Devil's Fruit (21+)

Upaya Untuk Giorge



Upaya Untuk Giorge

0Fruit 693: Upaya Untuk Giorge     
0

Andrea dan Myren hanya bisa memutar bola mata mereka mendengar ucapan ayah mereka.      

"Ayo, kalian akan aku kirim ke Underworld, tapi kalian masuk dulu ke sini, mengerti?" King Zardakh mengeluarkan sebuah mutiara kecil sebesar kelereng berwarna hitam yang kemudian benda itu mampu menyedot seluruh prajurit iblis kerajaan dia.     

Setelah itu, sang raja menyerahkan mutiara itu kepada Panglima Ronh, menantunya, dan berkata: "Pergilah dengan Kenz ke Orbth, bagikan apa yang menjadi hak mereka, dan atur kebutuhan mereka, lalu kalian bisa kembali ke mansion Andrea, tunggu saja dia di sana."     

Rupanya sang raja mengetahui bahwa putri Cambion dia akan menyusul yang lain ke Alam Cosmo. Terkadang prediksi sang raja memang sering tepat. Dia sudah sangat lama mengarungi gelombang hidup hingga mempengaruhi pola pikirnya yang lebih intuitif.      

"Aku sudah mengubah mutiara itu menjadi alam yang bisa kalian buka juga. Nah, pergilah," imbuh sang raja pada dua panglimanya.     

Ronh dan Kenzo mengangguk patuh, lalu kedua pria itu membungkuk kepada King Zardakh dan pamit pada Myren dan Andrea untuk pergi ke Underworld.      

Setelah itu, King Zardakh menoleh ke Andrea. "Ayo, ajak Ayah ke Cosmo untuk melihat kondisi Giorge, siapa tau Ayah menemukan solusi."     

Andrea mengangguk dan tiga orang itu terbang lebih dulu untuk keluar dari benua Antartika sebelum akhirnya Andrea pun mengirim mereka bertiga ke Alam Cosmo.      

Di Alam Cosmo, wajah Tim Blanche terlihat keruh, suram, sedih, dan cemas.      

Nyonya Cambion lekas menuju ke kamar mereka di lantai atas untuk memeriksa kondisi suami keduanya. "Bagaimana dia?" tanya Andrea begitu sudah tiba di kamarnya. Ia melihat Dante masih menopang punggung Giorge sambil Shona tanpa henti menyalurkan tenaga Healer dia.      

Dante menatap istrinya, menggeleng lemah dan tidak mengatakan apa-apa lagi. Sementara itu, Giorge terkulai lemah dan pucat pasi lebih dari biasanya, matanya terpejam sambil mulutnya terbuka sedikit.      

Segera saja Andrea berlutut di depan suami keduanya yang didudukkan di tepi ranjang, bersama dengan Dante dan Shona. Ia meraih tangan Giorge yang sudah sangat dingin. Di sudut ruangan ada Karin sedang terisak lirih bersama Kuro dan Kyuna yang menemani Beliau di sofa.      

"Gio…? Gio? Apa kamu dengar aku, Gi?" tanya Andrea sambil meremas tangan suaminya, menyalurkan tenaga murni dan tenaga hangatnya agar tubuh Giorge bisa lebih mempunyai warna, tidak seputih mayat begitu.      

Mendengar istrinya memanggil dia beberapa kali, mata lemah Giorge terbuka setengah saja. "Rea…" Suara yang keluar dari mulut pucat Tuan Vampir begitu lemah hingga itu menjadi sebuah bisikan.     

Andrea menempelkan tangan suami keduanya itu ke pipi dan matanya sendiri mulai basah. "Gio… sebentar lagi aku akan buatkan ramuan khusus untukmu, oke? Tolong bertahanlah…" Suara serak Andrea bergetar berbarengan dengan air mata dia mengalir deras.      

Giorge menggeleng sangat lemah. "Tak usah… repotkan dirimu… Re…a…"      

Nyonya Cambion menggeleng berulang kali sambil makin terisak. Lubang besar di perut Giorge sudah mulai berhenti darahnya dan Shona sedang berupaya keras untuk menyatukan daging, sel, serat urat dan sebagainya di daerah itu.      

Mengetahui Shona berusaha keras, Andrea menyuapkan buah energi roh ke putri Revka itu. "Shosho, tolong yah… sembuhkan Giorge. Hiks!"     

Shona menoleh ke Andrea dan mengangguk. "Aku mencoba yang terbaik yang sanggup aku lakukan, Aunty."     

Andrea mengangguk sambil terus terisak, kemudian dia mengusap kasar air matanya untuk bangkit. "Mana Ro? Aku butuh dia untuk menjadi asistenku di Pondok Alkimia."     

