicara: "Aku membayangkan seperti apa muka si baginda Zardakh yang sombong dan kejam itu jika tau cucu kesayangan dia aku hancurkan jadi bubur daging, fu hu hu hu…"      

Setelah mengucap itu, Boronez segera melesat menuju Jovano.      

Sekali lagi Jovano menghadang serangan Boronez menggunakan pedangnya. Meskipun pedang titanium dia tidak bisa melumpuhkan Boronez karena sepertinya kandungan logam dalam tubuh Boronez lebih kuat ketimbang pedang Jovano, bocah itu tetap mengupayakan semua usaha terbaik dia untuk melawan Boronez.      

Boronez sudah membombandir Jovano dengan pukulan. Jovano terus berkelit sambil salto ke belakang. Namun, Boronez terus mengejarnya tanpa henti.      

Serangan membabi buta Boronez membuat Jovano kewalahan. Boronez makin gembira karena ketika dia melirik ke angkasa, King Zardakh tidak bertindak apa-apa ketika Jovano dipukuli olehnya. Ini menandakan sang raja benar-benar berlaku sesuai ucapannya, bahwa raja tidak akan ikut campur dalam peperangan ini.      

Hal demikian sangat membahagiakan Boronez. Dia makin tertawa gila sambil terus menyerang Jovano. Dia tidak perduli apakah nanti King Zardakh akan membunuhnya, yang penting, saat ini dia harus bisa menghancurkan Jovano, sebagai balas dendam dia pada King Zardakh.      

Dhuakk!     

Kraakk!     

"Arrghhh!" Jovano berteriak sambil terlempar ke belakang atas pukulan Boronez. Kaki kanannya dipatahkan oleh si penjahat. Dan iblis itu mengejar Jovano tanpa memberi kesempatan pada bocah itu untuk bangkit.      

Wusshh!     

Dhuaakk!     

Kraaakk!     

"AARRKKHH!" Sekali lagi Jovano menjerit sakit ketika kaki kirinya kini yang menjadi sasaran pukulan Boronez dan dia terbang lagi. Si kriminal pun makin tertawa bagai psikopat.      

Sebagai seorang kriminal yang telah membunuh ribuan iblis di sebuah desa, Boronez sudah terbiasa menggila dalam bertarung, apalagi menyiksa korbannya dengan meremukkan satu demi satu tulang mereka.      

Boronez memacu dirinya mengejar Jovano yang sudah tidak bisa bangun lagi karena dua kakinya dipatahkan, bersiap melancarkan satu lagi pukulan yang akan bisa menghancurkan Jovano. Ia mengincar tulang dada Jovano.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.