Devil's Fruit (21+)

Menemukan Danau Kawah



Menemukan Danau Kawah

0Fruit 612: Menemukan Danau Kawah     
0

"Panglima Kenz, coba periksa dengan teliti, apakah kawah ini berbahaya atau tidak." Myren meminta Kenzo yang memiliki kekuatan elemen tanah yang hebat untuk memeriksa kondisi tanah di situ.      

"Siap kerjakan, Jenderal!" Kenzo pun segera berlutut dan menempelkan lagi telapak tangannya untuk merasakan apapun yang ada di tanah dan juga di dalamnya. Itu termasuk juga dengan komposisi tanah tersebut. "Lapor, Jenderal, ini tidak berbahaya. Seperti yang sudah aku katakan sebelumnya, gunung ini tidak aktif, dan kolam magma jauh di dalam dan tetap tenang tanpa ada tanda-tanda akan naik."      

Mendengar laporan dari Kenzo, Myren manggut-manggut dengan senyum dipulas pada wajah tegasnya.      

"Kak Myren khawatir ama gas belerangnya, yah?" Andrea mencoba menebak apa yang dipikirkan si kakak.      

Sekali lagi sang Jenderal mengangguk. "Benar, Andrea. Aku mengkhawatirkan gas beracunnya. Apakah ada yang bisa menganalisis mengenai ini?"      

"Aku ingin mencoba!" Kuro maju ke depan. "Aku punya elemen kabut racun, dan oleh karena itu, aku bisa mendeteksi udara beracun juga."      

"Oke, Kuro, tolong teliti dengan baik apakah ada udara beracun di sini." Myren memberi ruang untuk Kuro.      

Bocah hybrid hitam itu menjulurkan tangannya sambil hidungnya mengendus di udara. Ia melakukan ini selama hampir lima menit. "Tidak, rasanya aku tidak mencium bau belerang atau sejenis sulfur dioksida, dan juga... tidak ada jejak asam sulfat di airnya. Jadi, aku rasa danau ini aman-aman saja."      

Myren menatap takjub ke Kuro. "Wow, diam-diam anak angkatmu ini mengerti berbagai unsur kimia, Andrea!"      

"Siapa dulu dong yang ajarin dia gituan..." Nyonya Cambion pun mengusap hidungnya penuh aroma bangga pada Kuro. "Itu karena kabut racun Kuro itu termasuk Hidrogen fluorida yang sangat korosif, dan aku rasa lebih berbahaya daripada asam sulfat sekalipun!" Dia tepuk bangga bahu Kuro.      

"Hidrogen fluorida? Gas HF?" Panglima Ronh ikut takjub. "Jadi, kabut yang dikeluarkan oleh Kuro itu... Hidrogen fluorida?"      

Andrea mengangguk memastikan.      

"Astaga, mengerikan sekali..." Panglima Ronh berdecak sambil bergidik. "Untung aku bukanlah musuh dari Kuro, ha ha ha..." Ia tertawa lega. Bayangkan saja jika dia diperangkap oleh kabut Hidrogen fluorida milik Kuro... pasti akan jadi bubur daging.      

"Apakah dari kecil Kuro sudah memiliki gas Hidrogen fluorida?" Kali ini Panglima Kenz yang penasaran.      

Andrea sekarang menggeleng. "Kagak. Waktu dia masih kecil... seukuran kelingking aku nih, dia cuma keluarin semacam api hitam, dan ketika dia lebih gedean, muncul kayak ada jumbai dari kulit di belakang kepala dia dan dari itu muncul juga kabut racun Kuro."      

Kuro saling tatap dengan mamanya dan segera memunculkan sosok asli dia yang merupakan ular sebesar tubuh orang dewasa, lengkap dengan jumbai kulit berwarna hitam mengkilap. Dengan membuka mulutnya itu jumbainya juga ikut terbuka lebar bagai kipas.     

"Cantik!" puji Myren sambil belalakkan mata melihat keindahan wujud asli Kuro dengan jumbainya.      

"Oke, jadi ini positif kagak bahaya di sini, yak!" Andrea kembalikan obrolan ke diskusi semula.      

"Yup!" Myren mengangguk. "Karena danau kawah ini tidak berbahaya, aku ingin gunakan danau ini untuk sarana berendam bagi kita semua."      

"Berendam?" ulang Andrea dengan nada tanya. "Semua anggota? Di sini?"      

"Iya," jawab Myren. "Kenapa? Kupikir ini pasti bisa menampung kita semua karena terbilang luas. Aku yakin semua anggota bisa masuk sekaligus dalam sekali jalan."      

