Devil's Fruit (21+)

Ribuan Monster Beast



Ribuan Monster Beast

0Fruit 633: Ribuan Monster Beast     
0

Keesokan harinya, Myren kembali memerintahkan pada semua tim untuk bersiap-siap latihan. "Soldiers! Latihan hari ini mungkin agak berat untuk kalian. Kuharap kalian berhati-hati dan tidak bertindak sembrono. Dan juga kuharap kalian bisa bertahan hidup."      

Para anggota tim saling berbisik pada orang di sebelah mereka sambil bertanya-tanya kira-kira apa nantinya latihan yang terdengar sangat berbahaya. Bahkan melibatkan bertahan hidup pula.      

"Memangnya seberat apa latihan kali ini?"     

"Aku jadi waswas..."     

"Kuharap aku tak perlu menulis surat wasiat untuk anak-anakku di rumah."     

"Ini pasti sangat berbahaya."      

Para serdadu Iblis saling bergumam dengan suara lirih dan rendah.      

Myren selesai mengucapkan kalimatnya, dan kini semua orang tegang menantikan apa yang akan terjadi setelah ini.      

Kemudian, King Zardakh muncul dan semua serdadu menyambut raja mereka dengan penuh hormat.      

Semua orang bisa melihat, King Zardakh menyerahkan sebuah mutiara sebesar telur ayam ke putrinya yang menjadi Jenderal. "Kuserahkan ini padamu, lakukan dengan bijaksana. Ingat pesan Ayah."      

"Aku tau." Myren menjawab dengan nada mantap.      

Seperginya King Zardakh, Myren mengkomando seluruh tim untuk mulai berjalan meninggalkan area kawah hingga mereka tiba di sebuah padang salju.      

Myren berhenti berjalan dan berbalik ke anggota timnya. "Soldiers! Bersiaplah!" Usai mengatakan demikian, ia mengeluarkan mutiara sebesar telur ayam yang tadi diberikan sang ayah, King Zardakh.      

Mutiara berwarna hijau tua itu dilemparkan jauh oleh Myren dan kemudian mutiara meledak di atas tanah. Sedetik sesudah mutiara meledak, keluarlah begitu banyak jenis monster beast, berhamburan keluar dan sebagian dari mereka terbang langsung ke angkasa.      

Ini seakan-akan... semua monster beast itu meloncat keluar dari mutiara yang meledak tadi, dan itu memang fakta. Mereka semua adalah monster beast tangkapan King Zardakh yang disimpan di dalam mutiara tadi.      

Dan atas kendali King Zardakh, para monster beast itu dibuat kelaparan selama beberapa minggu dalam sebuah penjara spesial di dalam mutiara untuk mencegah mereka saling memangsa, dan hanya bisa keluar jika mutiara dihancurkan oleh tenaga khusus.      

Myren sudah memahami skenario yang diberikan ayahnya dan ia sudah berhasil meledakkan mutiara.      

Semua anggota tim melotot tak percaya melihat ratusan bahkan ribuan monster beast muncul di area yang cukup jauh dari mereka. Namun, para monster itu bukannya lari menjauh, mereka justru melihat tim sebagai makanan.      

Karena para monster sudah kelaparan berminggu-minggu, tidak heran jika mereka bergegas ke arah para tim dengan wajah buas.      

Monster-monster beast ini hanyalah monster beast elemen biasa yang kesadarannya sudah diambil oleh King Zardakh, jadi mereka tidak takut akan apapun.      

Biasanya, beast, siluman dan hewan iblis tidak ada yang berani melawan Iblis. Tapi ketika mereka sudah diubah menjadi monster, mereka tidak lagi memiliki rasa takut dan hanya memiliki naluri membunuh dan memakan. Jika sudah dalam tahap ini, warna tubuh mereka seluruhnya hitam legam.     

"Soldiers! Berjuanglah! Bunuh mereka semua!" Myren berseru lantang dan dia melonjak ke angkasa bersama Panglima Ronh dan Panglima Kenz, menyelubungi diri mereka dengan selubung khusus yang menyebabkan mereka tidak bisa terendus dan terlihat oleh para monster beast hitam tersebut.      

Mereka harus bisa tenang mengawasi para anggota di bawah sana.      

Seluruh anggota tim mempersiapkan diri mereka sambil terus waspada dengan kedatangan para monster ke arah mereka.      

"Here they go!" teriak Jovano ketika merasakan tanah bergetar ketika gerombolan massal monster berlari ke tim.      

