Devil's Fruit (21+)

Kepemimpinan Jovano



Kepemimpinan Jovano

0Fruit 597: Kepemimpinan Jovano     
0

Para serigala itu terlihat buas dan besar tubuh mereka lagi-lagi melebihi ukuran tubuh serigala di dunia manusia. Kenapa hewan-hewan di Alam Schnee selalu lebih besar dari yang ada di bumi manusia?     

Sesuai komando Jovano, semua bocah berdiri membentuk lingkaran dengan Vargana dan Voindra berada di tengahnya. Itu karena Vargana baru saja sembuh dan pastinya masih lemah. Dan Voindra akan menjaga kakaknya.      

Jovano sudah menyerahkan cambuk duri kembali ke pemiliknya dan itu sebagai senjata untuk Vargana jika keadaan terdesak.      

Semua bocah menatap tajam ke gerombolan serigala di depan mereka masing-masing. Sama seperti serigala itu pun menatap setajam belati ke arah bocah-bocah pemberani itu.      

Di mata para serigala, mereka seakan-akan mendapatkan mangsa segar begitu banyak yang akan memuaskan perut mereka semua selain daging dari monster beruang yang masih dibiarkan teronggok jauh di sana.      

"Groaawwhh!" Satu serigala melesat maju ke depan, melompat ke arah Jovano.      

Sulung dari Nyonya Cambion itu pun melemparkan satu kapak di tangannya ke arah serigala yang mengincar dia.      

Ternyata, dari moncong serigala itu, keluar menyembur cairan yang mengenai kapak dan membuat kapak langsung berubah menjadi es.      

"Astaga! Kekuatan elemen!" seru Kuro setelah melihat apa yang dilakukan serigala tadi.      

"Pakai kekuatan elemen kalian!" Jovano berteriak ketika banyak serigala lain yang mulai melompat ke mereka.      

Kuro menyimpan pedangnya dan fokus menggunakan kedua tangannya untuk mengeluarkan kekuatan kabut dia.      

Shiro pun demikian. Ia memunculkan petir putihnya usai menyimpan pedang berkaitnya.      

Kedua hybrid pun lekas serangkan kekuatan elemen mereka masing-masing ke gerombolan serigala itu.      

Jovano juga mengerahkan api hitamnya sehingga banyak serigala yang berhasil ia panggang hingga menjadi abu. Kekuatan besar Jovano lumayan efektif untuk menjatuhkan puluhan serigala sekaligus dalam satu serangan.      

Kuro pun demikian. Kabut korosifnya segera mengelilingi belasan serigala dan menjebak mereka sehingga tidak berapa lama, tubuh belasan serigala itu meleleh menjadi bubur menjijikkan.      

Shiro tidak kalah tirani. Petir putihnya mematahkan serangan air es abadi dari moncong serigala dan berhasil meledakkan banyak moncong serigala dalam sekali serangan.      

Namun, hanya mereka bertiga yang memiliki kekuatan elemen di sana. Jovano menyadari itu dengan cepat dan berteriak, "Aku, Kuro, dan Shiro di ring terluar dari lingkaran, sisanya di belakang kami bertiga untuk melawan serigala yang berhasil lolos dari kami!"      

Segera formasi berubah sesuai dengan komando Jovano.      

Jovano bersama Kuro dan Shiro membentuk segitiga sedangkan sisanya berada melingkar di belakang mereka, sedangkan Vargana dan Voindra di pusat lingkaran.      

Jika ada serigala yang berhasil menembus pertahanan Jovano, Shiro, dan Kuro, maka tugas dari Zevo, Shona, dan Gavin yang harus memberikan daya pertahanan untuk melindungi Vargana dan Voindra.     

Vargana berkali-kali ingin bangkit dan ikut bertempur, namun Voindra tidak mengijinkannya. Apalagi sulung dari Myren itu segera terduduk lemas ketika hendak berjalan. Ia memang tidak bisa berbuat apapun.      

Jovano dan duo hybrid terus memberikan serangan terbaik mereka untuk memusnahkan para serigala secepat mungkin. Bahkan, akhirnya Jovano menggunakan Cahaya Surgawinya karena kian terdesak waktu.     

Sebentar lagi langit akan berganti wajah menjadi semburat oren. Mereka harus lekas selesaikan pertempuran ini agar segera pulang dan tidak membuat cemas para orang tua.      

Putra sulung Andrea ini makin gila-gilaan mengedarkan seluruh kekuatan dari dua tapak tangannya yang sama-sama mengerikan, membungkus puluhan serigala secara bersamaan dan memusnahkan mereka menjadi abu.      

Kuro pun melirik Jovano dan ia ikut bersemangat. Kabut hitam korosifnya ia keluarkan lebih luas untuk menyelimuti begitu banyak serigala dan melumerkan mereka menjadi bubur daging yang menjijikkan dilihat.      

