Devil's Fruit (21+)

Menginap di Hutan



Menginap di Hutan

0Fruit 606: Menginap di Hutan     
0

"Nah, setelah ini, yang punya kekuatan bumi atau tanah dan juga yang punya elemen kayu, lekas maju dan buatlah dinding tanah untuk membantu menghalau angin dingin dari berbagai sisi. Kepung area ini dengan dinding tanah kalian!" Myren sekali lagi memberikan perintah.      

Maka, kini para serdadu Iblis yang memiliki kekuatan elemen bumi pun bergegas maju dan mengelilingi area itu untuk menciptakan dinding dari tanah liat yang keras setinggi pohon.      

Gavin juga ikut maju. Tapi karena dia masih terlalu kecil dan baru saja menumbuhkan kekuatan elemen buminya belum ada setahun, dia belum begitu mahir seperti para serdadu iblis lainnya yang sudah puluhan ribu tahun memiliki kekuatan itu.      

Kenzo menjejeri putra sulungnya. Dia memiliki kekuatan elemen kayu yang kuat. Ia dengan muda menciptakan dinding dari kayu tebal setinggi pohon dan selebar belasan meter sekali jalan tanpa harus menyentuh tanah seperti pengendali bumi lainnya.      

Sang Panglima Kenz melirik putranya yang menghentakkan dua tangannya ke tanah sehingga dinding tanah liat segera muncul seolah tumbuh dari dalam bumi, keluar dengan potongan rapi setinggi lima meter dan seluas dua meter.      

Setelah itu, Gavin berhenti dan tersengal-sengal. Kemudian dia kembali melakukan hal seperti tadi dan dinding tanah setinggi 5 meter dengan luas dua meter itu pun kembali tumbuh bertambah sekian meter lagi.      

Begitulah cara Gavin untuk menyamakan dindingnya seperti tinggi dinding yang diciptakan para serdadu Iblis lainnya.     

Melihat upaya putranya, Kenzo tersenyum. Ia kagum pada kegigihan sang putra. Gavin memang mewarisi kemampuan pengendalian bumi darinya, dan ia percaya kelak sang anak pasti akan bisa menumbuhkan elemen kayu sebagai bagian lanjutan dari elemen buminya.      

Jika nantinya Gavin bisa menumbuhkan elemen air pada dirinya, maka elemen kayu akan mengikuti muncul keluar sebagai perpaduan tanah dan air.      

Mengingat elemen air, bukankah putri bungsu dari Pangeran Djanh juga memiliki elemen itu. Maka, ingin mencoba sesuatu, Kenzo memanggil Shona.      

Gadis cilik pendiam itu pun mendekat ke Panglima Kenz dan Gavin.      

"Shona, boleh minta tolong?" pinta Panglima Kenz secara sopan. "Coba kau genggam satu tangan Gavin, lalu kalian bersama-sama hentak tanah sambil keluarkan kekuatan elemen kalian berdua secara bersama-sama."      

Pangeran Djanh melirik ke arah Shona dan sepertinya dia mengetahui apa yang ingin dijajal oleh Kenzo.      

Shona dan Gavin pun melakukan yang diarahkan oleh Kenzo. Mereka saling bergenggaman menggunakan satu tangan, kemudian mengumpulkan kekuatan mereka sebelum menghentakkan tangan yang bebas ke tanah dan melepaskan kekuatan elemen mereka secara bersama-sama.      

Segera saja, muncul dinding kayu dari tanah di depan kedua bocah cilik itu. Kenzo menatap dengan senyum puas. Pangeran Djanh juga mengangguk-angguk paham akan maksud Kenzo. Kayu lebih kokoh dibandingkan dinding tanah biasa.      

"Oke, Tim! Bagi kalian yang memiliki elemen air, lekas gabungkan kekuatan kalian dengan yang mempunyai elemen tanah atau bumi. Ciptakan kayu dari gabungan elemen kalian!" Kenzo berseru pada tim serdadu iblis.      

Maka, kini para pengendali elemen air pun ikut maju dan membantu para pengendali elemen bumi untuk membuat dinding kayu yang kokoh mengitari area yang akan mereka gunakan sebagai tempat tinggal sementara.      

Pangeran Djanh yang tau bahwa istrinya memiliki elemen air pun mengajak untuk ikut bergabung dengannya menciptakan dinding kayu yang kokoh. "Ayo, sweet Kitty... kita ciptakan dinding kayu, jangan melulu menciptakan anak..."      

Revka menampar kepala suaminya sebentar atas ucapan cabul sang suami sebelum pasrah tangannya digenggam Pangeran Djanh dan mereka mulai gabungkan kekuatan elemen mereka.     

Ternyata Pangeran Djanh memiliki banyak kekuatan elemen. Petir, bumi, api, air, dan logam. Dia hanya tidak punya elemen angin meski bisa menciptakan topan melalui kekuatan magisnya jika dia menginginkannya. Namun, tentu itu membutuhkan konsumsi energi yang sangat besar baginya.      

