Devil's Fruit (21+)

Reuni (3)



Reuni (3)

0Fruit 563: Reuni (3)      
0

Ketika mereka diperkenalkan kepada Giorge, Kyuna dan yang lainnya tertegun dan hening sejenak.      

"Hebat!" Kuro pun memecahkan keheningan itu dengan teriakan penuh semangatnya. "Mamaku hebat! Dia punya dua suami! Aku juga ingin begitu!"      

Sang Cambion tersenyum hambar dengan kedutan di sudut matanya. Dia berpikir, apakah ini ajaran yang buruk untuk anak hybrid-nya?      

"Huh! Ingin bersuami dua seperti Mama?" Shiro sudah pasang tampang meremehkan saudara kembarnya. "Kau harusnya berkaca dengan baik terlebih dahulu, apakah wajahmu sudah pantas untuk memiliki banyak suami."      

"Kau! Grrrhhh..." Kuro langsung menerjang kembarannya. Andrea sibuk melerai mereka berdua.      

"Kalian ini, astaga deh! Dah bertahun-tahun lewat, masih aja gak bisa akur, ya gusti!" Nyonya Cambion sampai terheran-heran.      

"Noni Putri... hmh!" Kyuna mengerling sembari acungkan ibu jari ke Andrea yang tersenyum canggung.      

Andrea pun mengajak semua orang untuk ke pondok miliknya yang ada di Alam Cosmo. Mereka mengangguk dan berjalan bersama-sama menuju ke arah pondok karena sedari tadi mereka masih berdiri di pintu masuk Alam Cosmo, sebuah lembah hijau.      

Begitu mencapai pondok, Gazum yang sedang bertengger di dahan pohon besar kesukaannya langsung membuka mata dan berseru kaget. "Olala! Tuan dan Nona!"      

Sang Rajawali Angin pun lekas terbang dan menghampiri Andrea dan semua yang ia bawa.      

Andrea menggunakan satu tangannya untuk mengelus paruh besar Gazum, karena tangan lain sedang menggendong Alyn. "Halo, Tuan Gazum."      

"Salam untuk Tuan dan Nona!" Gazum menundukkan tubuh besarnya sebagai tanda hormat.      

"Gazum, sekarang kau harus memanggilnya Nyonya, bukan Nona lagi." Sabrina menyela.      

Sang Rajawali Angin memandang linglung sejenak ke Andrea dan akhirnya paham. "Nyonya! Senang rasanya sekarang kalian sudah bersatu dengan baik. Dulu sewaktu Tuan memperkosa Nyonya, kami semua di sini geram ingin membunuh Tuan."      

Plakk!      

Satu ekor Kyuna menampar sisi kepala Gazum. "Hei, mulus sekali paruhmu itu, hm? Jangan merusak suasana, kakek tua!"      

Andrea menundukkan kepala, kikuk. Dante menggaruk kepala belakangnya, salah tingkah. Tidak disangka mereka akan diingatkan akan kejadian itu lagi. Bahkan secara blak-blakan oleh Gazum.      

"A! Maaf! Maafkan aku, Tuan! Nyonya, maaf!" Gazum sadar sambil mengelus kepala yang ditampar Kyuna menggunakan sayapnya.      

"A-ahaha... sudah, sudah, itu sudah berlalu, he he he..." Andrea lekas kuasai diri karena semua mata kerabat dan suami keduanya menatap dia dengan pandangan ingin tau.      

"Sepertinya aku harus mendengar kisah unik itu nanti..." bisik Giorge ke telinga Andrea. Lekas saja sang istri mencubit keras pinggang Tuan Vampir.      

Gazum melihat adegan mesra itu dan keningnya berkerut heran. "Kalian... apakah... Nyonya Andrea sebenarnya bukan dengan Tuan Dante? Karena..." Sayap Gazum menunjuk ke Giorge yang menggamit pinggang Andrea.      

Kyuna mengacungkan 2 jarinya ke Gazum.      

Si Rajawali Angin terheran dan bingung dengan makna yang diberikan sang Siluman Rubah Ekor Sembilan. "Apa maksudmu mengacungkan dua jari seperti itu, Kyuna?"      

"Du-a." Kyuna menjawab. "Noni Putri punya dua suami. Du-a. Jangan sampai kau lupa itu, kakek jomblo tua."      

Gazum terkesiap mendengarnya. "Du-dua?! DUA?! Oh dewata..." Ia mengusap dahi dengan sayap besarnya, lalu tersadar dengan ucapan Kyuna yang lainnya. "Hei! Aku bukan jomblo tua!" Ia masih ingat arti dari jomblo karena tau Andrea pernah mengucapkan itu dulunya.      

"Ha ha ha! Kan kamu memang masih jomblo dan tua, Kakek Gazum!" Kuro tak mau ketinggalan jika ada sesi meledek Gazum. "Kau baru saja diputus janda kingkong, kan? Itu setelah kau diputus gadis kingkong pula."      

