Devil's Fruit (21+)

Mempersiapkan Rencana



Mempersiapkan Rencana

0Fruit 568: Mempersiapkan Rencana     
0

King Zardakh rasanya ingin meratap. Ia bagai sedang dikuras oleh putri-putrinya sendiri hingga kering.      

Tapi Myren tidak perduli, karena dia tidak percaya sang ayah akan langsung bangkrut jika mengupayakan 3 zirah lagi. Dia tau persis kekayaan dari si raja Incubus klan Orbth. Membeli 20 zirah legendaris lagi bukan hal sulit untuk kantung Zardakh.      

Perhatian Myren mengedar ke tempat lain. Meskipun itu adalah malam hari dan bulan besar menerangi langit tidak seperti terangnya lampu neon, mata iblis Sang Jenderal menyipit ke tempat lain.      

"Andrea... di sebelah sana... apakah itu... Buah Energi Roh?" tanya Myren pada adiknya.      

Sang adik mengangguk membenarkan. "Betul, Kak. Yang sebelah sana kebun Buah Energi Roh."      

"Astaga, Dik! Ada berapa harta karun yang kamu punyai di sini?" Myren pun lekas melesat ke kebun satunya yang tidak kalah luas dari yang baru saja dia pijak.      

Semua orang pun mengikuti Myren ke arah kebun Buah Energi Roh yang tidak begitu jauh dari kebun Pohon Inti Kristal.      

Mata Myren dan yang lainnya membelalak menyaksikan betapa Buah Energi Roh yang sangat melimpah di depan mata.     

Tentu saja anggota kelompok Andrea tidak takjub akan keberadaan buah itu. Mereka sudah puas terpesona akan keberadaan buah dan kebun itu bertahun-tahun lalu.     

Buah Energi Roh yang sebesar apel merah biasa di dunia manusia, terlihat cantik tertimpa cahaya lembut bulan, berselubung kabut sangat tipis yang menampilkan warna pelangi cantik sang buah, menambah minat seseorang untuk memetik dan menikmatinya.      

Dan memang Myren melakukan itu, memetik satu buah dan langsung menggigitnya. "Ups! Aku asal comot saja, ha ha ha! Maaf, Andrea! Aku sampai lupa ijin padamu! Ha ha ha!" Ia jadi lupa diri karena terlalu terpikat pada sang buah yang seolah mengundang meminta untuk dijamah.      

"Santai aja, Kak! Itu masih banyak, kok! Lagian, buah itu emang bebas dipetik siapapun di sini. Tenang aja, persediaan banyak!" Andrea juga meraih buah itu dan memberikan pada Jovano, lalu memetik lainnya untuk diberikan ke Dante dan Giorge.      

Myren memetik lagi untuk diberikan ke anak-anaknya dan suaminya. Dan tak lama, mereka di sana semua sudah berlomba menggigit Buah Energi Roh.      

"Rasanya segar banget!"      

"Manis sekali! Tapi beda dengan manis dari buah atau gula. Susah dijabarkan manisnya!"      

"Sepertinya... ada sesuatu yang membuat tubuhku terasa segar langsung dan semua lelah lenyap."      

"Teksturnya sangat lembut tapi renyah!"      

Berbagai pujian diuraikan mereka setelah menggigit Buah Energi Roh. Satu demi satu memberikan opini mengenai buah yang memang sangat bagus untuk meningkatkan vitalitas dan mengembalikan daya.      

"Andrea, sepertinya ini juga harus kami panen dan beli darimu." Myren menatap puas ke Buah Energi Roh yang tinggal separuh di tangannya. "Hei, Bapak bodoh, siapkan barang-barang berharga lainnya untuk Andrea dan keluarganya."      

"Myren sayank..." Suara King Zardakh bagai berada di dimensi lain saking lirihnya. "Kenapa malah Ayah yang harus membayarnya kalau kau yang memiliki ide memanennya?"      

"Jangan banyak mengeluh!" Myren melirik tajam ke ayahnya. "Apa kau tidak melihat ini sebuah investasi? Apa kau tak ingin pasukanmu lebih kuat?"      

Dan King Zardakh pun memilih untuk terdiam dan mengulum bibirnya sendiri daripada Myren semakin menguras kantungnya.      

.     

.     

Di pondok, kelompok Andrea masih membahas mengenai rencana mereka untuk menyerbu ke pusat kerajaan vampir yang berada di Kutub Selatan.      

Mereka semua berkumpul dan duduk mengelilingi meja makan besar sambil di depan sudah terhidang beberapa camilan buatan Dante dan Shelly.      

"Jadi, bagaimana cara agar kita bisa menembus pertahanan mereka yang katanya ketat?" tanya Giorge.      

"Sepertinya aku tidak akan membawa banyak pasukan ke sana." King Zardakh malah berujar demikian.      

"Kenapa gitu?" Andrea kerutkan keningnya.      

"Kalau Ayah bawa semua pasukan Ayah ke sana, maka kerajaan akan sangat lemah dan bisa diserang kerajaan lain yang mengincar istanaku, putriku sayank." King Zardakh memberikan opininya.      

