Devil's Fruit (21+)

Kondisi Ivy



Kondisi Ivy

0Fruit 585: Kondisi Ivy     
0

Setelah perjuangan melelahkan, akhirnya Revka menyelesaikan semua hitungannya dengan penuh perjuangan. Dan dia juga peringkat terakhir di Tim Blanche.      

"Haahh! Haahh! Haaahh!" Wanita Nephilim itu merasakan napasnya hampir keluar berlari juga dari raganya. "D-Djanh! Gendong aku! Haahh! Haahhh!" pekiknya pada sang suami.      

Pangeran Djanh terkekeh geli melihat istrinya tampak kepayahan begitu. Ia menyodorkan Buah Energi Roh bagian Revka yang tadi dibagikan oleh Kenzo, lalu membopong ala bridal istrinya dan memasuki Kastil Blanche. "Aku akan merawat istriku dulu, sampai bertemu besok."      

Semua orang melongo. Namun akhirnya para orang dewasa pun paham.      

Sedangkan Revka yang sangat lebih paham kode dari suaminya segera berontak dan marah-marah. "Djanh sialan! Aku ini kecapekan! Aku sudah hampir mati! Napasku sudah diujung! Kakiku nyaris patah!"      

"Kitty honey, bagaimana mungkin napasmu berada di ujung dan kakimu nyaris patah? Lihat, kau bisa mengomel panjang lebar sambil kakimu menendang-nendang udara begitu aktif bersemangat. Fu fu fu... ayo, aku beri kau napas tambahan sekaligus banyak Buah Energi Roh. Kau akan sekuat Ratu Amazon nantinya..." Pangeran Djanh menyahut sambil terus melayang ke dalam benteng.      

"Sekuat Ratu Amazon?" Revka kerutkan dahi. Matanya berkedut. "Ja-jadi kau pernah dengan Ratu Amazon, heh?! SIALAN! KAU IBLIS SIALAN! MATI SAJA SANA KAU!" raung sang Nephilim semakin menjadi-jadi yang disahut gelak tawa suaminya.      

"Mama... kenapa Tante Revka tidak mau dirawat suaminya? Bukankah itu menguntungkan dia?" tanya Kuro pada Andrea. "Dirawat saat lelah, berarti dipijat, iya kan?"     

Nyonya Cambion berjengit kaget mendengar pertanyaan polos anak angkatnya. "A-anu... mungkin Tante Revka kurang menyukai pijatan suaminya. Mungkin terlalu keras..."      

"Ahh, tidak seperti pijatan Mama pada Papa dulu, yah! Itu tuh... ketika aku masuk ke kamar Papa dan melihat Mama sedang duduk di atas Papa dan kalian semua tidak memakai baju, kata Kak Kyuna, itu Mama sedang memijat Papa, dan pijatan suami istri harus tidak boleh pakai baju." Dengan sangat lugunya, Kuro memaparkan kejadian dulu kala di Alam Cosmo.      

Semua orang yang mendengar celetukan lugu Kuro hanya bisa melongo. Sedangkan Andrea... sudah gemetaran mulutnya saking tidak tau harus menjawab apa. Ia teringat insiden ketika Dante meminta Andrea untuk duduk di atasnya sambil menggesekkan kedua bagian intim mereka tanpa dimasukkan.      

Ketika itu... Andrea sudah mulai intim dan mesra pada Tuan Nephilim.      

"Aaa!" Raja Naga Iblis Heilong yang pertama-tama memecah hening. "Nak! Itu... itu..."     

"Mama kamu memang selalu begitu jika melakukan pemijatan sayang pada Papamu ini, Kuro..." Dante lekas menyambar dan menepuk bahu anak angkatnya. Wajahnya begitu kalem saat mengatakan itu.      

"Ckckck... rupanya Rea pandai memijat." Giorge pun ikut berkomentar. "Rea, rasanya aku juga harus merasakan pijatan suami istri milikmu. Aku lelah sekali, Rea. Oh tidak, rasanya tubuhku remuk. Dante, bisakah kau membopongku masuk?"      

"Membopong terlalu lama, Gio," sahut Dante dengan senyum palsu. "Bagaimana kalau kulempar saja agar lebih cepat sampai di kamar?"      

"Ahh Dante, kau ini tidak mesra padaku..." goda Giorge sambil kedipkan satu matanya ke Tuan Nephilim.      

"Nikahi dulu aku dan tumbuhkan dada yang lebih besar jika ingin aku mesra padamu, Gio..." balas Dante disertai seringai.      

"STOP!" Andrea lekas saja menengahi. Di sekitar mereka banyak anak kecil. Bagaimana bisa dua lelaki itu malah bicara omong kosong ngawur begitu? "Kalau kalian masih ngomong ngaco gitu lagi, jangan harap bisa tidur di kamar!" Dan ia pun lekas melesat ke dalam benteng.      

