Devil's Fruit (21+)

Pelatihan Dimulai



Pelatihan Dimulai

0Fruit 578: Pelatihan Dimulai     
0

Setelah mereka mendapatkan pil penahan dingin, Myren berucap lagi dari atas mereka, namun tidak melayang terlalu tinggi, sehingga orang-orang tak perlu sampai mendongak tinggi.      

"Ini adalah hari pertama kalian melakukan pelatihan yang sesungguhnya. Kemarin kita berjalan di atas danau es, itu hanyalah pemanasan saja. Nah, sekarang adalah inti." Myren tidak perlu menggelegarkan suaranya seperti sebelumnya.      

"Jadwal hari ini adalah... berlatih di hutan bagi Tim 1 hingga Tim 50. Kalian bisa ikuti Panglima Ronh ke hutan di dekat sini dan tunggu instruksi selanjutnya dari dia." Myren kemudian mengangguk ke Ronh yang dibalas anggukan pula oleh suaminya.      

Kemudian, sekumpulan besar prajurit iblis berjumlah 500 orang segera keluar dari benteng Pentagon Bulwark di bawah komando Panglima Ronh.      

Kerajaan Orbth memiliki 5 orang panglima yang semuanya berada di bawah pengaturan Jenderal Myren. Itulah sebabnya King Zardakh tidak begitu khawatir 2 panglima dan jenderal-nya berada di alam manusia, karena masih ada 3 panglima lainnya yang menjaga kerajaan dari serangan musuh.     

Meski sebutan panglima adalah tingkat tertinggi, namun kedudukan Myren masih jauh lebih tinggi. Myren bagaikan puncak hirarki dari kesatuan militer di Kerajaan Orbth.      

Setelah 500 prajurit tadi pergi ke hutan, kini tinggal 500 prajurit iblis yang tersisa beserta penghuni kastil. Myren akhirnya menyebut kelompok Andrea dengan Tim Blanche.      

"Tim 51 hingga Tim 100 beserta Tim Blanche... kalian akan melakukan kegiatan fisik di area sekitar benteng di bawah pengawasan Panglima Kenz. Bubar, dan laksanakan!"      

"SIAP! LAKSANAKAN!" teriak para prajurit iblis secara kompak.      

Tim Blanche menoleh dan akhirnya mengikuti dengan teriakan serupa agar tidak mendapat hukuman dari Myren.      

Panglima Kenz pun membawa keluar orang yang tersisa, memerintahkan semua orang dalam pengaturannya untuk berbaris rapi di depan benteng. Sedangkan Myren melesat ke arah hutan.     

"Nah, sekarang, dengarkan perintahku. Sesuai dengan jadwal yang diberikan oleh Jenderal Myren, kalian yang di sini, akan melakukan kegiatan fisik. Namun, pertama-tama, kita lakukan pemanasan terlebih dahulu." Panglima Kenz pun memimpin semua orang melakukan pemanasan terlebih dahulu sebelum memulai kegiatan fisik.      

Gerakan pemanasan dilakukan selama 5 menit lamanya.      

Setelah itu, Panglima Kenz kembali bicara. "Saatnya untuk latihan fisik. Tim 51 hingga Tim 100, lakukan Squat Thrust sebanyak seribu kali. Sekarang!" perintah Panglima Kenz secara tegas.     

Kelima ratus prajurit Iblis di bawah komando Panglima Kenz langsung memulai gerakan tersebut. Ini adalah latihan yang biasa mereka dapatkan di barak Underworld, maka mereka langsung bergerak lincah.      

Pertama-tama, mereka jongkok sambil menumpukan kedua tangan di tanah, pandangan ke arah depan, lalu melemparkan kaki ke arah belakang sampai lurus seperti sikap badan push up. Kemudian dengan serentak, kedua kaki ditarik ke dalam menekuk kembali ke sikap jongkok semula dan kemudian berdiri dengan cara meloncat kecil.      

Tim Blanche menyaksikan apa yang sedang dilakukan para prajurit Iblis. Ada yang merasa heran, ada yang ketakutan jika mereka harus melakukan hal serupa, ada juga yang bersemangat ingin mencoba juga.      

"Sedangkan untuk Tim Blanche! Kalian harus lakukan Squat biasa. Jongkok dan berdiri. Mulailah dengan berdiri biasa, kemudian lutut dibengkokkan, tetapi pantat jangan sampai menyentuh tumit." Panglima Kenz memperagakan gerakan itu. "Pandangan ke depan, dan juga ulurkan dua tangan ke depan pula!"      

Andrea bertanya, "Kenapa tumit gak boleh sampai nyentuh pantat?"      

"Kalau pantat sampai bersentuhan dengan tumit ketika jongkok, jika hal ini terjadi, akan mengakibatkan sakit pada pinggang atau cedera pada tulang rawan lutut akibat menyangga beban yang terlalu berat," jawab Panglima Kenz sambil terus peragakan gerakan yang benar beberapa kali. "Nah, sekarang, lakukan!"      

Tim Blanche pun melakukan seperti apa yang dicontohkan oleh Panglima Kenz. Sedangkan untuk para Beast seperti Noir, Sabrina, dan Gazum, mereka tetap harus melakukan Squat juga meski dalam tubuh binatang seperti itu.      

