Devil's Fruit (21+)

Serangan Monster Burung



Serangan Monster Burung

0Fruit 609: Serangan Monster Burung     
0

'Satu... dua... di sana!' Jovano menghitung dalam hati dan lekas semburkan energi apinya yang membentuk pusaran di sekujur tubuh untuk menghantam inkarnasi yang muncul di detik ketiga.      

Beep!     

Kalung di leher Jovano pun berbunyi menandakan ia berhasil membunuh inkarnasi itu. Ia bersorak dalam hatinya. Ingin memberitahukan penemuannya, tapi dia teringat bahwa ini termasuk kompetisi Inti Kristal. Jika dia memberitahu semua orang bahwa sosok kloning Myren muncul di detik ketiga, semua orang akan banyak memanen Inti Kristal.      

Ini akan mengacaukan latihan yang diberikan Myren.      

Berdasarkan pemahaman itu, Jovano pun urung memberitahu yang lain dan hanya diam sambil terus berkonsentrasi menghindari dan lalu menyerang inkarnasi.      

Meski Jovano mengetahui para inkarnasi muncul di detik ketiga, namun tetap saja kemunculannya tetap acak secara tempat. Bisa di depan, samping, belakang, atas.      

Maka, yang dilakukan Jovano setelah menghitung 3 ketukan detik di benaknya, dia lekas membentuk pusaran api di sekeliling tubuhnya dan pusaran itu membesar hingga mengenai inkarnasi secara cepat sehingga itu menjadi keberhasilan dia.      

Tindakan Jovano yang cerdas itu tentu saja tidak luput dari penglihatan Myren. Ia tersenyum sambil membatin, 'Bocah itu... rupanya dia sudah menemukan pengaturan yang kuberikan di inkarnasi'.      

"Sepertinya Jovano sudah mengetahui trik dari latihan ini, Jenderal." Panglima Kenz juga menemukan ini.      

Myren mengangguk. "Bocah itu kecerdasannya mengerikan, melebihi ibunya."      

"Dia dengan cepat menemukan rahasia pengaturan inkarnasi yang kau atur, Jenderal. Itu sungguh mengagumkan. Hanya dalam waktu di bawah satu jam dia sudah berhasil tau." Panglima Ronh menambahkan.      

"Benar." Myren mengakui. "Kecerdasan Jovano sungguh di luar batas. Dia cepat berpikir dan menganalisis semuanya. Pantas saja Ayah ingin mempercayakan Kerajaan Orbth di tangannya."      

Sedangkan pada Jovano sendiri, dia juga masih harus menganalisis arah kemunculan inkarnasi. Ia kembali fokuskan perhatian meski harus sesekali tersentuh. Otaknya dengan cepat berpikir.      

Akhirnya, Jovano pun menemukan jawabannya. 'Alurnya ternyata depan, samping kanan, belakang, depan, atas, samping kiri, belakang, dan kembali ke urutan awal tadi! Astaga... merepotkan sekali!' batinnya.      

Maka, berdasarkan pengamatan mendalam itu, Jovano pun akhirnya berhasil mematahkan semua serangan sentuhan inkarnasi. Kalung di lehernya berkali-kali berbunyi untuk kesuksesannya.      

Ini menarik perhatian Pangeran Djanh dan Giorge.      

"Jagoan, rupanya kau juga hebat!" Giorge memuji anak tirinya.      

"Iya, Poppa!" seru Jovano sambil terus menghitung dan memperkirakan arah kemunculan inkarnasi sesuai dengan urutan yang dia ketahui. Sedikit saja dia lengah, maka ia akan tersentuh. "Aku berusaha yang terbaik!"      

"Bagus, jagoanku!" Giorge tertawa gembira.      

"Sungguh cucu dari King Zardakh yang dibanggakan!" teriak Pangeran Djanh sambil terus menghancurkan sosok inkarnasi yang ingin menyentuhnya.      

Dalam waktu tiga jam, mereka terus berlatih menggunakan inkarnasi buatan dari Myren. Usai itu, Myren menghentikan latihan ini.      

Semua anggota tersengal-sengal, kecuali Pangeran Djanh dan Giorge. Bahkan Jovano yang berhasil menemukan pengaturan inkarnasi saja masih terengah-engah begitu waktu dinyatakan selesai.      

Myren hanya bisa tersenyum kecut. "Sepertinya Inti Kristal kali ini banyak dikuras oleh Pangeran Djanh dan Giorge. Selanjutnya, di peringkat ketiga ada Jovano yang gemilang."      

Untung saja kebun Inti Kristal milik Andrea luas dan menghasilkan milyaran kristal sekali panen setiap enam bulan sekali.      

Myren menyerahkan tiga ribuan Inti Kristal pada Pangeran Djanh dan Giorge. Sedangkan ke Jovano dia menyerahkan sekitar dua ribu Inti Kristal.      