Sedangkan Shiro masih tenang dan terkendali dengan kekuatan petir putihnya yang dibentuk seperti kurungan yang melingkari banyak serigala secara bersamaan dan juga ketika dia melirik adanya belasan serigala yang berhasil lolos darinya, satu tapak tangannya diarahkan ke belakang ke arah gerombolan serigala yang akan melompat ke Shona.      

Rupanya Shiro tidak ingin para serigala itu berhasil menerjang tiga orang di belakangnya.      

Tapak tangan Shiro segera membentuk kurungan petir putih dan melingkupi seluruh serigala di belakang dia dan menyetrum mereka bersamaan dengan yang ada di depannya sekaligus.      

Kerja sama pertahanan Jovano, Kuro, dan Shiro membuahkan hasil. Gerombolan serigala yang begitu banyak mulai musnah dan tumbang tak bernyawa lagi. Banyak di antara mereka sudah tidak berbentuk lagi.      

Sedangkan sisa belasan serigala lainnya, dikomando oleh pemimpin mereka melalui lolongan keras untuk mundur dan menjauh dari kelompok Jovano.      

Seperginya para serigala itu, Jovano dan yang lain langsung menjatuhkan lutut dengan napas tersengal-sengal. Bagaimanapun, mereka melawan seratus lebih serigala besar yang memiliki elemen es.      

"Waahh... tidak ada sisa bulu cantik kalau begini..." Tiba-tiba saja sudah muncul Andrea di bekas pertempuran itu.      

Semua bocah kaget melihat Andrea sudah ada di situ. Apalagi Myren, Ronh, Dante, Giorge, dan juga Kenzo dan Raja Heilong juga hadir setelah kemunculan Andrea.      

"Sayank, kau ini selalu saja pikirannya ke fashion dari bulu Beast. Ckckck..." Dante berdecak heran dengan kelakuan gila fashion sang istri yang ternyata belum sembuh jika melihat bangkai Beast.      

"Dan, itu adalah sebuah maha karya jika bisa membuat baju indah dari bulu mereka, kau harus tau itu." Andrea beralasan. "Ehh, tapi itu ada satu yang masih selamat! Wihihiihiii... beruang besar yang cantik! Apakah ini juga hasil kemenangan kalian?" tanya Andrea ke kelompok bocah.      

Ronh segera memeriksa luka putri sulungnya. Myren memeriksa bangkai beruang putih besar yang sudah menjadi bangkai bersama Andrea.      

"Kalian tidak apa-apa?" tanya Kenzo sambil Giorge ikut memeriksa semua bocah.      

Kemudian Pangeran Djanh dan Revka muncul.      

"Hei, hei, ada heboh apaan di sini? Kenapa tadi kami dipanggil ke sini?" tanya Revka begitu dia muncul bersama suaminya.      

"Halah, Mpok kitty ... makanya jangan ohok-ohok melulu! Nih loh, anak kalian tarung ama banyak Beast!" Andrea menyeringai penuh ledekan ke Revka.      

Keduanya pun mulai aduk mulut seperti biasa.      

Pangeran Djanh menghampiri anaknya, Zevo, dan meminta sang putra untuk menceritakan kronologis semuanya.      

Zevo pun bercerita dan para orang tua di sana mendengarkan cerita Zevo.      

"Jovano sangat hebat dalam memimpin! Dia bisa tepat memberikan arahan dan komando ke kami!" tutur si kecil Voindra.      

King Zardakh pun muncul. "Tentu saja, cucuku pasti hebat. Ha ha ha!"      

Myren menatap penuh selidik ke ayahnya. "Bukankah kau bilang di sini tidak akan ada hewan apapun, Bapak bodoh?"      

Ditatap lekat oleh putrinya, mau tak mau King Zardakh pun meringis kecil. "Itu... tadi ada sedikit perubahan yang aku buat ketika melihat mereka sedang berjalan di sini."      

"Apa?!" pekik Andrea. "Jadi... ini ulahmu, Bapak gila?!" Ia sudah ingin melemparkan Lovre merah muda yang bermuatan api Cero terbungkus oleh petir putih Dante, tapi urung ketika Jovano menahannya.      

"Mom, tidak perlu memarahi Opa. Ini dilakukan Opa untuk menguji kekuatan kami sekaligus untuk menempa kami juga yang sudah berlatih dua minggu di sini." Jovano tersenyum ke sang kakek.      

"Sudah, sudah... yang penting semua selamat, bahkan luka Vargana juga sembuh total tanpa bekas!" Giorge mengelus-elus punggung istrinya agar meluaskan kesabarannya akan tindakan sang ayah mertua.      

Mereka pun kembali ke benteng. Tentu saja bangkai beruang besar tadi sudah diamankan oleh Andrea di cincin ruangnya!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.