Devil's Fruit (21+)

Memasuki Alam Schnee



Memasuki Alam Schnee

0Fruit 572: Memasuki Alam Schnee     
0

"Nah, karena kalian semua sudah tau ini dan itu dan sudah pula diberi perlengkapan yang memadai dan pantas, maka, sekarang kalian bisa pergi ke sana." King Zardakh setengah berseru agar menghentikan kasak kusuk semua orang.      

Orang-orang yang berkumpul di halaman belakang mansion Andrea pun mendadak diam dan menunggu.      

King Zardakh mengangkat satu tangannya dan tak lama, muncullah pusaran kabut berwarna hitam, dan dari dalam kabut tersebut, keluar sebuah kristal bulat sebesar bola basket dan warnanya putih berkilauan.      

Bola kristal putih itu juga diselimuti oleh sebuah kabut samar seperti uap es. Mungkin itu menandakan Alam Schnee memang benar-benar amat dingin.      

Lama kelamaan kabut samar yang menyelimuti bola kristal itu berputar terus dan terus semakin cepat, kemudian membentuk pusaran.      

"Nah, kalian... lekas masuklah dan tunggu rekan-rekan kalian jika sudah tiba di Alam Schnee." King Zardakh memberi komando.      

Kemudian, para prajurit Iblis yang pertama-tama maju dan mendekat ke pusaran kabut putih dingin itu. Setelah mereka, giliran kelompok Andrea. Selanjutnya, keluarga King Zardakh, termasuk Myren.      

Sebelum Myren masuk ke Alam Schnee, dia sempat bertanya ke ayahnya, "Hei, Bapak bodoh, sepertinya kau cukup mengeringkan kantung jelekmu itu untuk pelatihan ini, benar?" Ia teringat akan cincin ruang, kantung penyimpanan, dan juga anting komunikasi yang telah dibagi-bagikan sang Raja sebelumnya.      

King Zardakh mengusap keningnya yang tidak berkeringat. "Huft... kau tau sendiri lah bagaimana ayahmu yang kaya dan baik hati ini tidak pernah setengah-setengah jika melakukan sesuatu."      

Myren mendecih. "Awasi bola kristal ini, Bapak bodoh, jangan lengah, jangan mementingkan bersenang-senang sendiri di sini!"      

"Iya, anakku sayank... Ayah mengerti itu." King Zardakh mengerling ke putrinya yang masuk ke dalam pusaran. "Baik-baik kalian di sana, yah! Aku akan melakukan sesuatu di Underworld!"      

Myren berdecak acuh tak acuh ketika telinganya menangkap seruan ayahnya sebelum dia sepenuhnya dilahap pusaran kabut dingin itu dan membawa dia ke Alam Schnee.     

Di Alam Schnee, hawa dingin langsung menyeruak menerpa sekujur tubuh mereka semua tak ada basa-basi sedikitpun.      

Andrea segera berikan pil penahan hawa dingin ke semua orang. Mereka lekas saja memakan pil itu dan rasa dingin yang menusuk tulang mulai berkurang banyak.      

Tau bahwa udara masih saja terasa dingin menyengat, Andrea merogoh cincin RingGo dia dan mengeluarkan segunung pakaian dari bulu hewan. "Kebetulan aku punya persediaan banyak pakaian kayak gini. Dan... kemarin sempat bikin beberapa juga."      

"Mama memang hebat!" seru Kuro dengan mata berbinar.      

Para prajurit segera saja mengambil satu demi satu pakaian bulu Beast yang menghangatkan tubuh mereka. Selain itu, mereka juga mulai mengaktifkan kekuatan api mereka masing-masing.      

Sedangkan bagi kelompok Andrea, mereka juga sudah mempersiapkan baju hangat sendiri sewaktu di Alam Cosmo, sehingga kini mereka bisa langsung memakainya di atas pakaian kasual mereka.      

Andrea memberikan sebuah baju bulu dari beruang putih ke anaknya. Jovano menerima sambil mengucapkan terima kasih.      

"Sepertinya baju ini keren, Mom!" Jovano lekas pakai baju bulu itu dirangkapkan ke baju semula dia.      

"Tentu saja keren, Dik Jo!" Kuro yang menyahut. "Mama membuat sendiri baju-baju hangat itu! Dulu, di alam Cosmo, Mama sering membuat baju-baju hangat. Semuanya dia jahit sendiri, Dik!"      

Kuro paling bersemangat jika menceritakan kehebatan Andrea, ibu angkatnya.      