"Aku tidak begitu membutuhkan ini," Giorge memandang kantung besar berisi Inti Kristal dari Myren, "maka, aku ingin membagikan ini kepada semua orang saja. Tidak apa, kan Jenderal?" Ia alihkan pandangan pada Myren.      

Sang Jenderal pun mengangguk. "Tidak masalah. Itu sudah menjadi milikmu, akan kau apakan, itu adalah wewenangmu."      

Semua prajurit Iblis pun bersorak gembira akan menerima Inti kristal gratis dari Giorge.      

"Ha ha ha... kalau aku tidak membagikan ini ke semua orang, tidak mengapa, kan?" Pangeran Djanh mengangkat ringan kantung besar yang ia dapatkan dari Myren.      

"Itu hak Anda, Pangeran. Silahkan saja gunakan sesuai yang Pangeran ingin." Myren tersenyum. Ia bisa memahami pikiran putra dari King Huvr. Tentu saja daripada membagikan inti kristal pada orang asing yang tidak dikenal, lebih baik gunakan untuk diri sendiri atau untuk keluarganya.      

Benar dugaan Myren, Pangeran Djanh membagikan inti kristal berjumlah tiga ribuan itu kepada Revka dan dua anak mereka.      

Sementara itu, pembagian hadiah inti kristal dilanjutkan ke yang lainnya. Urutan keempat adalah Andrea, dan kelima adalah Dante, kemudian disusul Raja Naga Iblis Heilong, Rogard, Kyuna, dan dua orang prajurit Iblis. Itu semua sepuluh besar pemenang inti kristal kali ini.      

Semua orang diperintahkan untuk kembali ke hutan agar bisa beristirahat sejenak sembari menunggu perintah Myren selanjutnya.      

Mereka pun segera bersantai di dahan-dahan pohon hunian mereka, saling bercengkerama, mengobrol mengenai latihan tadi, dan ada juga yang tiduran di dalam lubang pohon sambil berbincang atau sekedar pejamkan mata sejenak.      

Hampir satu jam mereka sedang bersantai, tiba-tiba saja dari arah kejauhan terdengar bunyi pekikan nyaring. Dan itu bersahut-sahutan.      

Suara itu kontan saja membuat semua orang segera keluar melonjak dari hutan, ingin tau apa yang sedang terjadi.      

Mata mereka membulat terkejut ketika melihat di langit kejauhan sana, ada begitu banyak binatang terbang yang sedang menuju ke arah mereka.      

Myren dan dua panglimanya juga sudah menyadari kedatangan makhluk terbang yang mungkin jumlahnya sekitar ribuan.      

"Prajurit! Bersiap untuk tempur!" teriak lantang Myren mengkomando semua tim. "Jangan sampai mereka menyerang hutan kita! Serbu ke arah mereka! Gunakan kekuatan apapun milik kalian!" perintah Myren.      

Semua tim Iblis pun bergegas terbang melesat ke arah ribuan monster terbang yang akan menyerang hutan mereka.      

Mereka harus benar-benar mempertahankan hunian mereka dari serbuan para monster berwujud burung namun aneh dan terlihat sangat ganas, juga berukuran besar.      

"Yang belum bisa terbang, bisa naik ke punggung Gazum atau menyerang dari bawah!" Myren segera memerintah untuk beberapa anggota Tim Blanche yang belum bisa terbang.      

Jovano melambung bersama Andrea dan Dante untuk bergerak menuju ke gerombolan monster burung itu.      

Kuro dan Shiro naik ke punggung ayah mereka yang berubah menjadi naga iblis dan terbang bertiga ke monster-monster burung.      

Kyuna dan Rogard naik ke punggung Gazum yang tampil dalam wujud aslinya yang besar raksasa. "Ayo Voi, Vargana, Shona, Gavin, Zevo!" ajak Kyuna karena punggung si Rajawali Angin memang masih luas.      

"Aku ingin bersama Tuan Singa Hitam!" Zevo mendadak menginginkan itu. Noir mengangguk dan membiarkan Zevo menaiki dirinya. Kebetulan mereka sama-sama memiliki elemen petir.      

"Aku akan naik Sabrina, boleh?" Vargana bertanya ke si macan sabertooth di dekatnya.      

Sabrina mengangguk. "Ayo, Nona! Kita hancurkan semua musuh!" Ia menyediakan punggung besarnya ke Vargana. "Berpegangan yang erat padaku!"     

Sulung dari Myren dan Ronh itu berteriak girang. Ini sungguh seperti idamannya, beraksi gagah di atas punggung Beast tunggangan keren seperti Sabrina! Sungguh Lara Croft, batin Vargana.      

Maka, mereka semua melesat ke arah monster burung agar pertempuran terjadi jauh dari hutan mereka.      

Masing-masing anggota tim mulai menembakkan berbagai kekuatan elemen yang mereka miliki untuk menghantam ribuan monster burung.      

"Gunakan jarum besar dari elemen kalian, atau bentuk elemen kalian seperti senjata mematikan!" seru Kenzo sambil terus melawan para monster menggunakan pedangnya.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.