Devil's Fruit (21+)

King Zardakh Bagi-Bagi Hadiah



King Zardakh Bagi-Bagi Hadiah

0Fruit 594: King Zardakh Bagi-Bagi Hadiah     
0

Kini, setelah menerima majalah khusus dari Pangeran Djanh, Gazum bisa lebih tenang dan memuaskan hasratnya tanpa mencoba memakai figur orang-orang di sekelilingnya. Dia tidak ingin menjadi burung panggang.      

Maka, dengan bantuan majalah tadi, ia bisa bebas bertingkah bagai maharaja sultan yang memiliki istana harem di alam mimpi.      

Istana Harem ilusi milik Gazum berisi banyak wanita cantik dari berbagai belahan dunia. Yang berwajah Eropa, Asia, bahkan juga Afrika. Semuanya diundang dan 'ditawan' oleh Gazum di istana haremnya.      

Raja Naga Iblis Heilong juga lega karena Gazum tidak bertindak tak tau malu lagi dengan menghadirkan orang-orang yang dikenal di alam mimpi ilusi. Bahkan dia sempat mencurigai jika Gazum mendatangkan anaknya, Kuro, ke alam mimpi. Ia takkan memaafkan si rajawali angin jika berani berbuat demikian!      

Seminggu ini terlewati lagi dengan aman dan damai. Para tim sudah merasakan kekuatan mereka bertambah, dan mereka makin bersemangat menjalani pelatihan ini.      

Seperti biasa, di akhir minggu, ada hari libur untuk mereka yang bebas dihabiskan untuk apapun sesuai kemauan mereka.      

Raja Naga Iblis Heilong dan Gazum tentu saja menghabiskan waktu dengan tidur dari malam melewati pagi sampai tentunya akan bangun besok paginya.      

Kuro dan Shiro geleng-geleng kepala menyaksikan kekompakan aneh yang terjadi pada kedua pria yang satu kamar dengan mereka.      

Namun, duo hybrid itu tidak banyak meributkan itu dan hanya berjalan keluar dari kamar untuk menghampiri kumpulan bocah lainnya.      

Para bocah sudah berencana untuk menjelajah sekitar benteng bersama-sama.      

"Kalian harus memakai anting komunikasi. Semuanya!" tegas Myren.      

"Sudah, Ma. Kami sudah pakai sejak pertama menginjakkan kaki di alam ini." Vargana memutar bola matanya.      

"Baguslah kalau begitu. Dan kalian harus lekas melapor jika ada kejadian yang membahayakan kalian, mengerti?" Andrea ikut berbicara. Kebetulan dia dan Myren sedang berada di luar kamar dan mendapati kumpulan bocah hendak pergi. Dia baru saja mengirim Kenzo, Sabrina, dan Noir ke alam Cosmo.     

"Jangan khawatir, Mom, kami tau apa yang harus kami lakukan. Percaya saja pada kami dan sana kalian para dewasa lakukan kegiatan rutin kalian di hari libur ini, meladeni pasangan kalian masing-masing." Jovano mengerling nakal ke ibunya.      

"Hei!" Andrea merah padam malu, apalagi beberapa bocah terkikik seolah paham makna ucapan Jovano. Dan ia pun teringat bahwa pikirannya bisa terhubung ke anak sulungnya. Astaga! Seketika Andrea malu luar biasa!      

"Ha ha ha, santai saja, Mom. Aku sudah tidak terkejut mengenai itu." Jovano pun melenggang santai sambil lambaikan tangan meninggalkan sang ibu yang masih malu. Semua bocah pun mengikutinya.      

"Grrhh... anak itu!" Andrea menggigit gerahamnya. Kemudian, dia dan Myren pun mulai masuk ke kamar masing-masing untuk melakukan aktivitas seperti yang diduga oleh Jovano.      

Di luar dugaan, King Zardakh muncul di barak para prajurit Tim Iblis.      

"Yang Mulia!"      

"Salam, Baginda Raja kami!"      

Para prajurit Iblis pun lekas menjatuhkan diri ke tanah untuk bersujud di hadapan raja mereka.      

"Ha ha ha... kalian begitu sigap. Sangat sesuai sebagai prajurit kerajaanku." King Zardakh mengelus-elus jenggot imajiner di dagunya. Aku ingin kalian berbaris di lorong ini sekarang."      

"Baik! Segera laksanakan!" serempak Tim Iblis di lantai itu.      

Maka, semua Tim Iblis pun mulai keluar dari kamar mereka dan berbaris rapi di depan kamar masing-masing menunggu instruksi dari raja mereka.      