"Hei!" Gazum mendelik ganas ke Kuro. Jika tidak ingat Kuro anak kesayangan Andrea, sudah dia ajak bertarung. Ohh, dia juga masih ingat level kekuatannya yang di bawah si bocah hybrid. Baiklah, lupakan saja bertarung dengan Kuro. Dari dulu, dia tidak pernah menang melawan bocah hybrid hitam itu, apalagi sekarang setelah kekuatan Kuro melejit tinggi.     

"Janda? Gadis?" Andrea menatap heran, ingin tau.      

"Iya, Ma!" Kuro bersemangat. "Kakek Gazum pernah berpacaran dengan gadis kingkong di lembah belakang, tapi hanya bertahan seminggu dan diputus. Kemudian, dia mengejar-ngejar janda kingkong dan mereka berpacaran selama sebulan lebih, tapi tetap saja Kakek diputuskan, hi hi hi... sepertinya Kek Gazum kurang pintar merayu!"      

Andrea terkikik, yang lainnya menahan geli agar tidak menyinggung perasaan Gazum. Diputus dua kali, tentu itu bukan hal yang menyenangkan, bukan? "Yaahh... setidaknya dia gak bisa disebut amatir lagi sekarang kalo dah pernah pacaran, yak! Hi hi hi!"      

"A-aku tidak diputuskan! Aku justru yang meminta mereka agar melepaskan aku karena aku... aku agak bosan dengan mereka!" Gazum membela diri. Sayangnya, tak ada yang mempercayai itu.      

Di dalam pondok besar itu, muncul beberapa anak singa lainnya yang sebesar anjing biasa. Mereka masih berjalan tertatih-tatih seakan belum cukup umur.      

"Mereka....?" Andrea melongo melihat banyak anak singa lainnya di pondok.      

"Mereka anakku generasi kedua, Nyonyaku." Sabrina menjawab sambil berjalan elegan ke anak-anak 'mungil'nya.      

Para bocah cilik singa itu berebut menjangkau tubuh induknya, meminta susu. Sabrina langsung berbaring di ruang luas pondok dan ketujuh bocah itu lekas berebut menyusu ke Sang Sabertooth betina.      

"Mereka lahir sembilan bulan lalu, Nyonya." Noir menjelaskan. "Mereka masih menyusu ke Brina."      

Andrea takjub dan berjongkok di depan anak-anak mungil Sabrina yang asik menyedot-nyedot puting susu induknya secara rakus. "Wow, segede ini usianya sembilan bulan! Waktu lahir mereka segede apa?"      

"Sebesar rubah dewasa, Noni Putri." Kyuna menyahut.      

"Lalu... berapa usia anak-anak generasi pertama?" tanya Andrea sambil menoleh ke bocah-bocah cilik lainnya yang berlarian di dalam pondok. Untung saja pondok itu sekarang luas dan tidak begitu banyak perabotan.      

"Kalau yang generasi pertama, mereka sudah dua belas tahun." Sabrina menjawab, lalu dia mengelus anak-anak mungilnya menggunakan lidah, layaknya induk kucing pada anaknya.      

Putri Cambion teringat bahwa menjelang kepulangan dia ke dunia manusia, Sabrina tengah mengandung ketika itu. Maka wajar saja jika anak-anak generasi pertama itu berumur lebih tua sedikit ketimbang Jovano.     

Meski Andrea takjub atas perkembangan anak-anak singa itu, mau tak mau Andrea mengingat bahwa Sabrina dan Noir bukanlah jenis hewan biasa, maka tentu saja anak-anak mereka pun tidak bisa disamakan dengan anak hewan biasa.      

Hewan seperti Sabrina, Noir, dan yang ada di alam Pangeran Djanh sudah dipastikan memiliki jangkauan umur panjang.      

Anakan berumur 9 bulan itu masih bagai bayi kucing biasa berumur 1 atau 2 bulan.      

Andrea mengelus gemas bocah-bocah imut itu. Jovano dan Gavin juga ikut mengelus. Alyn malah rebahkan dirinya di sebelah salah satu bocah yang sedang menyusu. "Aku boleh ikut nyucu?" tanyanya.      

Kyuna mendelik sambil goyangkan telunjuknya ke kanan dan kiri, melarang. Alyn tergelak dan memeluk anak singa tadi tanpa ragu-ragu. Anak bungsunya ini benar-benar terlalu sembarangan karena dimanja oleh ayahnya.      

"Alyn, kau menyusahkan Sabrina kalau begitu. Jangan berbuat seenaknya." Kyuna memperingatkan bungsunya yang berguling sana kemari di dekat anak singa.      

"Tak apa, Kyuna." Sabrina menyahut sambil tersenyum menyaksikan ulah Alyn yang tidak ragu-ragu memeluk tubuh anak singa terdekat. "Aku senang Alyn bisa lekas akrab dengan semua anak-anakku."      

Sang Cambion tersenyum bahagia melihat interaksi mereka di Alam Cosmo, masih akur dan bersatu seperti dulu, dan ini memang yang dikehendaki Andrea.      

"Hei, gimana kalau kita adakan jamuan makan di sini?" usul Andrea.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.