Devil's Fruit (21+)

Weilong Sang Naga Ilusi



Weilong Sang Naga Ilusi

0Fruit 624: Weilong Sang Naga Ilusi     
0

Jovano menatap intens ke Weilong dan bertanya, "Memangnya apa arti dari namamu?"      

Andrea tidak bisa menahan gelinya. "Pfftt! Makna nama dia... naga yang kuat perkasa. Ah ha ha... maaf, Weilong... aku ini memang terkadang susah mengendalikan tawaku kalau sedang terluka begini."      

Jovano dan yang lainnya hanya bisa tertegun. Naga yang kuat perkasa? Astaga...      

Sedangkan Weilong terlihat suram wajahnya menatap sengit ke Andrea yang malah memburaikan tawa setelah menyebutkan arti dari namanya. Ini kan bukan kemauan dia memakai nama ini! Orang tua dia yang memberikannya! Salahkan mereka!      

Oh, tidak baik menyalahkan orang tua hanya karena masalah nama.      

"Sebenarnya aku ingin mengganti namamu menjadi Zhulong. Tapi karena aku menghormati orang tuamu sebagai teman, maka itu tidak kulakukan." Burung Vermilion naikkan dagunya.      

"Zhulong?" tanya mereka hampir berbarengan kecuali Andrea, karena Nyonya Cambion memang mengerti banyak bahasa di dunia manusia.      

Bahkan Andrea sudah memegangi perutnya saking geli akan ucapan Burung Vermilion. "Ah ha ha ha! Maaf, maaf, aku... aku memang begini kalo abis luka, ha ha ha!"      

"Apa itu Zhulong?"     

"Naga cebol." Burung Vermilion tanpa ragu-ragu menjawabnya.      

Kini terlihat Weilong tertunduk penuh frustrasi. Tapi dia tidak mungkin marah karena itu adalah Burung Vermilion. Mana bisa dia mengungguli sang burung api meski hanya berbentuk serpihan jiwa yang terkumpul di sebuah mutiara?      

"Ya ampun."     

"Astaga... malang nian kamu, naga imut..."     

"Jangan panggil aku imut!" Weilong ingin lari dan menangis sepuasnya.      

"Aku menyukainya." Jovano memberikan ucapan yang mengakibatkan semua menoleh padanya. "Aku kagum dengan kekuatan ilusi dia. Kupikir dia sudah menyandang nama yang pantas, kok! Dia memang kuat, iya kan?"      

"Tapi dia hanya bisa menunjukkan kekuatan dia jika dia membuka medan ilusi saja." Burung Vermilion rupanya jelas akan seberapa jauh kekuatan Weilong.      

"Jadi... dia lemah jika di luar medan ilusi?" Jovano tertarik.      

Si burung api mengangguk. "Betul. Dia adalah naga ilusi dan jenis yang terbaik yang pernah kuketahui. Naga ilusi termasuk hewan iblis langka di daratan manapun. Aku juga heran kenapa si bocah kecil ini bisa ada di sini? Kupikir dia sudah mati ketika ada pembasmian klan naga di Benua Xuan."      

Mendengar penjelasan dari si burung api, Jovano makin tertarik. "Kalau begitu... bisakah aku mengontrak dia sebagai Beast aku?"      

"Hiiikkhhh!" Weilong sampai terperanjat dan mundur beberapa langkah. "Menjadi hewan kontrak dari manusia?!" Ia ingin sekali mengumpat panjang lebar sepuasnya... jika tidak ada Burung Vermilion.      

Wajah Weilong jelas-jelas menyiratkan ketidak setujuan dia akan ucapan Jovano.      

"Manusia?" Andrea terkekeh. "Dia bukan sembarang manusia seperti yang kau kira, Weilong imut." Ia merangkul bahu Jovano sambil menyeringai. "Di tubuhnya ada darah Iblis, darah Nephilim, dan darah manusia pula."      

"HAH?!" Weilong nyaris saja terjungkal ke belakang saking kagetnya mendengar penuturan Andrea. "D-Dia berdarah Iblis?" Matanya berkedut ingin tak percaya.      

"Yups!" Andrea mengangguk. "Jangan lupakan darah Nephilim juga, Tuan Naga imut. Apakah kau tau apa itu Nephilim?"      

Ingin memaki Andrea yang terus memanggilnya imut, Weilong hanya bisa menahan diri karena burung api masih mengawasi dia. "Hmh! Tentu saja aku tau ras apa itu Nephilim. Tapi... mengenai darah Iblis tadi..."      

"Dia cucu dari Raja Iblis Zardakh." Burung Vermilion menyambar untuk memberikan penjelasan singkat pada Weilong.      

"Ra-Raja Iblis?!" Mata Weilong membola penuh. "Jangan bercanda!"      