Ternyata, King Zardakh tidak memerintahkan apa-apa pada mereka. Dia justru membagikan mutiara ilusi seperti yang diberikan pada Raja Naga Iblis Heilong dan Gazum.      

"Gunakan ini untuk memenuhi hasrat terpendam kalian. Kalian bisa bayangkan siapapun yang kalian inginkan. Tapi ingat, jangan sekali-kali membayangkan anak-anak dan para cucuku. Ingat itu, atau kalian akan menemui konsekuensi yang lebih mengerikan daripada kematian." King Zardakh melambaikan tangannya dan banyak mutiara muncul yang kemudian masuk ke kepala para serdadunya.      

"Kalian hanya butuh tidur dan membayangkan siapapun yang kalian mau, kecuali anak dan cucuku." Kemudian, King Zardakh pun berkeliling di empat lantai benteng Pentagon Bulwark untuk membagikan mutiara tersebut.      

Para prajurit luar biasa senang mendapatkan mutiara itu. Mereka lekas mengucapkan terima kasih berkali-kali sambil menyentuhkan dahi mereka ke tanah dan kemudian lekas masuk ke kamar masing-masing untuk menjajal kemampuan mutiara itu.      

"Jangan bayangkan anak dan cucu Tuan Raja... jangan bayangkan mereka..."      

"Jangan sampai membayangkan anak dan cucu Baginda..."      

Masing-masing prajurit Iblis menggumamkan itu bagai sebuah mantra penting untuk keberlangsungan nyawa mereka.      

"Jangan bayangkan anak dan cucu Yang Mulia... ahh, aku bayangkan istri temanku saja! Ha ha!"      

"Ehh, awas saja kalau kau berani bayangkan istriku!"     

"Hoi, jangan juga bayangkan pacarku, oke! Aku kebiri kau nanti!"      

Setelah keadaan cukup riuh di kamar masing-masing prajurit Iblis, tak berapa lama, suasana sunyi pun menyelimuti benteng Pentagoh Bulwark.      

Hanya lantai atas dari Kastil Blanche saja yang memiliki aktivitas panas dengan suara-suara spesial meski sudah terhalang oleh mantra kedap suara mereka.      

King Zardakh tersenyum puas. Sebagai raja, ia ingin para prajuritnya puas akan dirinya dan membuat mereka lebih setia lagi padanya. Tidak mengapa merogoh kantung lebih dalam untuk membelikan mereka ratusan mutiara asalkan hasilnya sepadan.      

Sementara benteng sunyi, King Zardakh pun melayang santai mencari para bocah yang sedang berkelana menjelajahi Alam Schnee.      

Sebenarnya King Zardakh heran juga kenapa para bocah itu malah ingin menjelajahi Alam Schnee yang masih asing. Namun, Yang Mulia Raja Orbth itu juga kagum akan tekad baja bocah-bocah itu. Apalagi ada cucu kebanggaan dia di sana, Jovano.      

Maka, sang raja pun diam-diam ingin mengikuti para bocah itu dan ingin mengetahui apa saja yang akan dikerjakan para bocah di alam liar Schnee.      

Di sebuah tempat jauh dari benteng, para bocah sudah mengenakan baju hangat dan telah menelan pil penahan dingin pula untuk pergi menjelajahi daerah sekitar benteng.      

Minggu kemarin, mereka sudah menjelajahi hutan yang digunakan tempat berlatih para prajurit Iblis. Kini, mereka ingin lebih jauh dari itu.      

Jovano menganjurkan agar mereka berjalan ke arah hutan dan terus menyusuri sana untuk mengetahui bagaimana kedalaman hutan. Karena jika berlawanan arah dengan hutan, maka mereka akan tiba di danau es beku seperti pertama kali mereka tiba di sini.      

King Zardakh terus saja mengikuti mereka tanpa para bocah itu tau.      

Ketika rombongan bocah itu mulai memasuki kedalaman hutan, tiba-tiba saja muncul beruang es yang tinggi besar menghadang mereka. Tinggi dari beruang berbulu putih itu mencapai 4 meter. Sangat besar dan menakutkan.      

"J-Jo! Bagaimana ini? Apakah kita panggil orang dewasa saja?" Voindra beringsut menempel ke Jovano. Gavin mengikuti.      

"Jangan! Kita coba lawan dia!" tegas Jovano. "Apa gunanya kita berlatih dua minggu ini jika masih gentar pada hewan ini. Ayo!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.