Devil's Fruit (21+)

Menemukan Daratan



Menemukan Daratan

0Fruit 574: Menemukan Daratan     
0

Untuk memastikannya, Myren terbang melesat cepat mencapai tempat yang tertutup salju tersebut dan ia semakin yakin bahwa itu benar-benar sebuah daratan, bukan danau atau sungai es.      

Maka, ia pun mengabarkan berita itu kepada seluruh anggota pelatihan.      

Semua orang bersorak senang karena akhirnya mereka sudah bertemu daratan, dan itu artinya mereka bisa mulai beristirahat setelah sekian lama berjalan di dinginnya cuaca ekstrim.      

Setelah tiba di daerah tersebut, semua orang segera duduk santai meski tak bisa berlama-lama karena itu adalah tanah beku yang tertutup salju.      

Sebagai jenderal, Myren kembali memeriksa sekitar sana. Ditemani oleh Ronh dan Kenz sebagai panglimanya, mereka bertiga terbang untuk meninjau daerah tersebut.      

Ternyata, setelah terbang melewati bukit es, mereka menemukan hutan yang dipenuhi oleh begitu banyak pohon pinus berbagai ukuran. Dari diameter 1 hingga 3 meter.      

"Tidak disangka di sini juga ada hutan." Myren mengusap dagunya sambil berpikir.      

"Betul. Sepertinya alam ini tidak seratus persen hanya berisi padang es saja." Ronh menambahkan.      

"Baginda Yang Mulia Zardakh pasti yang menambahkan hutan ini untuk pelatihan kita. Baginda benar-benar mengangumkan memikirkan hingga ini." Kenzo yang memuja King Zardakh pun tidak bisa menahan pujiannya untuk sang raja.      

Myren melirik Panglima Kenz dan dalam hatinya setuju akan pendapat Kenzo. "Oke, sepertinya aku paham itu bapak bodoh maunya bagaimana dengan adanya hutan ini. Aku sudah punya rencana untuk ini sekarang!"      

"Apakah kau ingin pindahkan semua orang ke sini?" tanya Ronh ingin tau.      

"Mungkin begitu. Kita lihat situasi saja." Myren menjawab santai. "Ayo kembali dulu untuk kabarkan ini ke mereka."      

Ketiga petinggi militer Kerajaan Orbth itu pun lekas melesat terbang untuk kembali ke padang es dimana banyak orang sedang beristirahat entah hanya berdiri atau duduk sebentar di hamparan salju.      

"Semuanya, berdiri dahulu. Aku punya berita." Myren berkata dengan suara mantap. Meski ini hanyalah sebuah berita biasa, namun dia ingin pasukan di bawah kendalinya bisa bersikap disiplin dan teratur.      

Semua orang segera berdiri dan menunggu perkataan Myren.      

"Aku dan dua panglima sudah meneliti sekitar sini. Dan ternyata ada sebuah hutan pinus yang tergolong luas." Myren mengungkapkan temuannya.      

Segera, semua orang di depan Myren lekas berbisik dengan orang-orang di dekat mereka, membahas mengenai ucapan sang Jenderal. Dengungan menyebar di sana dan sini.      

Myren membiarkan dulu mereka berbicara sehubungan dengan apa yang dia sampaikan. Setelah itu, dia kembali meminta perhatian semua orang. "Nah, karena ada hutan pinus, maka aku ingin agar kita ber—"     

"HOOOIIIIII!!!"      

Tiba-tiba terdengar suara lantang di belakang mereka. Lekas saja semua orang menoleh ke arah danau es yang baru saja mereka lewati.      

Terlihat di sana, ada perempuan berambut pirang pucat melambaikan tangannya penuh semangat. Seorang lelaki dewasa dan 2 bocah juga ada bersamanya.      

"Mpok kitty?" Kening Andrea berkerut. "Ngapain dia di sini?!"      

Revka mempercepat laju terbangnya sambil membawa Shona, sedangkan Pangeran Djanh membawa Zevo. Mereka tiba di tempat Andrea dalam waktu sekejap.      

"Lu ngapain ke sini, Mpok?" tanya Andrea dengan bahasa gaul. Dia memang lebih nyaman memakai bahasa apa adanya lidah lama dia jika dengan Revka. Tidak, dia tidak mengganti lidahnya dengan yang baru, hanya berganti kebiasaan berucap saja.      

"Dih, jelas aja aku harus ikut yang beginian, dong!" Revka menjawab santai sambil menurunkan Shona dari gendongannya.      

"Lu pasti ngikutin gue, ya kan? Ngaku, deh!" Andrea menatap Nyonya Nephilim penuh selidik.      

"Cih! Sori, amit-amit kalau mengikuti Cambion buluk sepertimu!" Revka bertahan.      

"Buktinya elu ada di sini, Nephilim dongo!" seru Andrea.      

"Aku hanya dengar selentingan kalau King Zardakh membuka alam pelatihan. Maka, kenapa aku tidak ikut? Dengan mengikuti kegiatan ini, akan makin mencemerlangkan bakat dan kekuatanku! Ohohoohooo..." Revka tertawa ala bangsawan. Bayangkan saja.      

