Devil's Fruit (21+)

Semua Ingin Ikut



Semua Ingin Ikut

0Fruit 569: Semua Ingin Ikut     
0

"Jo!" Andrea terkejut.      

"Mom, tolong jangan cegah aku. Mom sudah berjanji untuk mempercayai aku, kan? Dan aku sekalian ingin menempa diriku agar lebih kuat dan lebih kuat!" Mata Jovano menyiratkan ketegasan memandang ibunya.      

Dante mengusap-usap punggung istrinya. "Daddy akan menemanimu." Lalu menoleh ke istrinya untuk memenangkan Sang Cambion. "Sayank, jangan khawatir, ada aku yang menemani dia nanti."      

"Aku juga ingin ikut!" Tiba-tiba saja putri sulung Myren, Vargana, ikut bersuara.      

"Vargana?" Myren memandang putri sulungnya.     

"Kau yakin?" Ronh ikut bertanya.      

Sang putri mengangguk tegas. "Aku juga ingin tambah kuat!" Ia sudah membayangkan dirinya akan seperti Lara Croft, idolanya. Sungguh tidak sabar menantikan itu!      

"Hebat! Kau memang pantas menjadi anakku, ha ha ha!" Myren terbahak bangga akan Vargana. "Voi, ikutlah dengan kakakmu dan berlatih juga agar kau lebih terampil dan kuat." Si ibu malah mendorong putri bungsunya yang manja untuk ikut.      

"Aku? Ikut berlatih perang? Tidak, Ma. Itu tidak cocok untuk kuku cantikku..." Ia lekas memandangi kuku-kuku dia yang berhias banyak pernak-pernik hasil manicure.      

"Mama bilang ikut, maka ikut. Hanya berlatih saja! Supaya kukumu tidak mudah patah, Voi! Nanti akan Mama belikan boneka dari porselen seperti yang kau inginkan!" tawar Myren mencoba melemahkan hati Voindra.      

Sang putri bungsu pun mengerang. "Errnghh... ya sudahlah, kalau memang itu berhadiah boneka yang aku idam-idamkan, apa boleh buat?" Voindra mengangkat bahunya, pasrah.      

Andrea hanya bisa takjub melongo melihat sang kakak justru mendorong agar anak-anaknya ikut berlatih di medan yang pastinya berat. Apakah dia terlalu lembek mendidik anak?      

"Aku juga ingin ikut!" Andrea bersuara.      

"Tentu saja aku akan menyertai juga." Giorge turut berucap.      

"Aku juga ingin ikut Kak Jo!" Kali ini suara manis dari Gavin muncul. Padahal bocah itu sebelumnya sedang bermain-main dengan anak-anak Sabrina, tapi mendadak dia terpancing karena Jovano.      

Shelly yang ada di ruangan itu menatap ke suaminya. Mungkin berharap sang suami mencegah putranya?      

"Tentu saja, Gav! Anak Papa memang harus ikut, kan?" Sayangnya, Kenzo tidak paham arti tatapan istrinya. "Tenang saja, cinta... aku pasti akan menjaga putramu di sana. Dia memang harus mulai dilatih supaya kuat dan bisa menjaga dirinya." Ohh, ternyata dia paham dan kini sedang membujuk Shelly agar tenang.      

"Dan aku mana mungkin tidak ikut jika Mama juga pergi ke sana!" Kuro menimpali.      

Maka, diputuskan bahwa mereka semua yang ada di pondok akan ikut berlatih perang di alam milik King Zardakh yang menyerupai Antartika. Hanya para bocah kecil saja yang akan tetap tinggal di pondok bersama Shelly.      

-0-0-0-0-0-     

Keesokan harinya di Alam Cosmo, usai Andrea bangun setelah semalam digempur dua pria beda ras, ia melangkah keluar kamar.      

Kali ini Andrea bisa mengimbangi kekuatan dua suaminya. Semua ini berkat kembalinya kekuatan dia. Meskipun semalam ada 9 ronde pun tidak masalah untuknya.      

Bergabung dengan Shelly di dapur, ia membantu sahabatnya untuk mempersiapkan makan pagi bagi semua penduduk pondok.      

Beruntung saja pondok sudah diubah menjadi seluas mansion, sehingga bisa menampung banyak orang sekaligus.      

Tak berapa lama, satu demi satu penghuni pondok pun bermunculan keluar dari kamar masing-masing. Mereka segera berkumpul duduk di ruang makan yang luas.      