Memang, tidak dipungkiri bahwa banyak kerajaan iblis lainnya ingin mencaplok kerajaan milik King Zardakh. Mereka selalu mengintai lengahnya pemimpin klan Orbth tersebut. Oleh karena itu, ayah dari Andrea tidak boleh kecolongan.      

"Sepertinya kekuatan iblis lebih daripada vampir, benar kan?" Kenzo menyatakan pendapatnya. "Tuan Muda Kedua, bukan maksudku mengatakan ras Anda lemah, tapi ini sekarang kita harus mencari kelemahan dari kaum vampir demi bisa menembus pertahanan mereka."      

Wajar jika Kenzo buru-buru berkata demikian pada Giorge supaya tidak menimbulkan salah paham karena bisa saja Tuan Vampir tersinggung.      

Giorge menggeleng sambil tersenyum. "Aku tidak masalah jika memang kenyataannya kaum aku lebih lemah daripada iblis. Tapi kekuatan kami tidak terlalu kalah dari iblis."      

"Apa saja aspek kekuatan kalian, kaum vampir?" Myren tak tahan ingin tau.      

"Kaum kami... hebat dalam hal kecepatan dan serangan dadakan." Giorge menyampaikan apa yang ingin diketahui Myren. Ini terlihat bagai Tuan Vampir berlaku bagai pengkhianat bagi kaumnya, namun dia tidak memiliki pilihan lain demi putrinya. "Mengenai kekuatan kami... hanya sedikit di bawah kekuatan kaum iblis."     

"Kau yakin sudah mengetahui kekuatan iblis yang sesungguhnya? Yang paling kuat?" Dante memberikan ucapan tersirat. "Kau harus tau... kekuatan garis darah Andrea sangat mengerikan jika terbangkitkan. Sangat tidak terbayangkan. Belum lagi Ayah Mertua yang merupakan raja iblis."     

King Zardakh mengangguk setuju dengan Dante. "Perjanjian antara kaum iblis dan vampir yang sudah berlangsung jutaan tahun terjadi karena kaum vampir tidak ingin dimusnahkan oleh kaum iblis. Perjanjian itu... merupakan belas kasih kami, kaum iblis, pada kaum vampir."      

Giorge tidak bisa tersinggung atas ucapan King Zardakh yang lugas. Dia memang sadar bahwa kaumnya memang tidak lebih hebat dari kaum iblis.      

"Kalau begitu... dengan kita saja tentunya bisa menangani mereka di Kutub Selatan, kan?" Myren mengelus dagunya sambil berpikir. "Aku cukup percaya diri kita bisa menghadapi mereka semua."      

Sang Raja Iblis melirik ke putrinya yang menjadi jenderal kerajaan dia. "Kalau kau berkata demikian, maka Ayah percaya."      

"Gio, bisa beritau kami kelemahan dari vampir?" tanya Myren blak-blakan pada adik ipar keduanya. Ia yakin Tuan Vampir tidak akan keberatan membeberkan itu demi Ivy.      

"Dan... Ayah rasa kita harus menyerang mereka sebelum Ivy selesai diekstrak kekuatan Nevimbi-nya." King Zardakh bersuara, mengakibatkan Giorge dan Myren kaget.      

"Ayah Mertua! Bukankah sudah dikatakan bahwa sangat membahayakan nyawa Ivy jika kita menyerang di waktu-waktu itu?" Giorge seketika kalut apabila King Zardakh sudah memiliki rencana segila itu.      

"Kita akan menyerang kerajaan mereka sehari sebelum ritual ekstraksi selesai. Ayah sudah mendapatkan info bahwa di masa kritis begitu, kekuatan para tetua iblis ada di titik terlemah. Dan... itu tidak terlalu membahayakan Ivy. Asalkan kita bergegas, maka semuanya akan beres. Ingat, mereka tidak akan bisa membunuh Ivy sebelum tanggal ulang tahun dia." Sang Raja menjelaskan.      

"Rupanya kau sudah mengirim mata-mata ke sana, Bapak bodoh?" Myren melirik ayahnya.      

King Zardakh mengusap hidungnya disertai wajah bangga. "Kau harusnya memanggilku bapak pintar, Nak..."      

"Cih! Jangan terlalu bermimpi tinggi, Bapak bodoh!" Myren melipat dua lengan di depan dada.      

"Nah, sekarang... Myren, kau bisa siapkan seribu pasukan, tapi tak perlu yang terbaik. Pilih yang biasa saja. Para prajurit kuat dan elit biar tetap menjaga kerajaan kita." King Zardakh memberi perintah ke putrinya. "Ayah memiliki sebuah dimensi alam yang mirip dengan Kutub Selatan. Mungkin tidak seekstrim Antartika, tapi kurasa itu cukup mendekati."      

"Apa yang akan kau lakukan dengan pasukanku itu?" Myren kernyitkan dahi.      

"Kita latih mereka di alam milik Ayah itu. Agar mereka bisa lebih siap mental dan fisik mendatangi Antartika." Demikian alasan King Zardakh dan Myren mengangguk-angguk setuju setelah memikirkan singkat.      

"Aku ikut ke sana juga!" Jovano tiba-tiba berseru. "Aku juga ingin ikut berlatih di alam itu bersama pasukan Aunty Myren!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.