Andrea pun manggut-manggutkan kepalanya. "Gak buruk juga sih idenya. Lagian, air di danau ini juga hangat karena dekat dengan aliran magma. Pasti bisa bikin semua anggota ngerasain relaksasi kalo berendam di sini barang satu jam aja."      

"Itu tujuanku meminta Kenzo memeriksa kondisi di sini dan juga Kuro." Myren tersenyum puas. "Nah, karena kita sudah paham dan menemukan danau kawah yang bagus ini, sekarang ayo kita kembali ke hutan. Aku butuh merencanakan program latihan untuk hari esok."      

Setelah itu, Raja Naga Iblis Heilong kembali merubah wujudnya menjadi naga besar yang mampu dinaiki enam orang sekaligus tanpa kesusahan.      

Sesampainya di hutan, ketiga perempuan itu tidak mengatakan apapun pada anggota tim yang bertanya ke mereka. Myren sudah meminta mereka bertiga untuk tidak membocorkan mengenai rencana atas danau kawah temuan mereka itu, meski pada orang terdekat sekalipun.     

Berendam di danau kawah itu nantinya akan dijadikan kejutan untuk semua anggota tim setelah mereka menjalani latihan keras besoknya. Tentu pantas jika mereka mendapatkan sesi rekreasi di akhir pekan, bukan?      

Ini memang bertepatan dengan akhir pekan yang akan menjelang dan digunakan orang-orang untuk bersantai tanpa latihan.      

"Rea, kau benar-benar tidak ingin mengatakan apapun mengenai kemana kau dan yang lainnya pergi tadi?" tanya Giorge malam itu ketika menemani Andrea di Pondok Alkemia di Alam Cosmo.      

Andrea menggeleng. "Sekali enggak yah enggak. Kan aku dah bilang, Kak Myren kagak ngebolehin kami bocorin tentang apa yang kami temuin tadi sore." Ia memurnikan banyak bahan ramuan menggunakan api Cero yang dikendalikan secara tepat.      

"Bahkan tidak mau mengatakan pada kami?" Dante duduk di samping istrinya yang berdiri sambil tatapannya lekat ke aksi Andrea.      

"Kagak bisa, Dan... Kak Myren juga udah pesan gak bocorin meski ke suami atau sohib. Udah, deh... kalian tinggal nunggu besok aja gimana jadwal latihan yang dikasi Kak Myren, oke? Gih sono, dah... jangan gangguin aku yang lagi konsen gini!" Andrea terpaksa mengusir dua suaminya dari Pondok Alkemia.      

Tapi, ternyata dua suami tidak ingin bergeming dari tempat mereka, dan mereka pun berjanji untuk tidak lagi merongrong ingin tau mengenai apa saja yang ditemukan Andrea dan yang lain tadi sore.      

Sesudah Andrea berhasil membuat banyak pil penahan dingin dan juga pil penyembuh luka, ia mengajak Dante dan Giorge untuk menemui Myren dan Ronh yang sedang memanen Buah Energi Roh dan Inti Kristal di kebun khusus itu.      

"Sudah kelar bikin pil-nya, Andrea?" tanya Myren ketika sang adik menjumpai dia di kebun.      

"Hu-um, udah, Kak. Kita balik ke Alam Schnee lagi sekarang?" Andrea mengangguk.      

"Oke, kita balik. Apa Kenzo ama Sabrina udah balik duluan? Kok tumben mereka enggak keliatan setelah kita tadi masuk ke sini?" Myren menyimpan buah dan kristal di dalam cincin ruangnya.      

"Iya, Kak. Mereka udah balik tadi. Ayok sekarang giliran kita." Andrea bersiap untuk mengirim mereka kembali ke Alam Schnee.      

Begitu sampai di Alam Schnee, Myren mengajak Ronh mencari Kenzo untuk berembug mengenai jadwal latihan esok.      

Sedangkan Andrea dan dua suaminya bersantai di lubang pohon mereka.      

"Sayank, apa kau lelah? Sini aku pijitin..." Dante menawarkan kebaikannya.      

"Ummhh... boleh juga..." Andrea segera rebah telungkup di atas kasur bulu empuknya yang lebar.      

"Aku juga bantu pijat kamu, yah Rea?" Giorge tak mau kalah.      

"Ahh... indahnya hidupku..." desah Andrea sambil membiarkan dua suaminya memijat tubuh lelah dia setelah berkutat di Pondok Alkemia berjam-jam.      

-0-0-0-0-0-     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.