Dante juga lekas ke dapur untuk membantu Shelly.      

Ketika semua penghuni pondok sudah berkumpul di ruang makan, seluruh hidangan pun telah disiapkan, siap disantap.      

Seperti biasanya, mereka mengangguk-angguk puas dengan masakan Dante dan Shelly. Semua orang makan sampai kenyang.      

Setelah itu, Andrea dan para gadis mencuci semua perkakas kotor bersama-sama. Sedangkan para lelaki keluar untuk berlatih pedang di luar pondok.      

"Abis ini aku mo ke lembah tempat koloni siluman King Kong." Andrea meletakkan piring terakhir yang sudah dia cuci ke rak yang tersedia. Lalu ia mengelap tangannya agar kering.      

"Aku ikut." Myren juga penasaran ingin melihat Beast jenis itu.      

"Aku di pondok aja, ya Ndre. Jagain Kiran." Shelly selesai mengeringkan tangannya. Andrea mengangguk.      

Kemudian, Andrea berganti baju yang lebih pantas dan keluar dari pondok bersama Myren. "Jo, mo ikut Mama, gak? Ke tempat koloni siluman King Kong." Ia menawari anaknya yang sedang bermain bersama Alyn dan Kevon. Bocah 11 tahun itu sangat mudah berinteraksi dengan kenalan baru. Ia begitu supel.      

"Koloni siluman King Kong?" Jovano berhenti dan berpikir. "Ikut!" Ia pun pamit ke Rogard dan Kyuna untuk membawa Alyn serta Kevon, dan mengikuti ibunya.      

Andrea juga mengajak Dante dan Giorge. King Zardakh dan Kenzo juga ikut karena ingin melihat koloni itu.      

Kuro dan Shiro sudah pasti juga akan ikut kemanapun Andrea dan Dante melangkah. Rasa rindu mereka seakan belum tuntas. Untung saja semalam kedua hybrid itu tidak memaksa ikut Andrea. Sepertinya mereka paham bahwa malam hari adalah waktu kekuasaan para suami Andrea.      

Maka, rombongan kecil itu pun berjalan santai menuju ke sebuah lembah tak jauh dari sana. Andrea berjalan sambil menggandeng Kuro. Shiro melekat di sebelah Dante meski berlagak biasa, namun tetap saja bisa ditelisik bahwa dia sangat merindukan papa angkatnya.      

Alyn tertawa riang di atas bahu Jovano sembari Kevon duduk di atas punggung salah satu anak Sabrina, Mason. Bocah singa itu bertubuh paling besar dibandingkan saudara-saudaranya. Sepertinya dia termasuk golongan alpha.      

Pandangan Andrea menyapu alam sekelilingnya. Masih hijau, segar, dan membuat nyaman mata. Sama seperti terakhir dia berada di sini belasan tahun lalu.      

Tidak terasa dia sudah meninggalkan alam ini belasan tahun silam. Rasanya seperti baru kemarin saja dia dan kelompoknya menghabiskan banyak waktu mereka di alam ini.      

Andrea tersenyum kecil sambil terus berjalan. Ternyata kehidupan tidak terlalu kejam padanya. Ia masih diberi kebahagiaan berkumpul dan bertemu dengan semua teman dan kerabat tercinta. Meski sudah banyak tragedi menghantam dirinya, namun semua badai pasti akan berlalu.      

Dan kini, dia sedang berjuang dalam badai barunya, Ivy. Namun Andrea optimis akan bisa melalui badai ini tanpa air mata. Ia yakin bisa membawa pulang Ivy dalam keadaan baik-baik saja. Ia mempercayai insting dia kali ini.      

Sambil berjalan, Andrea sekaligus menceritakan kisahnya bertemu dengan para koloni siluman King Kong. Jovano mendengarkan penuh rasa takjub. Kini dia benar-benar memandang ibunya dengan cara baru.      

Tak terasa, kaki Andrea sudah menginjak lembah hijau yang indah yang memiliki banyak rongga gua di sekitarnya sebagai tempat hunian pra koloni siluman King Kong.      

"Nah, udah sampai." Andrea melebarkan senyumnya.      

"Nona Andrea? Apakah itu benar Nona Andrea?" teriak salah satu King Kong yang sedang berada di luar gua.      

"Hah? Nona Andrea?" King Kong lain berseru seraya menoleh ke rombongan Andrea. "Nona Andrea datang! Nona Andrea datang!" Ia memekik heboh.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.