"Kau meragukan ucapan Tuan Besar ini, hah?!" Burung Vermilion tak kalah melotot ganas ke Weilong.      

Naga putih itu pun tertunduk setelah matanya bertemu dengan tatapan ganas si burung api. "A-aku percaya..."     

"Burung Vermilion, dari mana kau tau anakku keturunan dari Raja Iblis? Bahkan kau bisa menyebutkan namanya dengan tepat." Andrea jadi penasaran. Seingat dia, dia tidak pernah menceritakan mengenai keluarganya. Bahkan saat di Alam Feroz, mereka berdua hanya berlatih dan berlatih saja di ruang jiwa tanpa sempat mengobrol selain latihan.      

"Huh! Bocah, kau pikir aku hanya berdiam diri dan tidur di benakmu saja, heh?" Burung Vermilion memandang remeh ke Andrea. "Aku tetap tau apa yang terjadi di luar. Jangan remehkan kekuatan Tuan Besar ini!"      

"Ohh, he he... sepertinya kau nyaris seperti penguntit dengan mendekam di dalam tubuhku, Vermilion." Andrea tidak bisa menahan ucapannya. Memang pantas jika Burung Vermilion disebut seperti itu, kan? Ia terus ikut Andrea dan terus saja bersama Andrea.      

"Kalau begitu, semua Kingkong di ikat pinggangmu juga penguntit?" Burung Vermilion memberikan jawaban telak yang susah didebat Andrea. "Dan jangan panggil aku seperti itu. Tuan Besar ini memiliki nama!"      

"Boleh tau namamu, Tuan Besar?" Jovano sedang mengambil hati Burung Vermilion.      

Terbukti berhasil karena dagu si burung api makin naik dengan wajah senang. "Namaku Huo Hong."      

"Huo?" ulang Andrea dengan nada tanya. "Huo dari makna api?"      

"Benar. Dan Hong itu karena aku ini biasa disebut Burung Hong." Sang burung api tampak bangga dengan garis keturunan dia yang murni.      

"Alias burung merah. Benar, kan?" Andrea memastikan lagi tebakannya.      

"Kau cerdas juga, bocah. Aku jadi tidak merasa sia-sia masuk ke dirimu." Huo Hong tersenyum dengan paruhnya melebar ditarik ke belakang. Wajahnya terlihat ganas dan kejam meski dia tidak sedang menampilkan sisi kejam dia.      

"Kalau begitu... Weilong, kau setuju kujadikan hewan kontrakku, kan?" Jovano mengembalikan topik ke bagian itu.      

"Aku..." Weilong terlihat ragu.      

"Terima saja, cacing. Kurasa kau takkan rugi jika ikut dia." Huo Hong berikan tatapan intimidasi ke Weilong.      

Dengan tanpa daya sama sekali, Weilong mengangguk.      

"Apa yang harus aku lakukan supaya terjadi sebuah ikatan kontrak?" Jovano bersemangat. Memiliki naga ilusi kuat yang bisa jadi satu-satunya di dunia ini merupakan hal yang hebat menurutnya.      

Sang ibu, Andrea, maju di depan dan memanggil Weilong agar mendekat. "Weilong imut, naiklah ke telapak tangan aku."      

Pasrah, sang naga putih itu pun melonjak naik ke telapak tangan Andrea yang menghadap ke atas. Setelah itu, Andrea memberikan langkah-langkah melakukan ikatan kontrak antara Beast dan pihak lain.      

Tak lama, sesudah Jovano menempelkan telapak tangan yang dia sayat hingga mengeluarkan sedikit darah ke hidung Weilong, pusaran cahaya putih muncul dari kaki Jovano dan Andrea sebagai ganti Weilong.      

Kemudian, pusaran cahaya itu pun pudar dan menghilang, tanda bahwa kontrak sudah terjadi secara sah.      

Zevo dan Vargana menatap dengan takjub proses dari pengikatan kontrak. Dalam hati, mereka berdua sangat ingin memiliki hewan kontrak juga. Apalagi yang besar dan keren seperti Sabrina dan Noir.      

"Nah, mulai sekarang, kau sudah menjadi Hewan Iblis milik bocah lelaki ini. Kau tidak bisa berkhianat atau tubuhmu akan hancur dan jiwamu tersebar tanpa bisa bereinkarnasi. Ingat itu." Huo Hong menatap serius ke Weilong.      

"Hamba pasti ingat, Yang Mulia." Weilong pasrah. Betapa sialnya dia malah dikontrak oleh bocah yang membuat dia kesal hingga nyaris muntah darah.      

"Sekarang, lekas buka ruang ilusi ini, Weilong." Si burung api memberi perintah absolut ke naga putih mungil.      

Weilong mengangguk dan patuh membuka tabir ilusi.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.