"Mereka juga ada di bawah!" seru serdadu yang memiliki elemen bumi dan peka akan gerakan di bawah tanah.      

"Pemilik elemen bumi, bersiap dengan yang ada di dalam tanah! Jangan sampai mereka berhasil memberikan serangan kejutan ke kita!" Andrea berteriak mengkomando.      

Seluruh tim makin waspada seiring dengan makin mendekatnya ribuan monster beast.      

Para monster yang bersayap, mereka sudah tiba lebih dulu. Masing-masing dari mereka berniat menangkap para anggota tim. Namun, beberapa puluh anggota tim sudah melonjak lebih dulu dan menyerang para monster bersayap.      

Terjadi duel di angkasa.      

Sedangkan yang datang dari depan, saling berlari gila dan mengeluarkan elemen mereka masing-masing. Suasana seketika hiruk pikuk kacau. Dua pihak berbenturan menggunakan kekuatan elemen, saling serang, saling melemahkan, dan saling menghancurkan.      

Belum lagi yang melakukan serangan dari dalam tanah, begitu mereka muncul tiba-tiba dari tanah, mereka sudah disambut para pemilik kekuatan elemen petir, logam dan kayu. Itu karena, monster yang bisa masuk ke tanah, sudah bisa dipastikan memiliki elemen bumi dan harus dikalahkan dengan elemen tandingan mereka: petir, logam dan kayu.      

Peperangan melawan monster beast hitam ini sungguh sengit. Semua tidak ingin celaka dan berakhir menjadi santapan para monster haus darah.      

"Bumi, serang yang pakai air dan api!" teriak Andrea lantang. Ia menyuruh para pemegang elemen bumi untuk memberikan serangan ke monster pemilik elemen api dan air.      

"Pemilik elemen api, serang monster di angkasa, mereka pasti banyak yang memakai elemen angin!" Andrea masih terus berteriak keras di antara hiruk pikuk.      

"Aku elemen air, harus menyerang yang mana?" tanya Shona yang ada di dekat Andrea.      

"Serang yang pakai elemen api dan logam, Shosho!" jawab Andrea.      

"Yang memiliki elemen petir, hati-hati dengan yang berelemen angin! Jangan seenaknya melonjak ke angkasa! Kalian fokus melawan monster bumi saja!" Dante ikut berteriak memberikan informasi penting.      

Zevo yang tadinya hendak naik dengan bantuan Gazum, pun urung. Kini dia dan para pemilik elemen petir lainnya harus bertahan di atas tanah dan menyerang monster bumi.      

"Aunty! Anginku bisa melemahkan yang mana?" tanya Vargana sambil dia duduk di atas Sabrina.      

Andrea menjawab dengan suara lantang. "Angin bisa melawan petir! Seperti Dante katakan tadi!"      

Vargana mengingat tadi memang pamannya, Dante, berseru agar para pemilik elemen petir untuk berhati-hati dengan pemilik elemen angin. Rupanya demikian. Ia pun paham dan mengangguk. "Ayo, Sabrina! kita cari yang pakai petir!"     

Sabrina membawa Vargana ke depan dan mulai memilah lawan mereka.      

Andrea terbang ke sisi Jovano. Dia berbicara pada anaknya sambil terus menyerang dan berkelit. "Jo, jangan berlebihan menggunakan tenaga khususmu! Kau bisa lemas dan kehabisan tenaga. Bijaklah dalam menggunakannya, kau mengerti?"      

"Aku paham, Mom!" jawab Jovano sambil berteriak juga karena suasana yang sangat hiruk pikuk di sekitar mereka. "Weilong, ayo tunjukkan kehebatanmu ke mereka! Perangkap mereka semua di medan ilusimu!"      

Weilong yang bertengger tenang di pundak Jovano terpaksa menyetujui. "Karena kau sudah yakin akan kehebatanku, mana mungkin aku mengecewakanmu, bocah!"      

Maka, tak lama kemudian, Weilong sudah memerangkap banyak monster beast dalam ilusi. Para monster yang terkena ilusi dari Weilong, pasti akan linglung dan berhenti di tempat.      

Keadaan itu cepat dimanfaatkan oleh Jovano untuk maju dan menebas para monster menggunakan pedang Iblis pemberian kakeknya, King Zardakh.      

Andrea melirik itu dan tersenyum melihat kerja sama antara anaknya dengan Weilong ternyata bisa berjalan baik. Ia pun bisa bertempur dengan tenang.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.