Andrea yang juga memiliki kekuatan elemen bumi pun berpartisipasi dengan pembangunan dinding tanah. Ia mampu menciptakan dinding kayu selebar puluhan meter dalam sekali jalan. Setelah itu, menggunakan api Cero-nya untuk membuat dinding tanah lebih keras dan menyerupai gerabah tebal.      

Dante dan Giorge saling berpandangan satu sama lain setelah melihat istri mereka.      

"Istri kita memang hebat, bukan?"      

"Kau benar, dia sangat kuat dan menakjubkan. Aku tidak salah pilih."      

"Ingat, aku ini seniormu, loh!"     

"Paham, Senior Dante. Junior ini tentu saja paham."      

"Bagus. Mulai sekarang, panggil aku Senior. Kau akan kupanggil Junior."     

"Siap, Senior! Tolong jangan bully Junior ini."     

Lalu keduanya tersenyum tak jelas atas celotehan ngaco mereka.      

Usai membangun dinding kayu yang kokoh, maka semuanya pun rampung begitu petang meninggalkan Alam Schnee, berganti dengan gelapnya malam.      

Para pengendali api pun melepaskan bola-bola api mereka ke udara sebagai pengganti lampu. Ada yang berkumpul di atas pohon, ada juga yang dimunculkan di dekat pohon dengan menjaga jarak agar tidak terjadi kebakaran.      

Bola-bola api itu selain untuk penerangan mereka, juga sebagai penghangat di tengah ganasnya dingin Alam Schnee.      

Masing-masing anggota tim sudah memilih pohon mereka masing-masing. Karena satu pohon itu sangat besar dan banyak memiliki cabang besar, maka dalam satu pohon bisa dihuni oleh beberapa orang.      

Bahkan Andrea sudah memilih sebuah pohon besar dan meminta Dante untuk melubangi pohon tersebut.      

"Ini seperti kenangan kita di alam Pangeran Djanh, bukan sayank?" ungkap Dante setelah selesai melubangi pohon. Tindakan Dante pun ditiru oleh iblis-iblis lainnya.      

Andrea mengangguk sambil tersenyum haru. Ini benar-benar mirip dengan awal dia terdampar di Alam Feroz milik Pangeran Djanh bersama Dante. Mereka harus hidup di dalam pohon yang dilubangi untuk menghindari udara dingin dan serangan Beast di bawah.      

Lubang untuk kamar Andrea dan dua suaminya cukup besar. Andrea menawarkan anaknya untuk menempati batang di bawah mereka, tapi Jovano menolak. "Aku malas mendengar suara-suara aneh nantinya, Mom."      

Mata Andrea berkedut seketika mendengar sindiran nakal putranya.      

Akhirnya, Dante dan Giorge bersama-sama membuatkan lubang pohon untuk ditempati Jovano dan teman-teman dia di pohon lainnya.      

Andrea menempatkan bola api dia di depan lubang pohonnya. Selain sebagai penghangat, bola itu juga untuk menghalau jika ada binatang yang ingin nekat melongok ke dalam lubang.      

Ide Dante melubangi batang pohon itu sungguh revolusioner bagi para serdadu iblis. Mereka pun melakukan hal yang sama dan menempatkan bola api mereka di depan lubang.      

Bagi bocah-bocah yang belum bisa menumbuhkan elemen api, anggota lainnya tidak keberatan membuatkan bola api untuk mereka.      

Kuro yang ingin satu pohon dengan Andrea, dicegah oleh ayahnya. "Jangan, Nak. Jangan mengganggu mama kamu." Beliau menggoyang-goyangkan telunjuk di depan si hybrid hitam. Ia hanya tidak ingin putrinya mendengar suara-suara ajaib Andrea nantinya. Atau bisa saja ada pohon bergoyang.      

Bocah hybrid hitam yang lugu itupun hanya bisa menelan kekecewaan dia dan patuh satu pohon bersama bocah lainnya. Ia memilih satu pohon dengan Shona, Vargana, dan Voindra.      

Jovano sudah berbaring nyaman bersama Zevo dan Gavin di lubang pohon mereka. Alas tidur dari bulu binatang yang diberikan ibunya sangat nyaman di punggung dia daripada langsung bertemu kayu, pasti itu akan menyebabkan punggungnya sakit keesokan harinya.      

Untung saja Andrea memiliki banyak bulu Beast yang tebal dan belum sempat diubah menjadi pakaian. Ia membagikan itu ke para anggota Blanche.     

Tim serdadu iblis yang tidak kebagian alas bulu tidak merasa keberatan jika mereka harus tidur beralaskan kayu pohon. Itu karena mereka sudah terbiasa tidur di barak yang keras.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.