Devil's Fruit (21+)

Perlakuan Berbeda



Perlakuan Berbeda

0Fruit 583: Perlakuan Berbeda     
0

Saat sinar matahari sudah lebih terik daripada sebelumnya, itu menandakan tengah hari di Alam Schnee.      

Waktunya istirahat.      

Myren menyuruh kedua panglimanya untuk menghentikan kegiatan mereka dan itu disambut helaan napas lega semua tim, entah yang di hutan maupun di depan benteng.      

Di masa istirahat begini, Myren membagi-bagikan Buah Energi Roh ke semua tim. Masing-masing orang mendapatkan 1 buah, dan nanti jika petang menjelang, kegiatan pelatihan akan disudahi dan akan menerima 1 Buah Energi Roh lagi.      

Sang Jenderal berencana seperti itu, dan Andrea tidak keberatan sama sekali. Masih ada banyak sekali Buah Energi Roh yang ada di kebun Alam Cosmo. Apalagi, ini semua untuk memuluskan rencana penyelamatan pada Ivy, anak bungsu tercintanya.      

Meski Ivy tidak terlalu mengakrabkan diri pada ibunya, namun Andrea tetap mencintai dan juga menyayangi si bungsu, terlepas apakah Ivy suka atau tidak padanya. Seorang ibu tetaplah seorang ibu.      

Myren hanya memberikan waktu istirahat selama setengah jam saja. Mereka hanya diperbolehkan makan Buah Energi Roh. Andrea tidak boleh makan selain itu bersama Tim Blanche-nya.      

Tidak apa, meski berbentuk buah, namun Buah Energi Roh cukup mengenyangkan dan memuaskan dahaga pula.      

Selesai waktu istirahat, semua tim kembali menjalani latihan di bawah pimpinan kedua panglima, Ronh dan Kenz. Myren hanya bertindak sebagai pengawas di kedua tempat.      

"Tim 1 sampai 50, apakah kalian sudah menebang semua pohon kalian?" tanya Panglima Ronh.     

"Sudah, Panglima!" jawab mereka serempak.      

"Bagus. Julurkan cincin ruang kalian dan biarkan aku memeriksa isinya untuk menghitung berapa pohon yang berhasil kalian tebang." Sang Panglima pun segera berjalan dari satu prajurit ke prajurit lainnya untuk memeriksa jumlah pohon pinus yang sudah ditebang para prajurit di hutan.      

Myren melipat kedua tangan di depan dada dan menonton jalannya pemeriksaan. Tak berapa lama, semua data sudah terkumpul dalam benak Ronh dan telah dituangkan ke sebuah memo ajaib melalui kekuatan mentalnya.      

Memo itu diserahkan ke Myren.      

Jenderal wanita Kerajaan Orbth pun mengangguk dan memeriksa memo dari suaminya. Kemudian dia mengumumkan kesepuluh prajurit Iblis yang berhasil keluar sebagai penebang terbanyak hari itu.      

"Panglima Ronh, data juga para pemenang itu, apa energi kekuatan elemen mereka." Myren menyerahkan kembali memo itu ke suaminya.      

"Siap, Jenderal!" Panglima Ronh menerima memo dan menunduk hormat.      

"Laksanakan latihan selanjutnya, Panglima." Myren rupanya bersiap untuk pindah ke tempat lain.      

"Siap laksanakan, Jenderal!" ucap Ronh sambil mengangguk mantap. "Nah, kalian... sekarang... gunakan kekuatan elemen kalian untuk menghancurkan atau memusnahkan atau menebas pohon kalian. Bukan pohon yang ada di dalam cincin ruang, tapi yang ada di depan kalian semua. Laksanakan!"     

"Baik!" Semua prajurit menjawab dan mulai mengerahkan kekuatan elemen milik mereka masing-masing.      

Ada yang berkekuatan elemen angin, dia mengerahkan energi anginnya dan membentuk pisau angin untuk menebas pohon itu. Dalam waktu sekejap, pohon pun tumbang.      

Sedangkan yang berkekuatan elemen api, dia cukup mengeluarkan apinya untuk menghanguskan pohon bagiannya.      

Begitu juga yang berelemen petir, air, tanah, logam, magma, kristal... mereka semua mengerahkan kekuatan elemen mereka untuk menumbangkan atau menghancurkan pohon-pohon di depan mereka.      

"Jika sudah hancur atau tumbang, ulangi lagi setelah pohon tumbuh kembali!" titah Panglima Ronh. Kali ini, dia tidak akan menghitung berapa banyak pohon yang bisa dihancurkan masing-masing prajurit.      

