Devil's Fruit (21+)

Kemunculan Gerombolan Serigala



Kemunculan Gerombolan Serigala

0Fruit 596: Kemunculan Gerombolan Serigala     
0

"Groaaaarrrhhh..." Beruang itu meraung keras seiring terbukanya dada, leher, dan perutnya oleh tebasan Zevo, Shiro dan Kuro secara bersamaan.      

Usai meraung keras, monster beruang pun rubuh di tanah dengan darah menghiasi salju yang melapisi tanah, begitu kontras.      

Tak lama kemudian, beruang besar itu tidak lagi bergerak.      

Para bocah itu pun tidak lagi mengubris monster tersebut dan segera melesat ke arah Vargana yang sedang ditopang oleh Voindra untuk duduk.      

"Va! Kamu gak apa?" tanya Jovano dengan raut cemas luar biasa. Dia tidak ingin acara jalan-jalan ini malah berujung pada insiden apapun.      

Wajah Vargana kuyu dan memaksakan diri untuk tersenyum meski bibirnya mulai memucat.      

"Lengan Kakak terluka parah!" sahut Voindra dengan pilu. "Lengannya kena cakar dari beruang brengsek itu!" Ia mulai terisak sedih dan juga takut.      

Semua mata beralih ke lengan kanan Vargana, dan di sana memang ada luka menganga yang terlihat mengerikan. Dagingnya mencuat keluar dan darah tidak berhenti mengucur.      

"Sepertinya cakar beruang itu mengoyak otot deltoid Vargana." Jovano meneliti dengan seksama melalui mata telanjangnya. Meskipun dia masih kelas 5 SD, tapi kejeniusan dia menyerupai ibunya. Ia bisa mengetahui apa saja yang terjadi pada lengan sepupunya.      

"Tunggu!" Kuro maju dan merogoh cincin ruangnya. "Kalau tidak salah aku masih punya sedikit Pil Jiwa Dewa yang dibuat Mama, Jo!" Begitu pil itu dikeluarkan oleh Kuro, segera saja bau tajam herbal namun menenangkan indera penciuman itu pun muncul.      

Pil sebesar telur puyuh yang berwarna putih berkilauan bagai dilapisi berlian itu mempunyai khasiat hebat seperti menumbuhkan tulang yang patah dan daging yang hilang dalam waktu singkat. Karena kehebatan pil yang sangat menentang aturan langit, maka pil itu sangat diperebutkan oleh banyak ras yang memahami khasiatnya.      

"Cepat, telan pil ini!" Kuro menyodorkan pil itu ke Vargana.      

"Tapi... ini pasti pil yang berharga, ya kan?" sahut Vargana dengan suara lemah. Ia masih ragu-ragu menerimanya.      

"Jangan berpikir terlalu jauh, yang penting, kau sembuhkan itu dulu sebelum kita kembali ke benteng agar mama kamu tidak cemas!" Kuro memaksa dan kian majukan sodoran tangannya ke depan wajah Vargana. "Tenang saja, Mama Andrea bisa membuat ini lagi lebih banyak! Percaya lah!" Si hybrid hitam itu tersenyum tulus.      

"Baiklah..." Akhirnya, Vargana mau juga menerima pil dari tangan Kuro. Ia memandangi sejenak pil sebesar telur puyuh warna putih berkilau di jarinya.      

"Jangan khawatir. Karena itu pil alkemia, maka kau takkan kesulitan menelannya. Ia akan langsung larut begitu bersentuhan dengan air liurmu. Dan pasti akan lekas masuk ke tenggorokanmu sangat lancar! Begitulah kehebatan pil alkemia!" Kuro terkekeh sambil menjelaskan.      

Vargana menatap Kuro dan sang adik bergantian.      

Voindra mengangguk tanda dia ingin kakaknya menjajal obat yang konon sangat mujarab itu.      

Happ!      

Glekk!     

Vargana menelan pil itu. Dan ternyata ucapan Kuro bukanlah omong kosong belaka. Pil itu segera saja lumer begitu menyentuh lidah basahnya dan segera masuk ke tenggorokan dia.      

Semua bocah menanti dalam sunyi sambil ingin mengetahui perkembangan Vargana.      

Tiba-tiba, tendon dan otot yang rusak akibat cabikan cakar monster beruang, berangsur-angsur menyatu kembali dan bahkan tampak daging yang tumbuh sedikit demi sedikit dan saling merekat satu sama lain serat-seratnya yang tadinya berpisah.      

"I-ini..." Vargana sendiri terlalu takjub melihatnya sampai-sampai dia tidak bisa melengkapi kalimatnya.      

Bocah lainnya pun sama takjubnya dengan Vargana.      

"Woaahhh! Pilnya sudah bereaksi!" seru Kuro.      

"Pil yang gila!" Zevo juga berseru kagum.      

"Tidak kuduga ada hal begini di dunia ini." Shona yang pendiam pun tidak bisa menahan lidahnya untuk berkomentar.      