"Kuro sayank... kamu melebih-lebihkan Mama, aiihh..." Andrea berkata sambil membenarkan baju hangat yang dipakai Dante, lalu beralih ke Giorge untuk memeriksa bajunya juga.      

"Gavin, apa kamu masih terasa kedinginan?" tanya Jovano pada Gavin yang sedang dibantu memakai baju hangat oleh ayahnya, Kenzo.      

"Sedikit, Kak Jo, tapi Papa sudah membantu aku alirkan api dia. Ditambah dengan pil penahan dingin Aunty Andrea, aku jadi makin hangat!"      

Myren sudah membereskan pakaian pada anak-anaknya dan menatap sekeliling tempat mereka berada sekarang.      

Sebuah tempat yang sangat luas tanpa adanya vegetatif apapun. Hanya ada warna putih dan putih saja di sepanjang mata menatap.      

Sang Jenderal bertanya-tanya, butuh berapa lama untuk melewati padang es ini?     

Kemudian, Myren menoleh ke orang-orang di belakangnya. "Apakah kalian sudah beres dengan urusan kalian semua?" tanyanya.      

"Oke, Kak, udah!" Andrea menjawab.      

"Sudah, Jenderal!" Para anak buah Myren menyahut dengan lantang.      

"Baiklah, ayo kita mulai maju kalau begitu!" Myren mulai memberi aba-aba. "Tidak ada yang boleh terbang! Semua harus menapak ke tanah, ohh... es, maksudku!"      

Meski semua orang tertegun, namun tidak ada yang berani membantah. Mereka di sini bukan untuk berdarmawisata, namun untuk berlatih, melatih ketahanan diri mereka semua.      

Oleh karena itu, perintah larangan terbang dari Myren tentu saja akan dipatuhi meski itu terasa berat di awal pelatihan ini.      

"Ayok!" Andrea tersenyum dan mulai membawa kelompok dan keluarganya untuk memulai perjalanan panjang mereka menapaki padang gurun es ini.      

Kuro mengangguk penuh semangat dan menggandeng Jovano. Dia sangat menyukai adik angkatnya itu yang bagi dia sangat tampan. Sedangkan tangan satunya meraih tangan sang ibu angkat.      

Di sisi lain Jovano ada Dante yang juga bersebelahan dengan Shiro. Kedua bocah beda ras itu dirangkul bahunya oleh Tuan Nephilim.      

Sedangkan bahu lain Shiro dirangkul oleh Giorge.      

Semua orang antusias menjalani pelatihan ini. Memang sebuah hal yang sangat berat bagi mereka yang terbiasa hidup di tempat hangat, apalagi para iblis yang lingkungan hidupnya di Underworld yang 'tropis'.      

Mungkin hanya Voindra saja yang masih cemberut karena dia menjalani ini dengan paksaan ibunya. Namun, setiap dia mengingat hadiah yang akan dia terima jika dia mau berlatih di alam yang sangat dingin ini, bibirnya melengkung ke atas membentuk senyuman.      

Itu berbanding terbalik dengan sang kakak, Vargana, yang memang menyukai kegiatan menantang seperti ini. Sebagai penggemar Lara Croft, mana mungkin Vargana tidak bersemangat pada pelatihan demikian?      

Maka, di hamparan sebuah padang gurun es tebal di Alam Schnee, terdapat banyak titik-titik hitam yang bergerak secara bersama-sama jika dipandang oleh King Zardakh yang sedang menatap bola kristalnya.      

King Zardakh tersenyum. Untung saja dia membeli alat magis level tinggi seperti ini dari sebuah pelelangan elit. Tidak sia-sia dia sangat merogoh dalam-dalam kantung hartanya demi memiliki Alam Schnee.      

Ketika King Zardakh akan kembali ke Underworld, tiba-tiba muncul Revka dan keluarga kecilnya.      

"Yang Mulia Zardakh, apakah benar Andrea dan yang lainnya ada di alam ciptaan untuk berlatih? Aku dengar dari budakku, Ivy diculik?" Revka terpaksa mencegat sang Raja Kerajaan Orbth.      

King Zardakh terpaksa berhenti dan manatap Pangeran Djanh dan anak serta istrinya. Karena tidak mungkin menyembunyikan ini, sang Raja pun menceritakan semuanya pada mereka.      

"Aku ingin ikut masuk ke Alam Schnee!" teriak Revka. "Bisakah?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.