Itu karena... elemen seseorang itu berbeda-beda dan unik. Maka kalau diberi peringkat, akan ada kecemburuan dan menganggap elemen orang lain lebih rendah atau tinggi dari elemen dia. Ronh tidak mau itu terjadi.      

Maka, dia hanya memerintahkan semua prajurit untuk memusnahkan pohon hingga tak bersisa sampai petang nanti. Misalkan yang berkekuatan elemen angin, maka harus menghancurkan pohon sampai berkeping-keping dengan anginnya.     

Ini bertujuan untuk makin mengasah kekuatan elemen para serdadu. Semua hal yang dilatih terus menerus pasti akan menjadikan itu sebuah penguatan kekuatan.      

Di tempat lain, di depan benteng, Myren sedang mendapati para Tim Iblis sedang melakukan pukulan Hook sebanyak 2.000 kali untuk masing-masing tangan. Sebelumnya mereka sudah melakukan pukulan Jab.      

Semua prajurit Iblis sangat bersemangat melatih pukulan Hook mereka meski menggunakan sarung tangan besi seberat 50 kilogram.      

Dengan adanya kalung penghitung otomatis, mereka tidak perlu menunggu hitungan dari Kenzo. Mereka bisa bergerak secepat yang mereka bisa.      

"Ayo, lakukan yang benar! Gerakkan sikumu yang betul! Jangan asal-asalan! Dengarkan apakah kalung kalian berbunyi beep untuk menandakan kelayakan gerakan kalian!" Kenzo berseru untuk para prajurit Iblis.      

Kemudian, Myren melirik ke arah satunya, dimana Tim Blanche melakukan latihan yang berbeda dari Tim Iblis.      

Tim Blanche harus melakukan lari bolak balik atau disebut Shuttle Run dengan jarak yang ditetapkan oleh Kenzo.      

Karena salju di sana tidak tebal, itu memudahkan mereka untuk berlari cepat tanpa membuat kaki terbenam.      

"Blanche! Lari yang benar! Kalian harus lari dan menyentuh tonggak yang aku pasang! Kalau tidak, kalung kalian tidak akan berbunyi beep! Ayo, lakukan 500 putaran! Semakin cepat kalian menyelesaikan, maka semakin cepat kalian mendapatkan istirahat!" Kenzo berteriak lagi untuk memberi semangat Tim Blanche.      

Myren bisa melihat seluruh anggota Tim Blanche sudah berusaha dan berlari dengan seluruh semangat mereka. Bahkan Voindra, putri bungsunya terlihat menggertakkan gigi menahan lelah dan sakit untuk terus berlari.      

"Tim Blanche, setelah kalian berlari 200 kali bolak balik, kalian boleh istirahat 5 menit lalu teruskan lagi." Myren memberikan kelonggaran sedikit pada Tim Blanche.     

Keputusan Myren ini sangat disyukuri seluruh anggota Tim Blanche. Mereka mulai pusing karena harus berlari bolak balik tanpa henti sejauh 50 meter.      

Tim Iblis yang mendengar jenderal mereka memberikan sedikit kelonggaran pada Tim Blanche, agak iri serta cemburu dengan bedanya perlakuan.      

"Lihat, Tim Blanche dimudahkan oleh Jenderal..." bisik salah satu Iblis sambil terus melakukan pukulan Hook.      

"Yah, mau bagaimana lagi... di sana ada anak dan keluarga Jenderal. Aku pun jika di posisi Jenderal, akan melakukan hal serupa," balas temannya.      

"Tapi bukannya Jenderal sudah berjanji untuk memperlakukan sama pada kita semua tanpa memandang apapun?" Iblis lainnya berbisik ikut protes.      

"Heh, kalian lupa? Kita ini kan prajurit yang sudah terbiasa hidup keras di barak. Sedangkan mereka bukan prajurit keras seperti kita! Kenapa itu harus kalian keluhkan?" Iblis lainnya lagi menimbrung.      

"Ahh, benar juga katamu. Mereka pasti baru kali ini melakukan latihan seperti ini!"      

"Bahkan kemarin anak bungsu Jenderal sampai menangis dan merajuk!"     

"Nah! Karena kita ini lebih kuat dan berpengalaman, untuk apa iri dengan mereka?"     

"Ahh, kau benar juga! Kau benar juga!" Rekan Iblis lainnya menyahut, dan akhirnya semua yang tidak puas dan iri lekas paham dan mau menerima.      

Kenzo hanya melirik mereka tanpa berniat menegur. Toh, mereka akhirnya tersadar sendiri tanpa dia perlu ikut campur bicara.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.