Devil's Fruit (21+)

Bangkitnya Kekuatan Elemen



Bangkitnya Kekuatan Elemen

0Fruit 600: Bangkitnya Kekuatan Elemen     
0

Tidak terasa, sebulan sudah berlalu di Alam Schnee. Semua tim sudah semakin kuat. Dan meski mereka sudah berada satu bulan di alam milik King Zardakh, nyatanya, itu terhitung satu hari saja di alam bumi manusia.      

King Zardakh memang sengaja mengubah waktu begitu agar semua tim bisa leluasa menaikkan kekuatan mereka.      

Kini, memasuki bulan kedua, latihan tentu saja lebih diperberat untuk masing-masing tim. Para bocah wanita yang tadinya gusar, seperti Voindra dan Shona, kini mereka sudah menemukan alasan tersendiri dengan menempa diri di Alam Schnee.      

Semua orang memiliki goal sendiri-sendiri.      

Dan setiap malam, seluruh anggota tim bisa mengembalikan kekuatan mereka menggunakan Buah Energi Roh dan mengonsumsi Inti Kristal untuk menaikkan kekuatan elemen mereka.      

Bagi yang belum membangkitkan kekuatan elemen, dengan terus mengonsumsi Inti Kristal, maka mereka secara perlahan-lahan dan pasti akan menumbuhkan energi elemen mereka.      

Hal itu tidak berlaku bagi Giorge. Sebagian ras Vampir tidak memiliki energi elemen. Maka, Inti Kristal digunakan Giorge hanya untuk meningkatkan kekuatan fisiknya belaka.      

Hanya Vampir jenis khusus yang mampu menumbuhkan sebuah kekuatan elemen. Seperti Emanuela, contohnya. Gadis vampir kecil itu memiliki elemen angin yang bisa menciptakan badai tornado.      

Beberapa tetua Vampir juga ada yang memiliki kekuatan elemen, namun biasanya bukan api. Bisa dikatakan api merupakan elemen musuh utama bagi para Vampir. Oleh sebab itu, mereka takut jika berperang dengan para Iblis yang memiliki elemen api dasar dalam tubuhnya.      

Di hari libur latihan, biasanya digunakan para bocah untuk menjelajahi Alam Schnee, sedangkan para dewasa memilih tetap di kastil dan melakukan kegiatan intim mereka.      

Mutiara ilusi pemberian dari King Zardakh juga sangat berguna bagi tim prajurit iblis dan juga Raja Naga Iblis Heilong serta Gazum. Dengan benda ajaib tersebut, kebutuhan batin mereka semua terpenuhi dan mereka jadi lebih bersemangat setelah bangun tidur.      

Menurut King Zardakh, jika seseorang tidak terpenuhi kebutuhan batinnya, itu akan berimbas pada keseimbangan emosionalnya. Orang itu bisa lebih mudah marah. Maka dari itu, King Zardakh tidak merasa rugi telah merogoh kantung hartanya untuk memberikan banyak mutiara ilusi pada yang membutuhkan.      

Bila serdadunya bahagia, maka mereka akan lebih patuh dan bersemangat melaksanakan perintah. King Zardakh menyadari itu. Dan metodenya memang berhasil.      

Di bulan kedua, mereka makin giat berlatih. Dan bocah-bocah selain Jovano juga sudah mulai menumbuhkan kekuatan elemen mereka.      

Jovano memang benar-benar anak spesial. Dari lahir, dia sudah memiliki kekuatan elemen tanpa perlu ditumbuhkan dengan berlatih keras.      

Gavin memiliki kekuatan elemen bumi. Dia bisa memunculkan dinding dari tanah padat dengan cepat.      

Zevo berhasil menumbuhkan kekuatan elemen petir. Dia bisa menciptakan jarum-jarum dari petir yang akan menyengat jika terkena ke tubuh lawannya.      

Adiknya, Shona, sukses memunculkan kekuatan elemen air. Dia mampu membuat banjir besar dan membuat kurungan dari air.      

Sedangkan Vargana, memiliki kekuatan elemen angin. Dengan angin kuatnya, dia bisa mencabik-cabik lawan seperti halnya kekuatan milik Gazum. Hal ini membuat Sang Rajawali Angin merasa dirinya tak berguna karena disamai oleh bocah.      

Kemudian, Voindra, dia bisa mengeluarkan elemen logam. Karena elemen dia berjenis logam, maka bukan hal sulit baginya memunculkan bilah-bilah tajam dari logam yang mirip seperti belati.      

Dan mereka semua memiliki elemen dasar yaitu api, karena mereka dari ras Iblis. Meski begitu, mereka belum bisa menggabungkan elemen api dasar mereka dengan elemen bawaan mereka. Juga, banyak dari bocah-bocah itu belum bisa memunculkan elemen api mereka.      