Dante dan Giorge terkikik bersama-sama, kemudian mereka mengikuti Andrea, masuk ke benteng.      

"Papa dan Om Gio rukun, yah!" Kuro tersenyum.      

"Bodoh, dia bukan Om!" sergah Shiro. "Dia juga Papa!"      

"Tidak mau! Papaku tetaplah Papa Dante!" kilah Kuro.      

"Sudah, sudah..." Jovano menengahi sambil merangkul keduanya. "Aku memanggil mereka Daddy dan Poppa. Artinya sama dengan Papa."      

"Ohh, kalau begitu... Ayah saja!" cetus Kuro sambil tersenyum lebar. "Dan kau..." Ia menunjuk ke Raja Naga Iblis Heilong. "Kupanggil Fuchin saja, oke?"      

Sang Raja Naga tidak bisa protes, karena Fuchin juga berarti ayah dalam bahasa Cina. "Baiklah, baiklah, anak pintar... panggil aku Fuchin mulai sekarang, yah!"      

"Kau!" Kuro menunjuk ke Shiro. "Panggil dia Fuchin mulai sekarang! Dan panggil Ayah ke Om Gio!"      

"Kau pikir kau ini siapa? Cih!" Shiro menolak.      

Dan duo hybrid itu pun mulai perdebatan dengan ditengahi oleh Jovano sambil mereka masuk ke dalam benteng.      

.     

.     

.     

Malam hari, semua prajurit sudah menerima Buah Energi Roh beserta dengan Inti Kristal sesuai dengan kekuatan elemen mereka masing-masing.      

Tim Blanche juga mendapat keduanya.      

Andrea kali ini menginginkan sebuah makan malam. Dante menyanggupi ketika istrinya menginginkan hal itu. Maka, Tim Blanche berkumpul di area kosong tengah kastil untuk mendirikan ruang makan besar sambil menyantap hidangan yang dimasak oleh Tuan Nephilim.      

Suasana selalu meriah di Kastil Blanche. Makan daging diiringi berbagai minuman seperti jus buah, soda, dan anggur. Untuk anggur, hanya para dewasa yang diperbolehkan minum.      

"Mom, kau tidak lupa menulis surat ijin pada guruku, kan?" Jovano bertanya usai meneguk soda-nya. Ia sudah selesai makan.      

"Tentu ajalah... kau bisa tenang, Jo. Mama udah ngurus semuanya. Ijin untukmu dan Ivy." Andrea menyahut beserta senyum cemerlang. Tapi setelah ia menyebut Ivy, mukanya suram seketika. "Ivy... apa yang sedang terjadi pada dia di sana... Ivy... Ivy..." Dan ia pun menangis.      

Giorge lekas memasukkan kepala Andrea ke pelukannya, sementara Dante mengusap-usap punggung istrinya.      

"Sudah, sudah... jangan terlalu berpikiran buruk tentang Ivy. Yakinlah bahwa dia kuat di sana, dan sedang menunggu kita." Dante membujuk. Ini juga berlaku untuk Giorge yang sering sedih bila teringat putrinya.      

.     

.     

.     

Di tempat yang penuh salju dan es abadi, di sebuah penjara bawah tanah, seorang gadis cilik sedang diekstraksi oleh beberapa orang tua.      

Tubuh gadis itu melayang di udara dan cahaya berwarna merah menyelimuti dirinya sembari aliran energi aneh keluar dari tubuh kecilnya tatkala semua orang-orang tua itu terus menembakkan cahaya energi mereka.      

Gadis itu adalah Ivy, yang sudah sekian hari disekap di bawah Antartika. Ia hanya bisa menjerit kesakitan ketika energi Nevimbi-nya disedot keluar dari dirinya.      

Suara jeritan dan erangan menghiasi suasana penjara bawah tanah Antartika.      

Jika Andrea dan Giorge menyaksikan ini, mereka takkan mungkin bisa diam satu detik pun tanpa menerjang menyelamatkan Ivy.      

Namun, ternyata gadis cilik itu masih terus bertahan dan menggigit gerahamnya kuat-kuat melawan segala rasa sakit di tubuhnya. Ia menatap satu demi satu para tetua Vampir penuh dendam.      

Ivy sudah terlalu lelah untuk menjerit memohon agar dilepaskan dan dibebaskan. Mereka yang di ruangan itu seolah menulikan telinga dan tetap menyedot keluar hawa energi Nevimbi dia tanpa memerdulikan raungan dan jeritan kesakitan Ivy.      

Ivy yang malang, gadis sekecil itu sudah harus merasakan sebuah rasa sakit hebat.     

-0-0-0-0-0-     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.