Putri Cambion pun keluar dari kamar itu bersama Kyuna, hendak mencari Rogard. Giorge dengan wajah masih pucat ingin mencegah Andrea, namun tidak berhasil. Suara lirihnya hanya bisa menggapai pendengaran Dante dan Shona saja, "Jangan, Rea… tidak… usah…"     

Namun, mana mungkin Andrea bisa berdiam diri saja tanpa melakukan apapun untuk orang yang dia sayangi?     

Bersama Rogard, Andrea berkutat di dalam Pondok Alkimia. "Ayo, Ro… pikirkan kira-kira apa obat untuk vampire!"      

Rogard yang hanya berdua saja dengan Andrea di Pondok Alkimia, menggeleng lemah dan tertunduk. "Nyonya, menurutku… meskipun kita bisa menyembuhkan luka pada perut Tuan Giorge, namun akan sangat sulit untuk menangani jantung yang sudah ditembus begitu."     

King Zardakh mendatangi Pondok Alkimia. "Andrea…"     

"Beh, apa kamu punya solusi mengenai cara menyelamatkan jantung Giorge?" tanya Andrea penuh harap sambil menggenggam dua tangan ayahnya.      

"Ayah akan coba tanyakan ini ke sebuah sumber, oke. Kirim Ayah keluar dari sini." King Zardakh memberikan janji pada Andrea.      

"Babeh aku kasi wewenang aja bisa keluar masuk ke sini, jadi gak perlu nunggu aku lagi. Gih, buruan!" Andrea memang bisa menggunakan hak prerogative dia sebagai pemilik dan penguasa Alam Cosmo ini.      

"Oke, tunggu Ayah, jangan berbuat sembrono, kau mengerti?" King Zardakh mengelus pipi putrinya. Andrea mengangguk dan sang raja pun menghilang.      

"Nyonya, apakah tidak lebih baik jika Nyonya menemani Tuan Giorge saja?" Rogard memberikan saran. "Toh kita belum bisa mengetahui apa saja bahan ramuan untuk luka Tuan Giorge."     

Andrea menatap gelisah ke lantai pondok dan akhirnya setuju pada saran Rogard. Dia benar-benar tidak tau apa yang bisa dia lakukan untuk menyelamatkan jantung Giorge.      

Ketika Andrea kembali ke kamar tempat suaminya berada, Giorge tersenyum tipis melihat istrinya kembali.      

Andrea pun duduk di tepi ranjang, dekat sang suami kedua. Ia kembali meraih tangan Giorge untuk digenggam.      

"Rea… aku… senang kau kembali… jangan pergi… jangan… pergi lagi…" Tuan Vampir mengatakan dengan terpotong-potong dan tersengal bagai napasnya hanya tinggal beberapa saja.      

Shona masih terus alirkan Healer dia ke perut Giorge untuk menutup lubang menganga mengerikan di sana.      

Nyonya Cambion mengangguk sambil terisak lirih. "Aku gak pergi, kok. Aku gak pergi, Gio… hiks!"      

"Rea… jangan na—ngis…" ucap Giorge terbata-bata. "Jangan… repot membuat… obat."     

Andrea menggeleng. "Jangan khawatir, Babeh lagi cari cara untuk obati jantung kamu, Gio. Sabar, yah! Please bertahan, buat aku, buat Ivy, buat Jovano, buat Dante, buat Mama Karin."     

Giorge tidak mengucap apapun selain tersenyum. Kemudian, ia menaikkan tangan satunya, memberi isyarat pada Dante untuk melepas cincin ruang di jarinya. "Berikan… Mama…"     

Dante melepas cincin ruang Giorge dan memberikan ke Andrea untuk diberikan ke Karin.      

Karin menerima cincin ruang itu sambil terheran. "Ini… untuk apa, Nak?" Ia menghapus air matanya sambil mendekat ke sang putra.      

"Kepala Papa…" bisik Giorge lirih sambil menatap cincin ruang di telapak tangan ibunya.      

Karin menutup mulutnya dengan tatapan terkejut. Dante dan Andrea pun teringat bahwa Giorge sempat memasukkan kepala Olivo ke sana sebelum dihancurkan oleh panglima vampire.      

Lalu, Karin mengucap pada Andrea, "Giorge bilang, dia ingin menghapus kepemilikan cincin ruang itu dengan darahnya dan ingin aku yang memiliki cincin ini untuk menguburkan kepala Olivo dengan layak."     

Rupanya, Giorge menggunakan telepati dengan ibunya karena sesama vampire.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.