Jovano adalah kasus istimewa. Elemen dia dari kedua orang tuanya adalah api dan petir. Namun api dia berevolusi dengan cepat menjadi api hitam, melebihi api Cero ibunya. Dan petirnya berevolusi gila menjadi Cahaya Surgawi.      

Meski begitu, Jovano masih bisa memunculkan api dan petir sebagai senjata pertarungan dia. Kekuatan api Hitam Neraka dan Cahaya Surgawi hanya ia munculkan jika sangat terdesak saja.      

Sepanjang minggu begitu kekuatan elemen para bocah itu muncul, mereka terus saja melatihnya tanpa henti seharian. Bahkan di saat hari libur latihan.     

"Liat, Kak! Aku bikin pisau dari baja!" Voindra menggerak-gerakkan pisau bajanya yang berhasil dia ciptakan.      

"Wah, kemarin pisau dari tembaga, kan?" Vargana menyahut.      

"Kemarin pisau dari besi, Kak. Lupa, yah? Pisau tembaga itu yang kemarinnya lagi." Voindra mengerucutkan bibirnya.      

Sang kakak tertawa sambil acak poni adiknya. "Iya, iya, Kakak bangga padamu, kok! Nah, liat sini... Kakak bisa gerakkan pisau baja kamu pakai elemen angin Kakak, nih!" Vargana pun lekas gunakan angin dia untuk membawa pisau baja itu dan melesat menebas pohon.      

Zurpp!     

Batang pohon itu pun berlubang begitu angin Vargana begitu ganas menerjang sambil membawa pisau baja ciptaan sang adik.      

"Woaahh! Hebat!" Voindra bertepuk tangan senang. "Kak, kalau begitu, kita nanti bisa kerja sama kalo nyerang musuh, iya kan? Aku yang ciptakan senjata tajam, Kak Va yang gerakkan ke musuh!"      

"Ha ha ha... tidak buruk! Idemu itu tidak buruk, Voi!" Vargana acungkan ibu jarinya ke Voindra yang meringis senang.      

Bzzttt... DHUAARR!!!      

Tiba-tiba saja pohon di dekat para bocah itu meledak. Terlihat Zevo dan Shona baru saja menjulurkan tangan mereka.      

"Heee??? Kalian yang meledakkan pohon itu sampai jadi arang begitu?" tanya Voindra ke duo anak Pangeran Djanh.      

Shona mengangguk. "Aku mencoba gabungkan kekuatan elemen aku dan Zevo. Ternyata hasilnya lumayan kuat."     

"Sho, panggil aku Kakak atau Kak Zevo. Kau ini lebih muda dariku." Zevo mengerang sambil memprotes ke adiknya yang selalu saja memanggil nama padanya.      

"Zevo." Shona tidak perduli.      

"Ha ha ha! Kak Zev, Shona mungkin malu kalau memanggilmu Kakak." Voindra tertawa kecil.      

"Malu? Untuk apa dia malu?" Zevo menggaruk belakang kepalanya yang agak gatal.      

"Coba kau pusatkan konsentrasi kamu ke tanah itu dan buat jari semacam jarum besar." Terdengar Jovano sedang melatih Gavin.      

Bocah-bocah itu sedang berkumpul di hutan tempat mereka biasa berlatih. Para orang tua sudah tidak begitu cemas mengenai keselamatan mereka karena mereka percaya anak-anak itu mampu melawan monster apapun bersama-sama.      

"Ternyata Kak Jo sedang melatih Gavin!" Voindra beralih mendekat ke Jovano dan Gavin di sudut lain dekat dia berdiri. "Gavin bakalan ciptakan hal baru lagi dari elemen dia, yah? Bumi, kan?"      

Gavin menoleh ke Voindra. Ia mengangguk sambil berkata, "Iya, Voi. Aku ingin bisa bikin jarum dari tanah padat seperti Aunty Andrea."      

"Kalo Aunty Andrea memang hebat. Nah, kau harus berusaha menyamai Aunty Andrea yah, Gav!" Voindra tulus memuji bibinya yang memang hebat dalam kekuatan elemen.      

"Kak Kuro, kau punya elemen apa saja?" tanya Vargana ke Kuro yang duduk santai sambil bersandar di batang pohon pinus.      

Kuro tersenyum lebar. "Api! Juga kabut! Tapi yang paling aku andalkan adalah kabut hitam kesayanganku..." Ia mengeluarkan kabut bersifat korosif kesayangannya.      

"Kabut Kak Kuro sangat hebat dan mengerikan!" Voindra menambahkan. "Bisa membuat musuh jadi bubur yang... ugghh... menjijikkan!"      

"Ha ha ha! Itu adalah bubur terhebat dariku untuk menambahkan pupuk menyehatkan bagi tanah!" Kuro mengusap hidungnya penuh bangga.      

"Kak Shiro, ayo berlatih denganku!" ajak Zevo pada hybrid putih di dekat Kuro.      

Begitulah semangat dan antusias para bocah itu pada kekuatan elemen mereka.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.