Devil's Fruit (21+)

Reuni (1)



Reuni (1)

0Fruit 561: Reuni (1)     
0

Mata Andrea berkaca-kaca melihat Ikat Pinggang Dunia. Di sana ada Alam Cosmo. Dan di dalam Alam Cosmo terdapat banyak teman-teman tercinta yang dia khawatirkan dan juga rindukan sekian lama.      

Namun, sejurus kemudian, sang Cambion lekas menatap tajam ayahnya yang berdiri tenang di dekatnya. "Ini! Ini kenapa semuanya bisa ada di elu, Beh?" Nada ketus dan marah tercermin dari kata-katanya. "Kenapa bisa semua alat magis gue ada di Babeh?"     

Sorot mata tajam putrinya tidak membuat Baginda Raja Zardakh gentar. Dia malah tersenyum. "Apa yang tidak bisa kulakukan jika barang-barang itu adalah milik Ayah sedari awal mula."      

Andrea tertegun beberapa saat mendengar cetusan dari sang ayah. "Milik... Babeh?" Ia linglung dan menoleh ke Kenzo.      

Sang Panglima Incubus tersenyum canggung mengetahui kira-kira apa yang akan disemburkan oleh tuan putrinya.      

"Kencrut! Elu kagak pernah bilang nih barang-barang asalnya dari si bapak geblek ini!" Benar saja apa yang dipikirkan Kenzo, Andrea menyemburnya dengan nada menusuk telinga.      

Jovano malah maju ke Andrea dan takjub melihat benda-benda itu. "Woaahh... Mom! Inikah benda-benda hebat seperti yang Daddy ceritakan kemarin-kemarin?" Tangan dan matanya sibuk mengamati serta menyentuh satu demi satu benda di tangan ibunya.      

"Mama gak tau apa aja yang diceritakan Daddy kamu, tapi kujawab iya saja. Ini semua benda yang mengiringi perjalanan Mama dan Daddy kamu di alam ciptaan Djanh cuwk." Nada suara Andrea kembali normal ketika menjawab sang putra sulung.      

Jovano menoleh ke kakeknya. "Opa, bisakah Opa juga beri aku benda-benda keren seperti ini?"      

"Nanti akan Opa carikan dulu di pelelangan Underworld. Kalau beruntung, pasti Opa akan menemukan beberapa benda bagus untukmu, Jo." King Zardakh melipat dua tangan di depan dada seraya menampilkan wajah bangga.      

"Pelelangan?" Jovano dan ibunya nyaris bersamaan bicara.      

"Kupikir ini dibeli di toko biasa di tempat para Iblis." Andrea kerutkan keningnya.      

"Huh! Enak saja di toko biasa." King Zardakh menatap remeh ke putrinya. "Jika itu ada di toko biasa Underworld, tak perlu kami para Raja Incubus berlomba harga untuk mendapatkan itu!"      

Segera teringat oleh King Zardakh betapa dia harus bersaing ketat dengan seorang Raja Iblis domain lain hingga dia harus cukup berdarah mengempiskan tabungannya demi membeli sebuah Ikat Pinggang Dunia.      

"Aku mo ke Cosmo! Ada yang mo ikut?" Andrea sudah bicara.      

"Tentu saja aku, sayank." Dante langsung menjawab. "Hei, Gio, ayo pergi ke Cosmo, di sana sangat menyenangkan!" Ia mengajak Tuan Vampir.      

Giorge tersenyum dan mengangguk. Dia bersyukur orang-orang di sekitarnya ikut memikirkan putrinya.      

"Aku juga ikut!" Jovano tak mau kalah.      

Akhirnya, mereka semua di ruang tengah itu pun ingin ikut masuk ke Alam Cosmo. Shelly tak lupa membawa dua anaknya pula. Myren hanya bisa mengajak Ronh karena dua putrinya sedang ada kegiatan tambahan di sekolah mereka.      

Dengan sekali pikiran, Andrea memindahkan mereka masuk ke dalam Alam Cosmo.      

Begitu tiba di Alam Cosmo, udara sejuk dan menyegarkan segera menyapa. Saat itu tengah hari di Cosmo namun sinar matahari sama sekali tidak terik meski terang benderang.      

Andrea tersenyum bahagia dengan tatapan penuh haru ke lingkungan yang dulu begitu akrab baginya.      

"Mama!!!" Tiba-tiba saja dari arah depan, sudah ada seorang gadis remaja yang berlari begitu melihat Andrea.      

Senyum Andrea kian mengembang lebar. Dua tangannya dia julurkan ke depan.      