"Asalkan kalian tidak menyentuhkan pantat di tumit kalian, maka itu baik-baik saja. Ayo, lakukan sampai hitungan 100! Satu! Lakukan! Dua! Lebih semangat! Tiga! Pandangan lurus ke depan! Empat! Awasi pantat kalian agar tidak bersentuhan dengan tumit! Lima! Voindra, jangan lengah!" Teriakan tegas Panglima Kenz membahana di sekitar benteng sambil menghitung juga mengarahkan.      

Sementara Panglima Kenz sedang mengurus yang berada di benteng, Myren dan Panglima Ronh sudah memimpin Tim 1 hingga Tim 50 di hutan pinus.      

Myren sudah mengambil alih komando lagi dari Ronh dan berdiri di depan prajuritnya. "Kalian... akan melakukan kegiatan fisik di sini sampai petang. Istirahat hanya sekali di tengah hari. Siap?"     

"SIAP!" teriak seluruh kelima puluh tim serempak.      

"Bagus!" Myren mengangguk puas. Meski yang di hadapan dia adalah prajurit tingkat bawah, namun dia percaya bisa membuat mereka lebih kuat dari sebelumnya. Tak berapa lama kemudian, Myren mengeluarkan sebuah cincin ruang dan memberikan ke Panglima Ronh.      

Panglima Ronh menerima cincin ruang itu dan mengangguk paham. Tentu saja mereka sudah membahas jadwal hari ini tadi malam bersama Kenzo.      

Segera, Panglima Ronh mengeluarkan apa yang ada di dalam cincin ruang. Muncullah kapak sebanyak 500 buah, melayang di udara akibat kekuatan mental sang Panglima dan kemudian kapak-kapak tersebut diedarkan ke seluruh anggota tim.      

"Jadwal hari ini untuk kalian adalah... menebang pohon pinus di dekat kalian. Pinus itu berdiameter hampir sama, sekitar 2 meter. Ini memang area pinus 2 meter. Kuharap, sebelum petang, kalian sudah berhasil menebang pohon kalian. Lakukan!" titah Myren.      

Para prajurit Iblis pun segera melaksanakan perintah jenderal mereka dan memegang kapan berukuran setengah meter dengan bilah yang tidak terlalu besar.      

Jika mereka menggunakan kapak Iblis biasa, maka menebang pohon seperti itu hanya butuh beberapa kali ayunan. Namun, Myren menggunakan kapak kecil begini dengan maksud untuk mempersulit mereka meruntuhkan pohon tersebut.      

Ini adalah latihan fisik, tidak mungkin diberi kemudahan terlalu banyak. Maka, yang bisa dilakukan semua anggota tim hanyalah patuh dan tidak boleh mengeluh.      

Myren menatap puas ketika para prajurit Iblis dengan patuh pergi ke masing-masing pohon sesuai dengan barisan tim mereka dan mengayunkan kapak kecil di tangan mereka ke pohon pinus berdiameter 2 meter.      

Yakin dengan kepatuhan anak buahnya di hutan, Myren kembali melesat ke arah benteng untuk melihat tim yang berlatih di bawah kendali Panglima Kenz.      

Sampai di depan benteng, Myren menyaksikan semua anggota tim sudah melakukan kegiatan fisik untuk mereka. Tim prajurit iblis melakukan Squat Thrust 1000 kali, dan Tim Blanche melakukan Squat biasa 100 kali.      

Tak apa, ini merupakan kewajaran jika Tim Blanche diberi latihan yang masih ringan agar menyesuaikan tubuh pada latihan ini nantinya.      

"Iblis delapan ratus dua puluh sembilan! Blanche tujuh puluh empat! Terus lakukan!" teriak Panglima Kenz tanpa salah menghitung meski ada dua jenis latihan secara bersamaan. "Jangan kira aku tidak menghitung! Aku tidak akan melewatkan hitungan satu pun untuk kalian!"      

"Ouughh... kakiku terasa akan patah!" Voindra ingin menangis.      

"Voindra! Terus lakukan dan jangan banyak mengeluh!" teriak Panglima Kenz mendengar keluhan anak bungsu Myren. "Iblis delapan ratus tiga puluh enam! Blanche tujuh puluh sembilan!"      

Myren mengagumi Kenzo yang mampu memecah perhatiannya menjadi dua dan bisa tepat menghitung semuanya. Ia berjalan ke arah Tim Blanche.      

Voindra yang mengetahui ibunya datang, langsung merengek, "Mama, aku akan pingsan. Ma... aku segini saja, yah..." Wajah cantiknya merah padam karena aktivitas berat yang menyebabkan darahnya dipompa mengalir lebih deras ke seluruh tubuh.      

"Lakukan dengan benar, Voi!" tegas sang ibu dengan raut tegas. "Jangan banyak merengek! Di sini aku adalah pemimpin kalian semua! Bukan teman kalian, bukan saudara kalian, tapi pemimpin tertinggi tim!" Kemudian menatap tajam bungsunya. "Voi, aku adalah ibumu setelah petang nanti. Ingat itu!"      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.