"Lu ngapain juga ajak Zevzev ma Shosho?" Andrea melirik Zevo dan Shona.     

"Heh! Emangnya cuma anakmu saja yang bisa makin kuat? Anak-anakku juga gak akan kalah! Makanya kuajak mereka sekalian ke sini!" Revka beralasan. Ia tak mungkin mengatakan bahwa putra sulungnya merengek ingin ikut masuk ke Alam Schnee karena tidak ingin kalah oleh Jovano.      

Sepertinya kedua bocah itu juga diam-diam menjadi rival satu sama lain.     

Pangeran Djanh juga menurunkan putra sulungnya. Ia lekas menyapa kelompok inti Andrea dan kedua panglima serta Myren, sang jenderal.      

"Akhirnya aku bisa berjumpa dengan kalian secara nyata di depan mata sendiri." Sang Pangeran Incubus menatap kelompok Andrea seperti Kuro dan yang lainnya. Ia tidak menggubris istrinya sedang berdebat tak jelas dengan Sang Cambion.      

"Dia—" Kuro bingung mendengar ucapan Pangeran Djanh. Memangnya lelaki gagah dan tampan di depannya ini biasanya melihat mereka dari mana?     

"Dia yang bikin kalian terjebak di alam antah berantah bertahun-tahun jebot lamanya!" Andrea tiba-tiba menyambar. "Dia itu si Djanh cuwk itu!" Kini ia lebih memperjelas lagi identitas Pangeran Djanh. Kemudian perdebatan kusir antara dia dan Revka pun dilanjutkan.     

"Wooohhh! Yang sering dipanggil Djanh piiippp oleh Mama, yah!" Kuro langsung paham dan belalakkan mata beriris kuning cerahnya sambil menunjuk ke arah sang Pangeran Incubus.      

"Ara araa... ternyata dia orangnya... duh, gantengnya..." Kyuna tak bisa menahan lidahnya untuk memuji ketampanan Pangeran Djanh. Mata lentiknya berkedip genit.      

Revka segera saja meradang. "Hoi, siapa kau?! Jangan coba-coba goda suamiku, yah!" ucapnya galak pada Kyuna.      

"Hoi, kucing! Jangan bentak dia! Dia itu anggota gue!" Andrea menyahut dengan tatapan ganas. Mereka berdua pun kembali saling adu mulut tak jelas. Dasar frenemies.     

Sang siluman rubah hanya terkikik dan memeluk lengan suaminya sendiri, Rogard.      

Sedangkan sang jiwa pedang menoleh ke istrinya sambil berkata, "Sayank, jangan menyusahkan Nyonya Andrea." Dan disahut cengiran nakal Kyuna.      

Raja Naga Iblis Heilong lekas saja membungkuk penuh hormat ke Pangeran Djanh. Mana mungkin dia tidak melakukan itu jika ada bangsawan besar semacam Pangeran Djanh?      

"Melihat kalian secara nyata begini memang lebih menyenangkan ketimbang dari bola kristalku, he he..." ujar Pangeran Djanh tanpa malu.      

"Dia tukang ngintip!" seru Andrea. "Dia demen ngintip kalian semua di alam itu!"      

Pangeran Djanh terbahak mendengarnya. "Ha ha ha! Tapi aku tidak bisa mengintip kau bermesraan dengan Dante jika kalian kabur ke alam milikmu sendiri," balasnya sambil menatap nakal ke Andrea,      

Segera saja Nyonya Cambion gugup tak bisa memberi jawaban.      

"Setidaknya membiarkan kegiatan intim kami terpampang nyata di langit." Dante ternyata membela sang istri. Dia teringat insiden dirinya ketahuan memiliki affair dengan Revka sebelumnya melalui perbincangan Pangeran Djanh dan Revka di sela-sela persenggamaan mereka yang ditampilkan di langit alam itu bagai sebuah proyeksi.      

Gara-gara ulah Pangeran Djanh yang memancing Revka, Dante dan Andrea pun sempat buyar meski tadinya mereka sudah akan saling menerima perasaan masing-masing.      

Pangeran Djanh makin tergelak tak bisa menahan gelinya bila teringat momen tersebut. Ia memang terkadang licik dan tak terduga.      

"Hei, bro!" Jovano menyapa Zevo.      

"Yo, bro!" balas Zevo ke Jovano.      

Myren yang sudah menyaksikan adegan ini sejak tadi, kini menepukkan dua tangannya meminta perhatian. "Oke, oke! Stop dulu!" Semua orang mendadak berhenti bicara. "Karena ada penambahan personil, maka akan ada perubahan rencana."      

Semua orang saling berbisik. Perubahan rencana?      

Myren memanggil Pangeran Djanh, lalu mereka berdua berdiskusi sejenak di sudut, dan kemudian ia kembali ke hadapan semua orang. "Karena ada Pangeran Djanh, maka aku dan dia akan menyatukan kekuatan kami untuk membangun sebuah benteng."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.