Brukk!     

Segera saja bocah perempuan remaja itu menghambur dan menubruk masuk ke pelukan Andrea. "Mama! Mama! Mama!!!" Ia terus saja menyebut Andrea dengan suara keras menandakan akan sebuah kebahagiaan serta haru memenuhi hatinya.      

"Ini pasti Kuro sayank, iya kan?" Andrea memeluk erat anak hybrid-nya.      

"Iya! Iya! Aku tentu saja Kuro, anak Mama yang paling cantik dan hebat! Hi hi hi!" Kemudian Kuro melonggarkan pelukannya agar bisa bertatapan dengan Andrea. "Mama, lihat! Aku sekarang bisa berwujud manusia! Aku mirip dengan Mama!"      

Andrea mengamati Kuro dari atas hingga bawah. Bentuk tubuh Kuro mirip remaja 17 tahun setinggi 165 sentimeter dan berat badan sekitar 40-50 kilogram. Rambutnya hitam legam berkilau sepanjang pinggul dengan poni lebat bagaikan tirai di dahinya. Matanya masih memiliki iris mata hewani berwarna emas tua. Kontur wajahnya halus dan lembut membentuk gurat manis dengan bibir merah muda ranum yang cantik. Bibir itu tipis di bagian atas dan agak tebal di bawah.      

Badan Kuro juga mirip dengan Andrea, memiliki dada membusung yang padat beserta pinggul ramping meski pantatnya lumayan kencang menggiurkan. Ia sungguh seksi, mirip Andrea. Rupanya Kuro bersungguh-sungguh ingin tampil seperti mamanya, Andrea.      

Pakaian Kuro yang minim dari bahan kulit bulu binatang berwarna kuning cerah, sangat serasi dengan warna matanya.      

"Anak Mama seksi banget! Ahahaha!" Andrea tak bisa menutupi ketakjubannya.      

Betapa senangnya Kuro dipuji demikian oleh mama yang dia idolakan.      

"Noni Putri! Tuan Dante!" Terdengar suara panggilan khas. Andrea langsung tau siapa yang mulai datang mendekat ke dia. Kyuna.      

"Mama... Papa..." Dan suara tenang kalem ini juga Andrea kenali. Shiro.      

Kyuna segera memeluk erat Andrea sambil berlinang air mata. "Noni Putri, kupikir aku tidak akan bisa bertemu Noni Putri lagi, uhuhuu... alangkah bahagianya aku bisa melihat Noni Putri saat ini."      

Andrea menepuk-nepuk punggung Kyuna. Gadis siluman rubah itu masih seseksi yang biasanya seperti Andrea ingat. "Aku pasti datang untuk kalian, karena aku kan udah janji gitu ke kalian, ya kan? Maaf, yah... kalian harus nunggu lumayan lama.      

Kyuna menggeleng. "Tidak mengapa. Asalkan tetap bertemu Noni Putri, itu sungguh melegakan."     

Andrea melepaskan pelukan Kyuna dan menghapus air mata di pipi sang siluman rubuh cantik. Kemudian dia menoleh ke Shiro. Seperti Kuro, Shiro juga tumbuh bagai remaja 17 tahun, tinggi namun tidak terlalu besar berotot. Rambut putih perak sepanjang tengkuknya berkilau ditimpa sinar lembut matahari Cosmo.      

Shiro nampak bagaikan remaja kalem yang pasti akan digilai para remaja wanita di dunia Andrea karena penampilannya bagaikan bishounen (Cowok tampan nan cantik). Shiro terlihat halus dan sopan, seperti biasa.      

Andrea mengelus pipi Shiro. "Anak Mama yang ini ganteng... kayak artis Korea."      

Shiro tersenyum kecil meski hatinya bungah luar biasa mendapat pujian mamanya. Lalu, ia menatap ke Dante. "Papa..."     

Dante mendekat ke Shiro dan mengacak puncak rambut perak anak hybrid-nya. "Dulu kau paling suka bertengger di bahu Papa. Sekarang tentu sudah tidak bisa, ya kan?"     

Shiro menggeleng. Dalam hitungan menit, dia sudah berubah menjadi ular putih sebesar jari orang dewasa dan melesat ke bahu Dante. "Tentu saja masih bisa."      

Dante dan semuanya terkejut. Kuro tertawa keras.      

"Tuan..." Muncullah sosok pria berambut ungu sepanjang punggung dan tubuhnya tegap gagah memakai baju kasual warna coklat dan hitam beserta sepatu bot yang menutupi betisnya.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.