"Jo, mama kamu sangat hebat! Dia bisa membuat barang seperti ini!" Voindra mengusap lelehan air mata di bawah kelopak matanya sambil uraikan senyum lega dan bahagia melihat lengan kakaknya berangsur-angsur sembuh. Tadinya dia sudah panik jika lengan sang kakak akan cacat.      

"Auntie Andrea memang hebat!" Gavin menepuk lengan Jovano.      

Sulung dari Putri Cambion itu hanya ulaskan senyum dikulum. Antara lega karena lengan Vargana sembuh, dan juga rasa bangga yang membuncah akan ibunya.      

Yeah... ibu yang biasa dia olok-olok itu ternyata memang sehebat rumor yang dia dengar.      

"Hei, putih kusam, apa kau masih punya salep dari Mama?" Kuro menanya ke Shiro yang berdiri diam sejak tadi.      

"Entah," jawab Shiro singkat sambil angkat dua bahu.      

"Makanya cari, tolol! Jangan diam saja seperti idiot!" bentak Kuro.      

Shiro mendecih. Ia pun meraba ke dalam cincin ruangnya dan mengeluarkan sebuah kotak dari giok dan menjulurkannya. "Ini?"      

Tangan Kuro lekas menyambar kotak giok kecil seukuran kepalan tangan dan membukanya. "Ahh, syukurlah masih ada separo."      

"Itu apa?" tanya Voindra penasaran akan benda berbentuk seperti bubur pasta berwarna hijau di dalam kotak giok itu.      

"Ini pasta obat, buatan Mama Andrea juga! Dulu, sebelum keluar dari alam Cosmo, Mama meninggalkan banyak Pil Jiwa Dewa seperti yang tadi dan pasta obat seperti ini pada kami agar kami bisa menyembuhkan diri jika terluka saat Mama tidak ada." Kuro menjelaskan singkat sambil ambil pasta itu menggunakan sebuah sendok khusus dan mengoleskan ke sayatan luka di lengan Vargana.      

"Apa fungsinya?" tanya Gavin.      

"Ini seperti lem yang bisa merekatkan daging yang tersayat dengan cepat, membantu kinerja pil tadi. Supaya nantinya lengan Vargana akan kembali mulus tanpa bekas! He he..." Kuro mengoleskan pasta obat itu pelan-pelan di sekujur sayatan lengan Vargana yang mulai menutup namun masih berbekas.      

"Wow! Obat ajaib lagi!" Voindra sampai terpekik senang. "Lengan Kakak akan kembali seperti sedia kala!" Ia bertepuk tangan senang.      

"Jika salep obat ini dijual di dunia manusia, aku yakin akan menghasilkan banyak sekali uang!" Gavin menambahkan. Semua mengangguk setuju. "Kak Jo, mamamu benar-benar luar biasa hebatnya, yah!"      

Jovano menorehkan senyumannya. Ya, dia juga setuju dengan ucapan Gavin.      

"Tentu saja Mama super hebat! Dia luar biasa dengan bakatnya!" Kuro bersemangat memuji ibu angkatnya yang memang menjadi idola dia.      

"Ayo, sekarang kita harus kembali ke benteng. Rasanya kita sudah cukup berpetualang hari ini." Zevo menganjurkan dan semuanya mengangguk setuju.      

Namun, belum juga mereka sempat melangkah, tiba-tiba muncul segerombolan serigala berbulu putih yang sudah datang untuk mengepung kumpulan bocah itu.      

Rupanya, para serigala tadi berdatangan setelah mencium bau darah di udara dari bangkai monster beruang yang terkapar penuh luka.      

"Astaga, ini benar-benar bahaya! Mereka begitu banyak!" Kuro menatap gerombolan serigala putih yang berjumlah sekitar seratus lebih.      

"Ke-kenapa ada banyak sekali?!" Voindra yang paling mudah takut, menempel lebih ketat pada kakaknya yang baru saja sembuh.      

"Jo, sepertinya kita harus menggunakan anting komunikasi untuk menghubungi orang tua kita!" Zevo lumayan panik melihat begitu banyaknya serigala yang datang.      

Jovano menghirup udara dingin dan menyahut, "Tidak, tidak perlu melibatkan orang dewasa. Ayo kita tangani ini lagi bersama-sama. Yakinlah, kita pasti bisa!" Ia masih bersikeras bahwa ini adalah latihan terbaik untuk mengeluarkan potensi mereka setelah berlatih selama dua minggu di Alam Schnee.      

"Jo, jangan gila! Kak Va baru saja sembuh!" pekik Voindra panik sambil melirik ke gerombolan serigala yang mulai mendekat dan memamerkan taring-taring mereka.      

"Percayalah padaku, kita pasti bisa mengatasi mereka!" tegas Jovano. "Buat lingkaran! Vargana dan Voi di tengah lingkaran dan kita harus menjaga mereka berdua agar tidak disentuh serigala!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.